15. Case 2: Kutukan Idol (Part 1)

15 4 0
                                    

Satu jam dilewati Alizeh penuh derita

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Satu jam dilewati Alizeh penuh derita. Rasa nyeri di bagian perutnya belum juga hilang. Terasa seperti menusuk-nusuk di bagian pinggang sampai dalam perut. Sumilang. Bukan hal asing bagi Alizeh dikunjungi rasa sakit ini. Memang tidak setiap bulan, tapi seringkali kambuh saat ia dapat menstruasi.

Alizeh ingin mengambil handphone mengecek apa Mako atau Fizzel sudah membaca pesannya di grup mereka. Somebody help me! Gua butuh obat nyeri buat haid. Itu yang diketik Alizeh. Nahas, belum sempat meraih handphone di meja, rasa sakit itu menyerang perut Alizeh semakin hebat.

"Aaaaaargh!" teriak Alizeh tidak tahan lagi. Alizeh sampai jatuh dari kasur dan terguling di lantai. Tangannya meremas perut berharap dengan begitu bisa sedikit meredakan rasa sakit. Percuma.

Pintu kamar Alizeh dibuka. Bukan Mako atau Fizzel yang datang, melainkan Arion yang hanya mengenakan celana hitam panjang untuk latihan dan dada polos tidak ditutupi apa pun. Tampak bulir-bulir keringat menetes di wajah, leher, dan dada sixpath pemuda itu. Jelas baru latihan work out seperti yang biasa ia lakukan.

"Lu kenapa?" tanya Arion kaget melihat Alizeh.

"Errrgh ... sakit ...." rintih Alizeh masih meremas perutnya.

Arion merangsek masuk ke kamar Alizeh dan segera membantu Alizeh duduk. Baru saja sebentar, Alizeh sudah langsung berteriak kesakitan.

"Perut gua mulas ... " kata Alizeh.

Arion malah tertawa. "Kebanyakan makan cabe ya lu makanya diare?"

Alizeh menggeleng. "Gua lagi dapat ...." kata Alizeh.

"Dapat apa?" tanya Arion bloon.

Alizeh menggeram kesal di sela rasa sakitnya melihat Arion. "Please, tolong anterin gua ke apotek. Gua perlu beli obat anti nyeri buat mentruasi."

Butuh beberapa detik sampai akhirnya Arion paham. Ia menghela napas dan segera bangkit, memandang Alizeh dengan tatapan seperti kasihan. "Lu di sini aja. Biar gua yang beli obatnya ke apotek."

"Eh! Tunggu!" Alizeh panik melihat Arion pergi dari kamarnya. Benar-benar tidak ada pilihan. Tidak ada orang lain yang bisa Alizeh harapkan selain Arion saat ini. Alizeh agak kecewa karena belum sempat memberitahu Arion merek obat nyeri yang cocok untuknya. Biasanya ampuh menghilangkan rasa sakit itu.

Ternyata Arion belum pergi. Dia datang lagi dengan membawa air dalam kemasan botol bening. Sudah mengenakan kaos hitam, tidak telanjang dada lagi.

"Baring dulu," kata Arion menarik tangan Alizeh.

Alizeh malah memberontak. "Lu mau ngapain?" tanya Alizeh takut ketika Arion menuntunnya berbaring di kasur.

Arion berdecak kesal, tapi langsung menggendong Alizeh tanpa peduli Alizeh berteriak dan memberontak. Dengan pelan ia meletakkan Alizeh di atas kasur. Botol air diletakkan di atas perut Alizeh.

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora