81.

17.7K 729 31
                                    

semua orang duduk berhadapan, Danil terus menundukkan pandangan menghindari tatapan mata semua orang. orang tua Danil tidak bisa datang ke kantor polisi karena mereka sedang berada di luar negeri.

semua orang tengah membahas kejahatan yang telah di lakukan oleh Danil. dan Rony mengepalkan tangannya dengan erat. ingin sekali menonjok wajah Danil lagi, namun lengannya terus di usap oleh Salma agar tenang.

"tolong jangan beris alasan untuk membebaskan dia, karena dia sedang berada di bawah umur pak" ucap Ardi dengan mantap.

"keputusan akan kami pertimbangkan pak" jawab sang komandan.

"saya harap dia mendapatkan hukuman yang adil, karena dia adalah pembunuh sebenarnya. dia, telah membunuh darah daging saya" Rony terus menatap Danil yang menunduk. saat ini, Rony sudah tidak takut lagi untuk mengakui bahwa yang di kandung Salma adalah anaknya.

"pembunuh teriak pembunuh" Lanjut Rony dengan menggebu.

"baik, kami akan menindak lanjuti kasus ini semaksimal mungkin"

setelah sang komandan mengucapkan kalimat di atas, kini ganti kepala sekolah yang berbicara dengan Danil.

"surat pengeluaran kamu akan kami antar besok Danil, kami mohon maaf, tidak bisa mempertahankan siswa seperti kamu"

"pak" Salma memotong ucapan sang kepala sekolah.

"iya Salma?" tanya sang kepala sekolah.

"b-boleh nggak? kak Danil terus lanjutin sekolahnya?" ucap Salma dengan ragu.

"Sal?" Rony terkejut mendengar pertanyaan Salma.

Salma mengedarkan pandangan, menata satu persatu orang yang juga sama terkejutnya dengan Rony, bahkan Danil yang sejak tadi menunduk pun kini memdongak menatap Salma.

"mm, kak Danil kan sekolah tinggal satu bulan lagi, bulan depannya juga sudah unas, b-boleh nggak? kalau dia menyelesaikan sekolahnya?"

entah terbuat dari apa hati Salma, dia benar benar baik pada Danil. saat semua orang ingin memberikan hukuman yanv setimpal, Salma masih memiliki nurani untuk Danil.

"kamu apa apaan sih Sal?" kesal Rony.

"m-maksud aku-"

"tidak bisa Salma, kami harus adil dan menegakkan peraturan yang berlaku" sahut Pak kepala sekolah.

"tapi pak, kalau kak Danil ikut ujian saja bisa nggak?" Salma terus menegosiasi kepala sekolah demi membela Danil.

"Salma, biarkan wewenang atas Danil berjalan sesuai yang dia dapat ya, biarkan dia menanggung semuanya" ucap Ardi dengan lembut.

"tapi pah-" belum sempat meneruskan ucapannya, Rony berdiri dari duduknya, lalu meninggalkan semua oran yang ada di sana.

Rony berdiri dengan cepat, membuat tangan Salma yang ada di lengannya pun terkipat.

"m-mas" panggil Salma.

melihat Rony terus berjalan keluar, tanpa memperdulikan panggilan Salma, membuat Salma juga ikut keluar dan mengerjar suaminya.

Rony masuk ke dalam mobilnya, di ikuti Salma yang juga ikut masuk ke dalam mobil. Salma melihat wajah Rony yang menakutkan. dia tidak mengajak Rony untuk berbicara terlebih dahulu. karena Salma tau jika Rony sedang dalam kondisi marah.

Rony terus mengendarai mobilnya, tanpa melirik Salma di sebelahnya sedikitpun. hingga mereka sampai pada apartemen yang beberapa hari ini tidak mereka tinggali.

"mas" panggil Salma ketika Rony sudah duduk di kursi ruang tamu.

"pikiran kamu di mana sih Sal?" Rony mulai membuka suaranya "aku tuh mati matian agar Danil mendekam di penjara, agar dia bisa dapet balasab yang setimpal atas kelakuan jahatnya. tapi kamu malah menolong dia"

"mas"

"sakit tau sal, sakit lihat kamu yang kemarin. sakit lihat kamu harus hancur karena ulah manusia anjing kaya dia. aku mau dia ngerasain apa yang sudah kita rasain Sal"

"mas, aku tau dengan semua yang mas Rony perjuangkan" ucap Salma dengan lembut di sebelah Rony.

"ya terus kenapa di belain?" kesal Rony dengan menyugar rambutnya kasar.

"aku cuma mau kak Danil ikut ujian aja mas. aku tau kak Danil salah, tapi tidak ada salahnya dia mendapatkan kesempatan yang sama kaya mas Rony"

"kesempatan apa yang pantas buat orang kaya dia?" Rony semakin kalut menatap Salma. sebenarnya dia sangat emosi dengan Salma, tapi dia tahan agar tidak menyakiti istrinya sedikitpun.

"kesempatan untuk lulus sebagai siswa SMA. mas, dia memang punya masalalu yang jahat. tapi dia akan menjalani hukumannya. mau bagaimanapun, kak Danil juga punya masa depan. nanti dia akan menjadi ayan seperti mas Rony, dia akan mendidik anaknya suatu hari nanti. kalau dia hanya lulusan SMP dan seorang narapidana, kasian anaknya nanti mas.

"kamu terlalu baik"

"aku cuma mau itu aja mas, sebagai manusia, aku hanya memperdulikan masa depan anaknya"

"tapi dia udah bikin anak kita hilang sal"

"Salma tau mas, tapi tolong, satu ini aja, biarin kak Danil ikut ujian nasional"

"aku ngga tau yah, sama jalan pikiran kamu. kamu sendiri lagi di keluarin dari sekolah Sal"

"kalau aku masih bisa home schooling kan mas? dan aku masih punya kamu, yang nantinya bakal jadi ayah yang hebat. jadi, tolongin kak Danil ya mas"

Rony tidak lagi menyauti omongan Salma, dia berdiri, lalu meninggalkan Salma untuk masuk ke dalam kamar.

Salma menghembuskan nafasnya pelan, dia meresapi semua permintaannya pada Rony barusan. apakah menyakiti Rony atau tidak.

Salma memang sakit hati pada Danil, tapi Salma akan tetap menjadi Salma. dalam hati dan pikirannya, manusia akan selalu mendapat kesempatan yang sama.


23.12 

MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang