22. Case 3: Pocong Kobo (Part 1)

14 4 3
                                    

Sudah bolak balik Arion melihat jam di tembok. Sudah pukul sembilan pagi, tapi Enrique belum juga datang. Padahal janjinya dari jam delapan dia mau latihan Muay Thai dengan Arion. Kebiasaan.

Arion duduk di sofa lalu menyetel Nintendo dan sudah mulai asyik main game. Alizeh masuk sambil menjinjing seember besar berisi pakaian basah yang habis ia cuci di kamar mandi luar. Sudah pasti mau dijemur di atap. Serempong itu memang. Tidak ada mesin cuci, mau laundry takut boros, dan harus mengangkat cucian dari luar ke dalam lagi karena tidak ada tangga di luar menuju lantai atas.

Arion melirik Alizeh yang kesulitan melewati pintu sambil membawa ember cucian, lalu cuek, dan kembali asyik berseru keasyikan main game.

Sementara Alizeh di pintu memandang Arion kesal. Ember dia banting kuat ke lantai. Masih sambil melihat Arion kesal, Alizeh merapikan helaian rambut dan poninya yang berantakan dari jepitan rambut.

Yang sedang dilihat tetap tidak peduli seolah tidak ada Alizeh di situ, malah makan keripik dengan santai.

"Shit! Kayak gitu dibilang suka sama gua," gumam Alizeh pelan. Sudah yakin akan mencoreng salah satu indikator yang dituliskan Fizzel untuknya waktu itu.

Membantu apanya? Suka apanya? Dia bahkan tidak menganggapku perempuan, batin Alizeh kesal. Dengan penuh ketegaran Alizeh menghimpun tenaga dan mengangkat ember lagi. Pelan-pelan mulai menaiki tangga dengan susah payah.

"Olahraga biar sehat! Bener tuh! Karakter yang ini emang paling the best, Cuy!" seru Arion dari bawah sana.

Alizeh masih sempat melirik Arion dari tangga ketika posisinya sudah di pertengahan.

Sambil menjemur di atap dengan napas ngos-ngosan dan kening berkeringat, Alizeh mulai bingung. Buat apa juga dia berharap Arion akan membantu dan memperlakukannya dengan manis? Sudah jelas Arion bukan pacarnya, terlebih Arion juga punya Yoriko.

***

Pasangan suami istri Edi dan Ratna keluar dari kamar dan menegur Arion. Keduanya sudah rapi dan bahagia.

"Mau ke mana nih cakep-cakep banget? Pasti mau nge-date ya?" Arion tersenyum ramah.

"Ratna lagi ngidam pingin jalan-jalan ke Sea World. Pingin lihat lumba-lumba katanya. Makanya gua udah sengaja ambil cuti hari ini, Arion." Edi menggandeng istrinya.

Ratna tersenyum dan balas menatap sang suami. Mereka tersenyum.

"So sweet. Jadi pingin nikah deh lihat Mas sama Mbak. Lanjut deh jalan. Hati-hati ya."

"Makasih, Arion." Ratna mengangguk ramah.

"Yuk!" Edi tersenyum lagi ke Arion berbasa-basi. Kemudian mereka pergi dengan mobil pesanan Edi.

Baru saja memalingkan wajah dari pintu, Arion sudah menoleh lagi dengan cepat ke halaman depan. Ada seorang anak laki-laki memakai seragam SMP tersenyum.

"Assalamu'alaikum!" seru anak itu seraya menghambur masuk ke rumah.

"Waalaikumussalam," sahut Arion langsung bangkit mendekati tamu.

Anak laki-laki melihat Arion dengan tatapan kagum seperti melihat artis ibukota lalu berlari mendekati Arion. "Papa! Akhirnya ketemu juga!"

Mata Arion mendelik. Kaget luar biasa dan langsung menjauh dari anak itu. "Eh? Apaan sih? Datang-datang papa papa aja? Siapa lu? Anak siapa?"

"Wah! Papa lagi main game! Aku ikut ya, Papa!" Anak laki-laki itu tidak peduli malah masuk dengan cepat. Duduk di sofa dan melanjutkan main game Nintendo.

"Eh! Nih bocah tengil. Belum jawab main nyelonong aja. Siapa lu? Mau ngapain ke sini?" Arion mendatangi anak itu dengan terheran-heran.

"Sini, Papa. Kita mabar!" Anak laki-laki tidak peduli dan malah menarik Arion agar duduk di dekatnya.

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Место, где живут истории. Откройте их для себя