Part 27

4.1K 250 13
                                    

Seorang wanita dengan pakaian serba putih terlihat sedang mengambil ponselnya yang berada di sakunya.

"Iya hallo, kenapa Sha?."

"Sini ke rumahnya Ashel, lu udah selesai kan?."

"Udah kok, tapi ngapain?. Tumben banget."

"Ya nggak sengaja aja, ada Chika juga di sini."

"Hm yaudah, bilangin tar lagi gw sampai."

Setelah itu, sambungan pun terputus. Di depannya terlihat seorang lelaki yang memperhatikannya menelpon. "Siapa sayang?," Tanya orang itu penasaran. "Temen aku si Marsha, aku disuruh ke rumahnya Ashel." Lelaki itu terlihat mengangguk dan berdiri.

"Yaudah, aku anterin ya. Aku tunggu di mobil." Ucapnya sambil mengelus kepalanya. "Hehe, makasi ya kak Gits." Ucapnya malu. "Iya, apasih yang enggak buat Kathrina sayangnya aku hm." Hal itu mampu membuat pipi Kathrina memerah. Gito yang sadar pun memilih pergi ke mobilnya. Gito tak ingin kekasihnya mati muda karena ulahnya.

"Astaga, ini kak Adel bukan sih?." Adel yang mendengar itu pun mengangguk. "Kok adek bisa tau ini kak Adel?." Tanya Shani.

"Sebenernya...

Jadi gitu ceritanya."

"Tapi kamu nggak apa-apa kan?." Tanya Shani yang baru tau dan khawatir. "Nggak kok mi, tapi kak Adel tuh kena tusuk." Semua orang yang ada di sana pun kaget dengan apa yang mereka dengar.

Feni pun menatap Adel dengan tajam. Meminta agar anaknya itu bercerita setelah ini. Adel pun menelan ludahnya kasar.

Feni sedang berdiri di depan Adel dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada. Tidak ada satu kata yang keluar tapi berhasil membuat Adel keringat dingin.

Tatapan yang siap kapan pun memakan Adel hidup-hidup.

"Kapan?." Satu kata itu membuat tubuh Adel merinding. Haruskah dirinya jujur sekarang?. Harus, lagian itu udah lumayan lama.

"Jadi itu pas aku bilang nginep di rumah temen beberapa hari itu mi. Yang ngechat itu bukan Adel tapi temen yang nemenin Adel di rumah sakit." Tangis Feni pecah mendengar cerita Adel. Bahkan anaknya terbaring lemas pun dirinya tidak tau.

"Udah mi, Adel nggak apa-apa kok, udah berlalu juga." Adel memeluk maminya untuk bisa menenangkannya.

Enam orang kini sedang duduk di sofa ruang tamu. Saling membagi cerita, seperti teman lama yang baru saja bertemu kembali.

Berbeda dengan Adel dan Gito yang hanya mendengarkan cerita dari wanita-wanita itu.

Kini Gito mengalihkan tatapannya pada Adel. Gito menarik tangan Adel untuk mengajaknya menjauh dari gadis itu.

"Kenapa kak?." Tanya Adel ketika mereka sudah sedikit jauh dari Ashel dkk. Ashel yang menyadari Gito membawa Adel ke suatu tempat pun mengikuti mereka.

Ashel takut Gito berbuat yang tidak-tidak dengan Adel.

"Gini, lu apa-nya Ashel?." Adel terlihat sedikit diam dengan pertanyaan itu. "Oke itu nggak penting. Gw cuma minta tolong sama lo," Adel mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?, minta tolong apa?." Tanya Adel. Ashel yang sedang bersembunyi pun lebih mempertajam pendengarannya.

"Lo tau Zee nggak?, dia temen gue sih. Dia lagi ngincer Ashel. Dan dia ngincernya pakek cara kotor." Beber Gito. Adel pun dibuat kaget.

"Zee rekan kerjanya Ashel kan?." Gito mengangguk mengiyakan itu. "Waktu itu Ashel di kasi minum yg udah diisi obat perangsang." Adel mengangguk.

"Oh pantes," Gito membulatkan matanya mendengar Adel. "Ashel kena jebakannya?." "Kena, tapi dia langsung balik ke mobil. Alhasil sampai rumah gua yang kena." Gito menghembuskan nafasnya kasar dan sedikit menggeleng.

"Jadi gw minta tolong banget sama lo, jagain Ashel. Gua tau gimana bejatnya Zee." Adel pun mengangguk yakin.

Dari balik tembok, terlihat Ashel yang masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Tapi di sisi lain, Gito adalah teman dekat dari Zee, tak mungkin orang itu berbohong. Kini Ashel merasa sedikit tenang dengan adanya Adel di sisinya. Tapi tak menutup kemungkinan juga kalau hal buruk bisa saja terjadi.

Ashel kembali ke ruang tamu, sambil membawa beberapa camilan. Alibi agar teman temannya tidak bertanya. Beberapa saat kemudian, datanglah Gito dan Adel yang kembali duduk di sana.

"Kamu kemana aja sama Adel sayang?" Gito tersenyum ke arah Kathrina. "Enggak, ini ngobrol biasa aja sama pacarnya Ashel."

"Uhuk"

"Uhuk"

"Astaga Shel, pelan pelan dong makan-nya. Nih minum dulu." Adel menyodorkan minuman yang di bawa Ashel barusan. Ashel menerimanya dan langsung meneguknya hingga tersisa setengah.

"Eh bukannya bener ya Adel itu pacar lu Shel?" Lagi-lagi Ashel membulatkan matanya mendengar pertanyaan Gito. "Enggak. Maksudnya, belum." Kathrina, Marsha, Chika dan Gito pun tersenyum. Ada makna tersirat dari ucapan Ashel.

Satu per satu dari mereka pun berpamitan untuk pulang. Kini tersisa Ashel, Adel dan Chika. "Shel, gw ketemu adek lo bentar ya?." Setelah mendapat ijin dari Ashel, Chika naik ke lantai dua ke kamar Christy.

Tok tok tok

Tidak ada jawaban dari dalam. Chika memutar knop pintu, ternyata pintunya tidak di kunci. Netra chika mencari ke segala arah, namun ia tak menemukan keberadaan anak itu.

"Aaaa, kak Chik-" Chika berlari ke arah Christy dan dengan segera membekap mulut anak itu. Bisa-bisa dirinya dituduh macam-macam dengan Christy. Christy pun sedikit tersenyum di dalam dekapan tangan Chika, wajah panik Chika mengundang gelak tawa Christy.

"Jika bisa tangan kak Chika jadi masker, udah aku pakek kemana mana." Pikir Christy. Harum banget tangan kak Chika.

Chika langsung melepas bekapannya dari mulut Christy. "Heh, kok malah diem sih aku bekap?." Christy tersenyum. "Tangan kak Chika wangi banget. Jadi betah akunya." Ucap Christy dengan kekehan.

Chika menyampaikan alasannya mau ke kamar Christy. Dengan sekejap, raut wajah Christy berubah menjadi sedih.

"Ih kenapa, kok malah cemberut sih?." Tanya Chika sambil memainkan pipi Christy. "Aku pengen sama kak Chika." Chika luluh melihat ekspresi lucu Christy. "Yaudah, nanti sore kak Chika kesini lagi. Kita jalan-jalan, mau?."

"Ih, mau mau mau." Ucap Christy sambil menambrak nabrakkan jari telunjuknya di depan dada. (Kayak pas Chika SR itu loh)

"Shel, mau kemana?." Ashel pun membalikkan badannya. "Mau belanja bentar Del, kenapa?." Tanya Ashel.

"Aku temenin."


THANKS


TBC


Ada yang dari kalian masih ujian kah?




Senin, 04 Desember 2023

T A K D I R [DELSHEL] ENDWhere stories live. Discover now