22

1.6K 230 20
                                    

"Kalian lagi berantem, ya?" Adel mulai menyuarakan isi hatinya.

Marsha yang masih berjalanan memimpin, mengedikan bahu. "Biasa aja."

"Tapi kasihan tau dia tadi mau nangis." Adel terkekeh, wajah Azizi sempat membuatnya hampir tertawa lepas. Ternyata Azizi yang menyebalkan bisa juga dibuat kesal balik. Namun, Adel menyadari bahwa Azizi tidak seperti yang ada di pikirannya saat pertama kali bertemu, gadis berambut putih tersebut memiliki hal yang tidak pernah sedikit pun Adel pahami. Soal badminton dan layang-layang, baru pertama kali Adel mendengarnya. Dia menggeleng dan tersenyum kecil.

"Udah deh, jangan ngomongin dia lagi!" Marsha mengerucutkan bibirnya tampak gemas. "Lo lebih baik dari dia!"

Adel tersenyum kecil. "Kita mau kemana ini?"

"Pandora?" Marsha menoleh. "Bukannya Kak Gita udah minta kita semua kumpul, ya?"

"Oh, iya?" Adel menarik ponsel dari tas gendongnya yang tadi sempat dia ambil di loker dekat lapangan indoor. Terdapat beberapa pesan yang memang belum dia buka sejak awal acara penyambutan peserta pertandingan karate. Hingga sebuah pesan muncul di grup chat Pandora. "Ashel udah mau ikut lagi?"

Sebuah anggukan Marsha berikan beserta senyuman manis. "Pasti berkat lo yang bisa bawa dia balik lagi."

Nyatanya Adel tidak benar-benar tahu apakah yang dilakukannya waktu itu termasuk bisa membujuk Ashel? Dia hanya bergerak secara spontan, mengikuti kata hatinya. Ashel mungkin sedang mengalami hal buruk waktu itu, jadi pikirannya tidak tenang dan gegabah. Adel sering mendapat pelajaran konsetrasi dari Sensei karatenya.

Bicara soal Ashel membuat Adel kembali teringat soal buku yang selalu dibawa Gita. Waktu itu Olla mengatakan buku tersebut dijual luas yang berarti kakek Gita seorang penulis yang cukup terkenal. Hanya saja Adel tidak tahu apapun soal buku tersebut. Dia berdeham dan mencoba untuk bertanya saja pada Marsha.

"Lo tahu soal buku The Golden Rules?" tanya Adel kemudian.

Marsha memelankan jalannya dan kini sejajara dengan Adel. "Tahu, itu buku yang sering dibaca Kak Gita, buku cerita soal kerajaan gitu. Kenapa?"

"Bisa lo ceritain apa isinya?"

Kerutan muncul di dahi Marsha. "Sekarang?"

Adel menyadari kebingungan di wajah Marsha. "Inti ceritanya aja?"

"Oh, boleh!" Marsha tersenyum lebar. Buku The Golden Rules nyatanya menjadi salah satu buku kesukaannya, bahkan dia pernah membelinya bersama Azizi. Oke, lupakan dulu soal Azizi, Marsha kali ini akan bercerita.

***

The Golden Rules

Dahulu kala di sebuah negeri yang besar terdapat kesatuan kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Para pangeran, putri mahkota dan bangsawan hidup sejahtera di sana. Kehidupan mereka seakan menjadi impian bagi kaum jelata.

Namun, intensitas mereka diukur berdasarkan ketaatan pada sebuah aturan yang tidak tertulis, bahkan terucap. Aturan yang sejak dulu digaung-gaungkan, seakan berdaulat melebihi perintah penguasa. Rakyat kerajaan bergitu terpaku pada aturan tersebut, siapa yang melanggar akan dibuang, bahkan jika itu pewaris tahta sekali pun.

PANDORA: The Lost Child [END]Where stories live. Discover now