104.

16.4K 660 22
                                    

satu minggu berlalu, Rony tengah berkumpul di rumah Paul bersama teman temannya. di sana ada Nabila, karena kebetulan Nabila mengantarkan makanan dari mamanya untuk tantenya, mama Paul.

"Ron ponsel lu bunyi noh" ucap Rahman yang baru saja dari luar. ponsel Rony berada di ruang tamu. karena colokan di depan tv Paul penuh dengan ponsel teman temannya.

Rony berdiri, mengambil ponsel dan segera mengangkat panggilan dari istrinya.

"hallo Sa-"

~mash hiks hiks p-peruth akuh ss-sakith hiks~ adu Salma di sebrang sana.

Raut wajah Rony berubah menjadi panik, niat menjenguk Paul yang sedang sakit, malah terjebak main ps bersama teman temannya, akhirnya dia meninggalkan Salma cukup lama.

"Sal, aku pulang, tolong kuat ya" ucap Rony sebelum menutup sambungan telfonnya.

~iyah hiksshiks~

"GUA PULANG DULU, SALMA MAU LAHIRAN" teriak Rony sembari berlari ke luar dari rumah Paul.

semua teman Rony pun mengikuti Rony keluar, termasuk Nabila. mendengar Salma hendak melahirkan, wajah panik Nabila pun sangat terlihat.

"kita susulin yok" ajak Edo.

"ayok" sahut Diman.

"kak aku boleh ikut?" pinta Nabila.

"kamu sama aku aja Nab" ucap Paul.

"tapi kaka lagi sakit"

"enggak, udah sembuh yok"

akhirnya mereka semua pu. mengikuti Rony menuju ke apartemen dengan dua mobil. Rahman, Edo dan Diman. sedangkan Paul bersmaa dengan Nabila.

setibanya di apartemen, Nabila berlari menghampiri Salma yanb ada di dalam pelukan Rony.

"kak buruan bawa Salmanya" ucap Nabila.

"iya Nab, ini mau di angkat" jawab Rony tak kalah paniknya.

"awsh sakith hiks hiks huffftt"

"tahan ya Sal" ucap Rony.

"bawa ke mobil gua Ron, biar gua yang supirin" ucap Edo dengan buru buru.

"Powl, tolong telfon mama gua" perintah Rony.

"iya Ron"

Rony menggendong Salma ke bawah, lalu membawanya masuk ke dalam mobil Edo, Rony terus memegang tangan Salma dan menguatkan istrinya.

"kuat ya sayang" ucap Rony sembari mencium pelipis Salma.

"sakith mash sshht hiks"

"iya, naaaaakk, jangan siksa mamah ya. kasian mamah" Rony mengusap usap perut istrinya.

"Do lebih cepet lagi ya" ucap Rony.

"sabar Ron, ngga mungkin juga kan gua nerobos lampu merah" jawab Edo.

"tapi istri gua kesakitan do"

"iya gua tau Ron, nih nih lampu ijo nih" ucap Edo, dia kembali ngegas mobilnya dnegan kecepatan sedang.

setibanya di rumah sakit, Rony pun mengangkat tubuh Salma, dan di bawanya ke ugd.

"dok, sus anak saya, tolongin dia udah maksa keluar" ucap Rony dengan cepat "cepat sus istri saya kesakitan" lanjut Rony dengan nada sedikit keras.

"iya mas, tunggu sebentar ya. kita harus melewati beberapa pemeriksaan" jalas sang suster.

"kenapa di periksa lagi? ini kan sudah jelas kesakitan mau melahirkan" Rony semakin menantang. Edo yang baru datang pun menarik bahu Rony.

"Ron Ron, biarin mereka nolongin Salma ya, sekarang lu tenang" ucap Edo.

"baik, selain suaminya mohon keluar ya" ucap suster dnegan lembut.

Rony terus menggenggam tangan Salma, mengusap dan menciumi wajah Salma yang penuh dengan air mata dan keringat.


10.48

MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang