Satu🏵️

1K 71 5
                                    

••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••

"Menunggu lama?"

Sunghoon berbalik menatap Jay, tersenyum senang lalu segera menubrukan tubuhnya pada Jay—memeluk kekasihnya tersebut. Ugh! Ia benar-benar merindukan kekasih tampannya ini.

"Kenapa lama sekali eoh?!" protes Sunghoon sembari mengerucutkan bibirnya lucu— membuat Jay tersenyum gemas.

"Maaf ya, aku harus membantu menutup restoran dulu." Jay merengkuh pinggang Sunghoon, tinggi pemuda manis itu hanya sebatas hidungnya saja—hingga memudahkan Jay untuk mengecup kening kekasihnya itu.

"Cium aku! Nanti aku maafkan." Pinta Sunghoon, memanyunkan bibirnya meminta agar Jay segera menciumnya.

"Hanya sebuah kecupan? Kau tidak malu hm? Disini banyak orang loh. Apalagi mereka pasti mengenalimu Sunghoon." Ucap Jay sembari menyentil hidung Sunghoon.

Sunghoon segera melepaskan pelukannya, mundur beberapa langkah lalu menatap Jay dengan garang. Bukannya terlihat menakutkan justru malah sebaliknya—Sunghoon terlihat sangat menggemaskan.

"Panggil aku babyPark! Kenapa Songie tidak menurut~" Rengek Sunghoon karena Jay tidak memanggil nama kesayangannya.

Jay kelabakan saat bibir cantik Sunghoon melengkung kebawah, "Aku lupa.. Kemarilah biar aku berikan sebuah ciuman untuk babyPark." Jay merentangkan tangannya agar Sunghoon masuk ke dalam dekapannya.

Dan kini, Jay malah terlihat seperti orangtua tengah membujuk anaknya yang sedang merajuk. Sunghoon pun dengan cepat memeluk kembali tubuh tinggi kekasihnya tersebut. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jay, menghirup dalam-dalam wangi maskulin pria tampan itu yang benar-benar sangat ia sukai.

Jika ditanya apakah Sunghoon mencintai Jay? Jawabannya adalah sangat! Ia benar-benar mencintai Jay. Tidak peduli siapa Jay sebenarnya, bagaimana kehidupannya, karena yang ia pedulikan hanya memikirkan Jay agar selalu ada di dekatnya.

Asal kalian tahu, butuh waktu berbulan-bulan bagi Sunghoon agar Jay mau menjadi kekasihnya.

"Ingin makan ramen dirumahmu ya? Aku juga ingin menginap!" Ujar Sunghoon semangat membuat Jay tersenyum tipis saat melihatnya.

"Kalau begitu ayo kita pulang." Jay menggengam tangan Sunghoon dengan lembut, membawanya pergi dari sana menuju halte bus terdekat.

Hanya dengan Jay, Sunghoon bisa menaiki bus. Sebelumnya ia belum pernah menaiki kendaraan umum seperti itu karena tidak diijinkan oleh keluarganya.

Mereka bersikap sangat protektif pada Sunghoon, maka dari itu tuan besar Kim mengirim Vincent untuk menjaga cucu kesayangannya tersebut. Sekarang kakek dan nenek Sunghoon sedang berada di Belanda termasuk kedua orangtuanya, sedangkan hubungannya dengan Jay sudah berjalan 3 bulan dan keluarga Sunghoon sama sekali tidak mengetahuinya.

Tentu saja jika mereka tahu, Kakek Kim pasti akan langsung memisahkan mereka—Karena Sunghoon sudah dijodohkan dengan anak dari teman ayahnya.

••

Sunghoon tidak henti-hentinya menatap tubuh tegap sang kekasih yang tengah memasak ramen. Tubuh tinggi Jay dengan apron yang melekat disana serta wajah tampannya membuat Sunghoon benar-benar mengagumi seorang Park Jongseong.

"Kenapa menatapku?" Tanya Jay sembari membalas tatapan Sunghoon yang tengah duduk di meja makan dengan tangan sebagai tumpuan wajah cantiknya.

"Kau tampan!" Pekik Sunghoon senang membuat Jay hanya tersenyum tipis. Untuk pertama kalinya ada seorang pria yang memujinya, mencintainya dengan tulus tanpa peduli bagaimana kehidupannya.

Sunghoon benar-benar pria yang berbeda.

Jay tidak menjawab ia langsung berbalik karena ramennya sudah matang. Membawanya ke meja bundar yang ada di dapurnya, menuangkannya ke mangkuk yang cukup besar.

Rumah Jay memang kecil, namun di dalamnya terasa sangat nyaman dan bersih. Tata ruangan yang mencerminkan Jay sekali, karena pria tampan itu cinta kebersihan. Bahkan Sunghoon sangat berharap bisa tinggal disini bersama Jay.

Serta anak-anak mereka kelak.

Sunghoon menatap penuh antusias pada ramen yang sangat menggunggah selera itu. "Ini ramen terakhirmu minggu ini. Setelahnya tidak boleh memakan ramen lagi, mengerti babyPark?" Ucap Jay sembari menyerahkan ramennya pada Sunghoon.

"Emm! Jay... Aku tidak ingin memakai nasi. Boleh ya?" Cicit Sunghoon membuat Jay tersenyum gemas.

"Hanya kali ini. Habiskanlah.. Aku akan mandi terlebih dahulu."

"Huh? Songie tidak ingin memakannya?"

Jay mengusak surai Sunghoon karena gemas, "Aniya, aku tidak lapar. Karena ini ramen terakhirmu kau boleh makan sepuasnya."

"Terimakasih!" Sunghoon dengan cepat mencium pipi Jay, kembali duduk—lalu segera memakan ramen tersebut dengan khidmat. Jay memang sangat memperhatikan kesehatannya, padahal ia ingin sekali memakan ramen setiap hari tapi kekasihnya itu tidak mengijinkannya sama sekali.

Jay hanya tersenyum teduh, beranjak dari sana—namun menyempatkan diri untuk mencium pucuk kepala pria paling ia cintai tersebut lalu pergi ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Seluruh badannya terasa lengket karena tadi pelanggan di restoran benar-benar cukup ramai sehingga ia harus bekerja lebih ekstra.

••

Sebenarnya, banyak yang Jay khawatirkan tentang hubungannya dengan Sunghoon. Mengingat latar belakang kekasihnya tersebut yang membuat Jay ragu awalnya untuk menerima pria cantik itu.

Selama hampir 8 bulan Sunghoon terus menerus mengejarnya tanpa menyerah. Terus mengunjunginya di restoran tempatnya bekerja tanpa lelah, bahkan ia sudah pernah mengusirnya. Menekan dalam-dalam setiap perkataannya waktu itu kalau ia sama sekali tidak menyukai Sunghoon.

Sunghoon tetaplah Sunghoon, pria berparas cantik serta manis yang keras kepala. Tanpa rasa ragu, tanpa rasa lelah, enggan menyerah—terus mendekati Jay tanpa henti. Hingga lama kelamaan hati Jay pun luluh tanpa sisa. Jatuh pada pesona pria bak jelmaan bidadari tersebut, sikapnya yang sangat sulit ditebak, blak-blakan namun memiliki suara yang lembut, pribadinya yang selalu ceria, tersenyum tanpa henti seolah dunia akan murung jika Sunghoon melunturkan senyum cantiknya.

Semua hal itu mampu membuat Jay tidak bisa mengelak kalau ia sudah jatuh cinta pada sosok Sunghoon. Untuk pertama kalinya ia mencintai seorang pria dengan menyerahkan seluruh hatinya tanpa sisa. Sunghoon dunianya sekarang, tempatnya berpijak, sandarannya disaat ia lelah, aduannya ketika ia di rendahkan oleh dunia.

Jay murni mencintai Sunghoon karena perasaannya, bukan karena Sunghoon seorang model terkenal atau dari keluarga terpandang. Jay cinta sekali hingga rasanya ia akan mati jika tidak bisa melihat pujaan hatinya tersebut....

Karena Sunghoon sudah menjadi pusat dunianya sekarang.

••

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Vomentnya baby❤️🫰 kalau enggak gue mogok makan nih😣😏

Readers bilek : Dih bodo amat😭🤏

Run For Roses (Jayhoon)✓Where stories live. Discover now