Lima belas

944 77 4
                                    

Jeju,Korea Selatan 🍑

Seorang perempuan muda yang baru turun dari taksinya nampak menghela nafas beratnya sebelum menarik koper kecilnya menuju jalan setapak yang sangat sepi dari pekikan orang-orang seperti di kota.

Dia mulai melangkah masuk seraya melihat pemandangan kiri-kanan yang belum berubah sama sekali ketika dirinya tinggal disini selama sepuluh tahun yang lalu.

Saat orangtuanya masih hidup.

Wilayah terpencil dari Jeju island ini benar-benar masih asri dan tradisional karena belum tersentuh sama sekali oleh tangan manusia yang terkadang merubah tempat-tempat  orang seenaknya untuk dijadikan arena wisata.

Saat perempuan itu menghabiskan waktu lima belas menitan dengan suara-suara jangkrik serta hewan lainnya sebagai teman sambutan.

Akhirnya dia sampai pada sebuah tempat yang masih sangat tradisional dengan rumah-rumah bangunan jaman dulu yang berjumlah sepuluh keluarga saja.

Ini adalah sebuah desa yang letaknya lumayan tersembunyi dari Jeju.
Disini tidak ada aliran listrik sama sekali karena penduduknya sendiri masih mempertahankan cara-cara orang dahulu sebagai sumber sehari-harinya.

Seperti mandi di sungai yang airnya masih sangat jernih,menangkap ikan dan menanam sayur-sayuran sebagai makanan pokok mereka.

Tabib sebagai pengganti rumah sakit dan pastinya tidak ada yang mengenal handphone di daerah ini.

Jika kalian masuk kedalam wilayah itu,pasti kalian akan merasakan hidup seperti di jaman goeryo terdahulu.

"ROSE?!"

"BIBI HANA!!"rose langsung melemparkan kopernya dengan sembarangan dan berlari menghampiri wanita tua yang nampak terkejut oleh kehadirannya.

"Astaga rose ini benar-benar kamu nak?"

Rose hanya mengangguk ketika tangan keriput wanita itu mengelus-elus wajahnya yang kembali basah karena air mata.

"Bibi aku kangen bibi...maafin rose udah jarang-jarang jengukin bibi"rose kembali memeluk wanita itu dengan erat demi menyalurkan rasa rindunya untuk wanita tua dihadapannya ini.

Dia bibi Hana,kakak dari ibunda rose yang tersisa.

Sebenarnya dulu,ibunda rose juga wanita pedesaan yang sangat lembut dan patuh pada orangtuanya.

Beliau juga pernah menjadi kembang desa di wilayah ini sehingga menjadi rebutan para laki-laki yang sangat terpesona akan kecantikan dari irene,ibundanya.

Suatu ketika,bunda irene nekat sekali keluar dari wilayah tersebut setelah diwanti-wanti oleh orangtua mereka untuk tidak keluar dari batas wilayah pedesaan.

Tapi bunda irene tetaplah bunda irene yang sangat bandel,jadi dia tetap nekat keluar dari sana demi melihat jaman yang katanya berbeda di luar sana.

Setelah berhasil sampai di kota Seoul dengan berjalan kaki selama dua hari.
Bunda Irene dipandang rendah oleh orang-orang disana karena gaya pakaiannya yang sangat ketinggalan jaman.

Karena dulu sampai sekarang,mereka tetap mengenakan hanbok sebagai pakaian sehari-harinya.

Waktu di Seoul bunda irene benar-benar kebingungan dan menyesal karena tidak mengindahkan ucapan dari orangtuanya.
Ternyata kehidupan di kota tidak seenak yang dirinya kira,orang-orang dikota sangat kasar dan tidak peduli dengan sekitarnya.

Berbeda dengan orang-orang desa yang sangat peduli jika melihat orang asing kesulitan.

Setelah berkeliling dikota Seoul selama seharian dengan perut kosong.
Bunda irene akhirnya pingsan dan ditolong oleh laki-laki berwajah asing yang sekarang sudah menjadi suaminya.

my illegitimate child [jaerose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang