dua puluh empat

901 102 6
                                    

"ayo lekasi lagi bub"

"Kak aku capek"jawabnya, mengusak-ngusak wajah sembabnya dengan sangat kasar.

ian pun langsung menghampirinya dan mengelus-elus kantung mata istrinya yang nampak menghitam.

Kasian,pasti rose sangat kelelahan karena terus begadang demi melayaninya dan mengurus putri mereka yang semalam tidak henti-hentinya menangis sampai membuat mereka akhirnya begadang sampai pagi.

ian yang sudah terbiasa begadang sih merasa biasa-biasa saja,tetapi ian benar-benar tidak tega jika sudah melihat istrinya yang nampak keletihan kurang beristirahat.

"Yaudah kamu tidur aja yah sayang?masalah rami biar aku yang urus"terakhir,ian mencium keningnya sedikit lama dan kemudian kembali bangkit untuk menemani sang putri yang tengah bermain di ruang tengah.

"Habis ini aku mau pergi kak,mau temenin lisa belanja bulanan,aku juga mau sekalian belanja karena kebutuhan dirumah udah mulai mengurang"

"Emangnya kamu gak capek rose?"

"Gak ada kata capek kalau buat keluarga mah,lagian aku cuman mau belanja kak bukan mau perang"roseane bangkit dan mengikat rambut pirangnya yang tergerai.

"Yaudah kalau itu yang kamu mau,tapi rami nya gak usah diajak yah?"

"Nanti kalau nangis gimana?"

"Gampang itumah,udah deh percaya aja sama aku"

Rose mengangguk dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah istrinya masuk,ian berbalik dan mulai berjalan menuju ruang tengah demi menemani sang putri yang terlihat asik dengan mainan-mainannya.

"Ehehehey,lagi mainan apa sayangnya appa?"ian menelungkupkan tubuhnya dihadapan Jung rami yang nampak asik bermain dengan semua mainan-mainan mahalnya.

"Appa...Kim?"balita satu tahun itu menunjukan mainan eskrim kepada ian yang mengangguk.

"Rami mau buatin appa eskrim nak? yaudah kalau begitu appa pesen eskrim coklatnya satu yah bii"

Balita tersebut bertepuk tangan senang dan memberikan mainanya kepada ian yang langsung menerima.

"Eumm...lezat sekali bibi eskrimnya"ian berpura-pura memakan eskrimnya sampai sang putri merangkak maju dan memukul-mukul kepalanya bak memainkan sebuah drum.

"Aduh aduh sakit dong...masa appa nya beli eskrim malah dipukulin?"ian mengubah posisinya menjadi telentang dan kemudian meletakan tubuh sang putri diatas perutnya.

"Minta maaf dulu sama appa"laki-laki itu mengerucutkan bibirnya berpura-pura kesal.

"Mian??-----"

"Mianee appa"lanjut sang putri yang baru bisa menghapalkan beberapa kata.

"Iya anak cantik...appa maafin,tapi jangan diulangi lagi yah?Karena itu tidak baik"ian membenarkan Surai halus anaknya yang dikuncir.

"Rami a,eomma tinggal sebentar tidak apa-apa kan?"

Christian tersenyum kepada istrinya yang sudah keluar dengan penampilan yang lebih fresh dari sebelumnya.

Namun ian tidak mempermasalahkan penampilannya sih,karena menurut ian,istrinya itu akan selalu cantik dalam keadaan apapun.

"Udah Kaya gadis yah aja pakaiannya..."sindir ian,menarik baju rose yang modelanya menampakan bahu mulusnya.

"Iya dong,biar dikira masih gadis sama orang-orang"

"Terus-terus mau apa?"tanya ian yang alisnya sudah terangkat satu.

my illegitimate child [jaerose]Where stories live. Discover now