04

3.7K 243 12
                                    

Satu minggu berlalu. Seungmin sudah lama tidak mengunjungi kantor milik calon tunanganya. Kini perusahaan tersebut berpindah tangan menjadi nama Jeno.

Pria itu sukses berkarir di bidang bisnisnya. Membangun perusahaan besar bukanlah mudah untuk pemuda yang kini sudah berusia 25 tahun.

Seungmin menyungging senyum di kala dia menampakan kakinya di lobi kantor. Ramai karyawan yang melintas menjadi kebiasaan dirinya. Kini dia berjalan menelusuri koridor kantor.

Sanha yang baru saja selesai mengeprint sebuah dokumen menangkap seseorang tak asing di matanya berjalan menghampririnya. Ada wajah kabencian yang dia ciptakan, seolah-olah tak suka melihat orang itu berada di dekatnya.

Seungmin menatap Sanha dengan wajah datar. "Ah, kau rupanya. Kepala divisi centil yang berusaha menggoda pria yang sudah bertunangan" sindir Seungmin.

Sanha memutar bola matanya jengah. "Hanya calon, kau kira presdir mau dengan laki-laki murahan sepertimu?" Kini dia tak mau mengalah dengan tanggapanya.

"Jaga bicaramu, dasar jalang" Seungmin meremat sisi bajunya karena merasa kesal dengan ucapan Sanha.

"Kau yang jalang sialan" sarkas Sanha, lalu dia berjalan mendahului yang lebih tinggi, sesekali dia menyenggol sisi bahu Seungmin hingga pria itu terhuyung kesamping.

"Sialan!!" Seungmin yang merasa kalah tidak terima, dia tatap punggung pria itu dengan raut wajah tak suka. Namun dia tidak mau memikirkan hal lain saat ini. Tujuanya hanya ingin menemui pria yang dia dambakan.

Dia berjalan menuju ruangan Jeno berada. Sudah selama satu bulan dia tidak pernah masuk kedalam ruangan pribadi milik Jeno. Apa di dalamnya berubah atau sama saja? Dia sungguh penasaran.

Tanpa mengetuk pintu dia langsung mendorong pintu berkaca buram tersebut, langkah yang tak bising membuat Jeno tak sadar jika seseorang telah masuk kedalam ruanganya.

Ekhem

Jeno menoleh saat dia mendengar deheman seseorang, ternyata itu Jisung. Sekretarisnya mencoba mengode dengan satu alis yang terangkat kearah pria yang baru saja masuk kedalam ruanganya dengan wajah centil.

"Hai, Jeno. Lama tidak bertemu" sapa Seungmin seraya berjalan menghampiri sang dominan. Dia berdiri di samping kursi kerja Jeno, sesekali tanganya memijat pundak Jeno dengan godaan.

"Bisakah menghubungi aku dulu sebelum masuk kedalam ruangan? Kau tau? Aku sangat terganggu" balas Jeno menjauhkan sisi pundaknya. Dia lebih memilih untuk menatap lembar kerjanya dari pada sosok di sampingnya.

Tentu saja interaksi antar dua calon tunangan itu mencuri perhatian Jisung. Dia menyungging senyum seringai menatap Seungmin yang menggoda Jeno dengan belaian di dada.

"Jeno~ ada pakaian yang ingin ku beli. Aku ingin kau menemaniku ke mall nanti siang. Kau mau kan?" Rayu Seungmin dengan mata berbinarnya.

Jeno meletakan berkas dokumen itu secara kasar. Helaan nafas kasar terasa di permukaan meja. Kini dia menatap Seungmin dengan wajah datar, membuat pria Submisive itu menelan ludahnya sendiri. "Aku sibuk..."

"Kalau kau tidak mau, aku akan memberitahu pada ibumu" ancamnya dengan menyeringai kecil.

Lagi-lagi Jeno harus menghela nafas. Dia tak peduli sebenarnya, tapi kalau soal yang sudah berkaitan dengan ibunya, dia kalah. Selalu seperti itu.

You In My Bed | NominWhere stories live. Discover now