03

4.2K 286 8
                                    

Satu jam telah mereka tempuh untuk menuju citty mall yang ada di pusat kota, big mart lainya juga sudah di sediakan di dalamnya. Jeno dan Jaemin sudah berada di dalam gedung tersebut.

Tapi yang membuat Jeno kesal, kenapa Jaemin memegang sudut bajunya? Membuat baju itu tertarik memanjang. Tidak habis pikir, kalau di tanya jawabanya "Takut aku nya hilang" begitulah. Dan terpaksa Jeno hanya bisa mengikuti si manis.

Mereka melihat di toko Fashion tentu saja tujuan pertama Jeno untuk memilihkan pria itu baju yang tertutup! Huh, jangankan dirinya, orang yang melewati mereka sungguh tertarik pada paha mulus seputih susu itu.

Jangankan paha! Wajah nya saja sudah membuat dia ingin memperkosa.

Dari pada memikirkan hal kotor tentang Jaemin, Jeno memutuskan untuk melihat stel pasang pakaian berwarna senada di sana. Jaemin yang sedari tadi menarik sudut baju itu ikut terhuyung kedepan, dan dia mengernyitkan alis melihat Jeno memilih pakaian lucu disana.

"Menurutku ini cocok denganmu. Ganti pakaian pendek itu dengan ini dan setelah ini pilih pakaian yang menurutmu pas dan menarik" kata Jeno lalu pria itu melanjutkan acara memilih baju.

Jaemin menurut, dia mengambil pakaian yang Jeno maksud. Pakaian bernuansa ungu yang memikat daya tariknya, dengan cepat Jaemin mengganti pakian itu di ruang ganti.

Di dalam ruang ganti Jaemin tak berhenti mengagumi, tapi menurutnya lebih nyaman menggunakan kemeja Jeno dan celana pendek trainingnya. Tapi sungguh, ini cocok, dia jadi semakin lucu.

Setelah berjam-jam melihat dirinya di pantulan kaca, beberapa saat kemudian, Jaemin keluar dengan pakaian tersebut, namun dirinya di buat kaget ketika membuka tirai ruang ganti sudah menampilkan wajah Jeno yang datar dengan lipatan tangan di dada.

"Kau ganti pakaian atau membaca undang-undang?" Kata Jeno dengan gerutan tidak suka, namun beberapa menit kemudian Pria itu memalingkan wajah bersemu merahnya. "Aku sudah memilih sepuluh set pakaian untukmu, jadi kita langsung ke pusat perbelanjaan" sambung Jeno, dia berjalan mendahului si manis.

"Apa dia marah? Sungguh sikapnya tidak bisa di tebak" gumanya lalu mengikuti langkah yang lebih tinggi.

Langkah mereka tertuju pada bahan-bahan yang sudah di sediakan disana, kalini Jaemin merasa jengah karena Jeno tidak menoleh bahkan mengatakan sesuatu, pria itu sibuk memilih bahan yang pastinya untuk persediaan di rumah.

Namun tak tanggung-tanggung Jaemin pun ikut memilih bahan untuk memasak, dia tau, pasti Jeno sulit memilih bahan karena dia tidak bisa memasak. Jeno memperhatikan gerakan Jaemin yang penuh semangat, namja itu lucu kalau terus di perhatikan.

"Jeno lihat, ini mirip denganmu" disana Jeno kelihatan gelagapan, seperti maling yang baru saja mencuri pandang, kemudian pria itu tampak biasa saja dengan tatapan datarnya.

Jaemin mengarahkan sebuah kemasan permen berlogo animasi anjing samoyed. Jeno menatapnya sinis, jadi dia di samakan dengan logo bergambar anjing? Tentu saja dia lebih tampan.

"Kalau aku mirip anjing, berarti kau mirip dengan kera hutan" balas Jeno dengan senyum seringai.

Menahan kesal Jaemin menaruh barang tersebut seperti semula. "Mana boleh seperti itu, seharusnya kau bilang aku mirip kucing, setidaknya kucing lebih menggemaskan dari pada kera" oceh Jaemin membuat Jeno sedikit terkekeh.

"Ayo cepat selesaikan, aku lapar" rengek Jeno seraya mendorong keranjang belanjaan mereka.

Bahan terakhir Jaemin taruh di keranjang tersebut, lalu dia tersenyum ceria melihat keranjang itu penuh dengan bahan-bahan masakan dan alat masak lainya. "Ayo kekasir" ajak Jaemin penuh semangat, mereka berjalan menuju antrian pembayaran.

You In My Bed | NominWhere stories live. Discover now