47. Berteman dengan luka

2.2K 100 8
                                    


Pada akhirnya Aku tetap kalah.
Benci itu hanya omong kosong belaka untuk menutupi kecewa Ku.

Di gelap nya malam, Rayessa terduduk di balkon kamar nya, menatapi bintang yang berkelip sembari memeluk erat kedua lutut nya. Walau sunyi, namun air mata tak berhenti mengalir membasahi wajah gadis itu. Mata nya memerah sembab, menatap sendu indah nya bintang dimalam ini.

Kekhawatiran, rindu, dan juga rasa sedih tercampur aduk di dalam diri Rayessa. Fikirin nya kacau menerka-nerka segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi dihidup nya.

Satu hal yang pasti, Rayessa harus bersiap dalam kemungkinan terburuk itu. Untuk semua yang terjadi begitu cepat dan jauh dari dugaan nya. Untuk semua yang perlahan menghancurkan dirinya. Rayessa harus bersiap, dia harus berteman dengan luka itu.

Bunyi dering telefon terdengar, Rayessa  menoleh ke tempat dimana ponsel nya berada. Rajendra menelfon nya, beberapa saat Rayessa terdiam, namun tepat sebelum telefon itu mati, Rayessa menjawab.

"Lagi ngapain?"

"Lagi liat bintang,"

"Kangen mama lagi?"

"Kok tau??" jawab Rayessa bergetar.

"Liat bintang sambil nangis. Apa lagi kalo bukan kangen mama."

Tangis Rayessa semakin pecah.
"Gue malu banget mau bilang kangen mama, gue mau liat mama, gue mau liat kondisi mama, tapi gue takut,"

"Kayak nya nyokap lo justru bakal seneng saat tau lo kangen sama dia. Jangan kebiasaan apa-apa itu ngikutin malu. Kalo lo takut gua bisa temenin lo,"

"Kondisi mama gak baik Jen, gue takut lihat mama di kondisi itu. Gue juga terlalu malu sama diri sendiri yang selama ini selalu bilang benci dia," Rayessa menghela nafas dengan isakan yang terdengar jelas, "Gue bingung banget, gue gak tau harus kayak gimana Jenn. Sampe saat ini gue masih gak percaya sama semua yang gue denger dari Nayya sore tadi."

"Nyokap lo sakit??"

"Iyaa," jawab Rayessa didominasi dengan isak tangis.

"Gua temenin besok ketempat mama. Gak ada alasan malu atau takut, gua gak mau lo nyesel nanti nya, lo harus ketemu nyokap lo apapun itu."

"Tapi gue gak siap Jen,,"

"Waktu gak pernah berhenti Yess, semua nya udah terlambat ketika lo siap. Jangan sia-sia in waktu berharga yang masih tuhan kasih."

"Mama gak bisa ngenalin Nayya. Gimana nanti gue? Gue harus gimana nanti pas ketemu mama?? Gue juga masih kecewa sama dia."

"Lo gak perlu ngapa-ngapain, cukup tatap dia selama yang lo bisa, seengak nya obatin rasa rindu lo. Larut dalam kekecewaan juga gak akan membawa apa-apa Yess. Jangan buat lo tambah sakit karna penyesalan nanti."

~~~~

Rayessa menggunakan sepatu sekolah nya tergesa, dia telat karna semalem kebablasan menangis. Matanya tentu masih terlihat sembab dan bengkak, suara nya sedikit bindeng seperti orang pilek.

Siapa saja yang melihat nya sudah pasti tahu gadis itu habis menangis semalaman, atau bisa-bisa di fikir dirinya baru putus cinta.

"Yessaaaaa, mami buat bekel nih, jarang-jarang kannnn," seru Raya semangat menghampiri nya yang sudah berjalan hampir keluar rumah.

𝐉𝐄𝐍𝐃𝐑𝐀 𝐘𝐄𝐒𝐒𝐀Where stories live. Discover now