41. Lamaran

16 3 2
                                    

Mobil Innova Daniel berhenti tepat di persimpangan jalan sedikit lagi menuju kosan sesuai permintaan Alizeh. 

"Makasih udah nganterin ya, Mas. Aku pulang dulu," ucap Alizeh seraya melepaskan sabuk pengaman dan mau turun.

"Tunggu, Alizeh. Kosan kamu kan di sana ya kalau gak salah? Kawasan kosan dekat Yellow House kan?" tanya Daniel bingung. "Biar aku anterin aja sampai kosan kamu."

"Ah, gak usah, Mas. Di sini aja," cegah Alizeh khawatir. Alizeh buru-buru membuka pintu dan turun. "Bye." Alizeh melambaikan tangan pada Daniel.

Daniel tersenyum memandangi wajah Alizeh. "Nanti aku telepon kamu ya."

Alizeh jadi gugup. "Ehm, gak usah, Mas."

"Kenapa? Kamu punya pacar? Emang bener cowok itu pacar kamu? Siapa namanya yang satu tim sama kamu itu?" Daniel terlihat kurang senang.

"Udah ya. Aku pulang dulu," kata Alizeh cepat-cepat pergi meninggalkan Daniel. Rasa takut menjalarinya. Gawat kalau lama-lama Daniel berada di situ. 

Ketika Alizeh menoleh ke belakang, Daniel malah belum pergi dan masih memandangi Alizeh. Daniel memberikan isyarat akan menghubungi Alizeh. Duh! Ngebet banget dan old fashion.

Setengah berlari, Alizeh masuk ke pintu kosan. Langsung saja disambut Arion yang melangkah keluar dari pintu dan menghalangi Alizeh masuk. 

Jantung Alizeh berdebar. Gawat! Ternyata Arion ada di rumah. Yang ditakutkan Alizeh terjadi. Kepergok Arion.

Sekali lagi Alizeh menoleh ke belakang, dekat persimpangan jalan. Ihh! Daniel masih ada di sana memandangi Alizeh. Arion mengikuti arah pandangan Alizeh pada Daniel di kejauhan sana. Ekspresi wajah Arion mirip seperti saat ingin menebas iblis dengan senjata karambit atau pedangnya.

"Siapa itu?" tanya Arion sambil menatap Alizeh dingin.

"T-teman kerja," jawab Alizeh bergetar. Langsung kesal pada diri sendiri karena kentara ketakutan. Sudah persis seorang istri kepergok selingkuh.

Rahang Arion mengeras dan matanya sedikit mendelik pada Alizeh. "Baru satu hari kerja udah dapat teman?"

Alizeh cemberut. Langsung kesal dengan sikap Arion. "Lho? Memangnya salah? Bagus dong kalau aku diterima kerja dan punya teman-teman baru di sana. Jangan posesif."

Arion mengangguk. "Tapi gak pake diantar cowok juga. Gimana sih?"

"Cuma diantar doang. Bukan macam-macam," sahut Alizeh masih kesal.

Arion melirik Daniel tidak senang. Yang dilihat sadar dan beranjak pergi dari tempat itu.

"Kamu ngapain kerja? Nanti kalau kita udah nikah, kamu gak perlu capek-capek kerja. Tinggal tunggu aku aja di rumah. Kamu gak usah kerjain apa pun. Main aja sama teman-teman cewek kamu. Aku gak bakal ngelarang, Alizeh." Arion menatap Alizeh. Nada bicaranya berubah lembut.

Fizzel, Mako, dan Enrique sudah ikut nimbrung bergabung duduk di teras memperhatikan Alizeh dan Arion.

"Aku bukan boneka kamu, Arion. Aku bebas mau ngapain aja," ujar Alizeh keras kepala.

"Siapa yang bilang kamu bonekaku? Kamu ini gimana sih? Harusnya senang dong kalau ada laki-laki ngelamar kamu dan janjikan kamu hidup bahagia." Arion memegang tangan Alizeh.

"Masalah kamu aja belum beres, kenapa ngomongin nikah segala?" Alizeh mulai mengungkit lagi dengan kesal.

Arion menghela napas. "Aku gak mau kita berantem lagi, Sayang."

Alizeh melirik Arion. Sebenarnya senang dipanggil 'sayang' oleh Arion, tapi di sisi lain masih kesal. 

"Aku udah minta biar pernikahan kita dijadwalkan bulan ini. Data-data kamu udah aku kirim ke kantor KUA terdekat. Walaupun KTP kamu bukan KTP Jakarta, tapi tetap bisa diurus biar kita menikah di sini," jelas Arion sambil menyentuh wajah Alizeh.

Chamber Soul/ Pasangan Pembasmi Iblis (18+)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant