36. Terbawa Perasaan (Part 1)

23 5 6
                                    

Mobil jaguar hitam baru keluar dari car wash dalam keadaan sudah bersih dan berkilau. Arion menepi sebentar di pinggir blok dekat car wash. Cukup lama terdiam memperhatikan sepasang kekasih yang masuk ke sebuah kafe sambil berpegangan tangan mesra.

Guratan senyuman muncul di wajah Arion.

Kejadian kemarin masih terpeta jelas dalam ingatannya. Alizeh.

Hanya dalam satu hari, ada hal-hal lain berkembang dari hubungan mereka. Apa yang telah dilakukan Arion bersama Alizeh bukan hanya perkara dua orang dewasa yang berdekatan.

"Syaithon ...."

Pasti itu yang akan dikatakan keluarga Arion jika mereka tahu.

Terlebih hal itu terlarang, harus diakui dengan jujur bahwa Arion sangat menyukainya. Tidak pernah menikmati seorang pun wanita di dunia ini seperti Alizeh. Alizeh tidak hanya cantik, tapi setiap inci tubuhnya begitu memesona. Tinggi, langsing, mulus, leher jenjang, jawline indah dan lembut, bentuk tubuh hourglass seperti jam pasir, kaki panjang dengan paha sekal, dan dada berukuran pas dan kencang.

Bagian-bagian tertentu dari tubuh Alizeh menunjukkan khas tubuh wanita yang belum terjamah laki-laki. Itu satu point yang membuat Alizeh semakin menggoda.

Aroma gadis yang sedang ranum-ranumnya begitu menusuk dan dapat menembus hingga dimensi lain.

Jika saja tidak ada khodam ular itu di dalam diri Alizeh, sudah pasti Alizeh diburu banyak lelaki.

Arion terus mengulang-ulang dalam pikiran bagaimana Alizeh membalas ciuman alih-alih menolak. Alizeh bukan tipe wanita cantik dingin saat bermesraan, tidak pasif, dan bisa membuat laki-laki ketagihan. Sentuhan tangan Alizeh di rambut Arion bahkan masih terasa sampai sekarang. Tubuh gadis itu basah, tapi terasa hangat dalam pelukan Arion. Lalu Alizeh memejamkan mata dan pasrah saat Arion mulai mencumbu dan menyentuh tubuhnya. Hanya kesucian saja yang belum diserahkan Alizeh pada Arion. Entah ragu, atau mendadak sadar dan tidak mau melakukan dosa terlalu jauh.

Gila! Arion tidak bisa lagi membiarkan ini. Satu hal yang ia inginkan di dunia saat ini adalah Alizeh. Ia ingin bisa terus menerus dekat dan menyentuh Alizeh. Bukan hanya satu hari kemarin. Bukan cuma hanya mengulang-ulang dalam pikirannya.

Arion meraih handphone dan menelepon seseorang dengan jantung berdebar. Begitu telepon diangkat, Arion tidak mau berbasa-basi lagi.

"Om, tolong siapkan uang ya. Aku kirim jumlahnya. Kirim ke rekeningku," kata Arion.

"Arion? Kamu baik-baik aja?" tanya pria lawan bicara Arion. "Mobilnya rusak? Kamu kecelakaan?"

"Om Ary, aku baik-baik aja. Aku cuma perlu uang, Om."

"Butuh berapa, Arion?"

"Tiga ratus juta."

"Masya Allah. Itu banyak, Arion. Kalau segitu, harus ada approval dari Tuan Shah."

"Ini darurat, Om. Kirimkan aja."

Cukup lama tidak ada jawaban dari sana. "Tunggu ... kamu gak hamilin cewek kan? Naudzubillah. Jangan sampai, Arion."

"Itu makanya kirimkan uangnya cepat, Om. Jangan banyak tanya lagi. Assalamu'alaikum." Arion cepat-cepat menutup telepon.

Tidak butuh waktu lama, Arion mendapatkan dua notifikasi di handphone-nya. Transferan masuk sebanyak dua kali. Pertama lima puluh juta, kedua juga lima puluh juta.

Arion menunggu notifikasi lain masuk, sayang tidak ada lagi. Kekesalan menguasai Arion. Dia berusaha menghubungi Om Ary, tapi nomornya sudah tidak aktif. Seratus juta? Hanya seratus juta dari yang dia minta?

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora