VI

1.6K 173 19
                                    

Hello, miss me? no ofc.










Siang telah berganti malam. Matahari telah tenggelam digantikan oleh bulan yang bersinar di antara menerangi gelapnya. Jam menunjukkan pukul 00.13.

Sunghoon membuka matanya saat merasakan pergerakan dari orang disampingnya. Ia melirik Sunoo yang menggeliat dalam tidurnya.

Kenapa teman sekaligus suaminya ini belum tidur saat tengah malam begini? biasanya pemuda bermata rubah sedari jam sembilan atau setengah sepuluh itu sudah menjemput bunga tidurnya.

Memilih acuh dan kembali memejamkan matanya, tetapi seseorang yang tidur di sisinya ini tidak mau diam. Karena terlampau kesal, ia menarik tangan suaminya hingga menabrak dada bidangnya.

Sunoo terkejut saat Sunghoon yang tiba-tiba menarik tangannya, menyebabkan ia menabrak dada bidang milik suaminya. Ia mendongak bersamaan dengan Sunghoon yang menunduk. Netra mereka kini terkunci satu sama lain.

"Kenapa kamu tidak tidur?"

Sunoo meremang saat suar berat nan serak Sunghoon menggetarkan gendang telinganya. Matanya memejam karena wajah Sunghoon yang kian dekat dengannya.

"Sun."

Panggilan pelan dari Sunghoon membuat ia kembali membuka matanya. Menatap Sunghoon yang kini berjarak sekitar 8 cm di depannya.

"A-apa Hyung?" Sunoo berkata dengan gugup. Pipinya dengan perlahan mulai memerah. Semoga saja Sunghoon tidak melihat.

"Kamu kenapa tidak tidur?" Sunghoon mengulangi pertanyaannya.

Sunoo tidak menjawab, ia mendorong Sunghoon hingga terlentang dan tanpa sadar ia naik ke atas tubuh Sunghoon, duduk tepat di atas perut berbentuk milik suaminya yang tidak dilapisi kain.

Suatu kebiasaan mungkin, suaminya itu selalu tidur tanpa menggunakan atasan atau telanjang dada.

Sunghoon terkejut, ia dengan reflek memegang kedua sisi pinggang Sunoo agar tidak jatuh.  "Ada apa?" tanya Sunghoon sesantai mungkin.

Sunoo menunduk, kedua tangannya ia lingkarkan di leher putih pucat milik sang suami. "Aku ingin nasi goreng," katanya dengan berbisik.

Dirinya tidak berbohong, sembilan puluh sembilan persen ia sangat menginginkan makanan khas Indonesia tersebut.

"Kau ingin nasi goreng?" tanya Sunghoon, "ditengah malam?" 

Sunoo mengangguk. Sunghoon menghela nafasnya kasar. Ia berfikir sejenak sebelum berkata, "besok pagi saja, oke?"

Heol! mana mungkin ada yang menjual nasi goreng di tengah malam seperti ini!

Sunoo menggeleng cepat, menolak usulan dari Sunghoon. "Aku ingin sekarang, Hyungg!!" Sunoo merengek, matanya kini berkaca-kaca, bibir bawahnya juga sudah melengkung kebawah.

Tidak lama kemudian Sunghoon dibuat kalang kabut karena Sunoo yang mulai menangis. Ia dengan cepat duduk membuat Sunoo sekarang berada di atas pangkuannya.

Ia meringis pelan, menyembunyikan wajah Sunoo di lehernya. Memeluk dan mengelus punggung Sunoo supaya tenang.

Hampir 10 menit tangisan Sunoo tak kunjung reda. Ia menghela nafas, untuk malam ini ia akan menuruti permintaan Sunoo yang aneh, super aneh. "Oke, akan ku belikan."

Seolah mantra, tangisan Sunoo langsung berhenti. Ia menjauhkan wajahnya dari leher Sunghoon, menghapus sisa air mata di pipinya dengan cepat. Sedikit mendongak untuk menatap suaminya, "Jinjja?"

Sunghoon mengangguk, tersenyum dengan lembut menatap ke arah Sunoo. Ia menurunkan Sunoo di sampingnya, berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk sekedar membilas wajahnya.

SECRET Where stories live. Discover now