VII

1.5K 165 17
                                    

Sunghoon terbangun seperti kemarin, mendapati Sunoo yang muntah di wastafel. Dengan tidak memakai atasan ia pun berjalan sedikit sempoyongan ke arah kamar mandi, membantu Sunoo untuk mengeluarkan isinya meskipun yang keluar hanya cairan bening saja.

"Sudah?"

Sunoo mengangguk, menegakkan tubuhnya dan berbalik ke arah Sunghoon. Ia langsung memeluk tubuh tanpa kaos milik Sunghoon, menghirup wangi maskulin milik suaminya.

Sunghoon membalas pelukan Sunoo. Ia lingkarkan tangannya di pinggang kecil milik suaminya yang tidak terlapisi kaos seperti dirinya.

Saat merasakan mual kembali, Sunoo langsung melepaskan pelukannya pada Sunghoon dan kembali berbalik ke arah wastafel, memuntahkan kembali cairan bening tadi.

"Kau sebenarnya kenapa?"

Sunoo mencuci mulutnya dan sedikit menoleh ke arah Sunghoon, "aku pun tak tau Hyung."

Ia menegakkan tubuhnya, bersandar pada dada Sunghoon. Matanya melihat ke arah cermin dan..."wtf? Hyung, kau?"

Sunghoon terkekeh pelan, berbisik lirih di samping telinga si cantik, "balas dendam, cantik."

Sunoo mengerang kesal, ia sedikit memajukan badannya untuk melihat dengan jelas tanda yang dibuat oleh Sunghoon.

Tidak hanya dileher, suaminya itu juga membuat di perut, pinggang samping, dan dada. Ia menunduk, menyingkap sedikit celana pendek kain yang dipakainya. Melihat adakah tanda yang dibuat Sunghoon di area pahanya, ia tahu bahwa sang suami sedikit gila dan benar, terdapat satu bercak merah keunguan di paha kirinya.

"Sialan!"

Sunoo berbalik dan menarik kuat-kuat rambut Sunghoon. Menyalurkan rasa kesalnya pada suaminya. Sunghoon jelas kesakitan, ia mencoba melepaskan tangan Sunoo meskipun tidak membuahkan hasil.

"Sun, lepas akh." Sunghoon mengerang sakit karena tarikan Sunoo yang benar-benar kuat di rambutnya.

Sunoo menatap Sunghoon dengan tajam, seringain muncul di bibirnya, "balas dendam, ganteng."

Sunghoon pasrah, Sunoo membalikkan kata-katanya. Ia sudah tidak mencoba melepaskan jambakan Sunoo dari rambutnya, menerima hasil dari kebodohannya kemarin.

"Akh Sun."

Sunghoon reflek melingkarkan tangannya di pinggang Sunoo saat anak itu tiba-tiba masuk dalam pelukannya dan menggigit lehernya lumayan keras.

"Sun sudah, sudah!"

Sunoo tidak mendengarkan ucapan Sunghoon, ia masih tetap menggigiti leher Sunghoon dan sesekali menghisapnya. Entah dirinya kenapa, sedari kemarin ia menginginkan melakukan ini pada Sunghoon.

"Sun sudah!" Sunghoon mendorong bahu Sunoo lumayan kencang. Sampai membuat Sunoo mundur hingga pinggang suaminya itu menabrak pinggiran wastafel lumayan keras.

Sunoo meringis, memegang pinggangnya yang terasa sakit.

"Sun, aku tidak sengaja."

Sunghoon hendak memegang tangan Sunoo tapi terlambat, Sunoo sudah berlari keluar kamar mandi terlebih dahulu. Ia menyusul Sunoo keluar, saat di kamar ia tidak mendapati Sunoo sama sekali.

Masih dengan telanjang dada, ia keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Mencoba mencari Sunoo disekitar ruang tamu atau dapur dan benar, Sunoo berada di dapur, terlihat sedang memasak.

Sunoo tersentak saat merasakan tangan seseorang melingkari perutnya. Sunoo mendesis, "lepaskan tanganmu, Park Sunghoon!"

Sunghoon diam, tidak mendengarkan perintah Sunoo. Ia kini menaruh kepalanya di bahu kanan sang suami. "Maafkan aku, aku tak sengaja," ucapnya di samping telinga Sunoo.

Sunoo berdecak malas, ia melepaskan tangan Sunghoon yang melingkar di perutnya. Berbalik lalu mendorong Sunghoon mundur.

Matanya menatap Sunghoon tajam. "Aku tidak peduli, sekarang kau duduk dan diam!" desisnya.

Sunghoon menghela nafas, daripada membuat Sunoo semakin marah ia lebih memilih berbalik dan melangkahkan kakinya ke ruang tamu, mendudukkan bokongnya di sofa.

Sunoo kembali fokus pada acara memasaknya, meskipun dengan bibir yang terus mengumpati Sunghoon yang membuat pinggang yang sudah sakit semakin sakit.

••

Jungwon berdiri di hadapan Sunghoon dan Sunoo dengan bersedekap dada. Matanya berkilat menatap kedua Hyung-nya. Disampingnya terdapat Jay yang berdiri sama seperti dirinya, bersedekap dada.

"Pabo."

Jungwon berkata dengan tenang. Ia akan mengintrogasi kedua pasangan Suami-suami di hadapannya karena ia melihat bercak merah di masing-masing leher mereka.

Sunoo dan Sunghoon hanya menunduk diam, tidak berani melawan sang adik yang merangkap menjadi leader grup mereka.

"Tidak ada yang ingin menjelaskan?"

Atmosfer di ruangan tunggu yang mereka tempati seketika berubah ketika pemimpin mereka menyuarakan pertanyaannya. Heeseung yang merangkap sebagai kakak tertua sampai tidak berani membuka suara padahal sebelumnya ia sedang bercanda dengan Ni-ki dan Jake.

Sunoo dengan berani mengangkat kepalanya, menoleh sekilas ke Sunghoon yang masih menunduk sebelum menjelaskan yang sebenarnya.

"Tidak ada yang salah sebenarnya Jungwon. Disini aku yang memulai terlebih dahulu, dan Sunghoon Hyung hanya balas dendam kepadaku. Tapi ingat, kita tidak melakukan apapun setelahnya, hanya aku yang sedikit memberi hadiah kecil pada Sunghoon Hyung."

Sunghoon menganggukan kepalanya saat Sunoo sudah menjelaskan yang sebenarnya. Ia turut mendongak untuk menatap Jungwon yang bergeming ditempat.

Jungwon menghela nafas dan menoleh untuk menatap Sunghoon. "Benar begitu, Sunghoon Hyung?"

Sunghoon mengangguk, ia merilekskan tubuhnya sebelum menjawab pertanyaan Jungwon. "Iya, aku hanya iseng sebenarnya. Aku juga tidak terlalu banyak memberikannya, hanya 3 pada leher itupun ditempat yang sedikit tertutup. Tidak seperti Sunoo yang memberi banyak pada leherku." Ia mendongak, memperlihatkan lehernya yang banyak bercak merah hasil kreasi Sunoo.

"Sunoo Hyung agresif juga ternyata."

Heeseung menatap Ni-ki dengan horror. Berani beraninya ia membuka suara di tengah keadaan tegang seperti ini. "Nyawamu ada berapa Nik?" desisnya pelan.

Ni-ki menutup mulutnya saat menyadari ucapan yang keluar dari belah bibirnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan segera mengalihkan pandanganya agar tidak berkontak mata dengan Jungwon.

Sunoo berdiri dari duduknya, menepuk pelan pundak Jungwon dan membisikkan sesuatu di telinga adiknya. "Ini hal klasik Jungwon-ah. Jika kau menginginkannya, kau bisa meminta pada Jay Hyung."

"Yakk!! Sunoo Hyung!"

Sunoo masuk ke kamar mandi dengan tertawa keras. Senang karena sudah menjahili sang adik, sedangkan Jungwon wajahnya kini sedikit demi sedikit mulai memerah lantaran malu dan kesal atas ucapan Sunoo.

Sunghoon hanya memperhatikan Sunoo dan Jungwon dengan gelengan kepala heran. Diam sebentar ia mendapat sinyal bahaya dari Sunoo. Ia dengan segera berlari menyusul Sunoo ke kamar mandi dan mendapati Suaminya yang berdiri di depan wastafel untuk mengeluarkan isi perutnya.

"Kau tak apa?"

"Hanya sedikit pusing."

"per— SUNOO-YA!!"

TBC


Spesial content untuk cerita ini sengaja aku buat jadi pvt. Yang mau baca linknya ada di bio wp + hint sudah ada di dalam link. Baca boleh gak baca juga boleh karena ini gak ada hubungan sama alurnya.

Terima kasih.

SECRET Where stories live. Discover now