CHAPTER I

3.3K 363 59
                                    

Dunia Elang bukan hanya tentang Bunga. Bunga tahu itu. Bunga berulang kali mengatakan tidak apa-apa. Tidak apa ketika tabungan pernikahan mereka dipakai untuk biaya kuliah adik Elang. Tidak apa ketika waktu bersama mereka di akhir pekan dipakai Elang untuk mengantar keluarganya pergi ke acara keluarga mereka. Tidak apa ketika seharian mereka tidak saling bertukar pesan singkat mengenai kabar masing-masing karena kesibukan Elang di kantor. Tidak apa ... asal Bunga masih memiliki hubungan dengan Elang.

Jadi, ketika hanya Elang satu-satunya orang yang tidak datang ke ulang tahun Bunga malam ini, Bunga mengatakan bahwa dia tidak apa-apa pada orang-orang yang menatapnya dengan sorot khawatir—terutama Mahesa dan Una. Bunga bisa mengobrol dan tertawa bersama para sahabatnya, Bunga bisa meniup lilin berangka 23 dengan hati lapang, Bunga bisa tersenyum lebar saat mereka semua mengabadikan momen itu di depan kamera, asal Bunga tahu ia masih memiliki hubungan dengan Elang.

Tapi, tak ayal, ketika sahabat Bunga sudah pulang, ketika dekorasi diturunkan dari dinding, ketika ruang tengah telah dibersihkan, dan ketika kado-kado telah dibuka dan disimpan di tempat aman, ketika semua itu sudah usai, Bunga membuka lagi layar ponselnya, dan ketika tak ada satu pun pesan singkat dari Elang, air mata Bunga mengalir begitu saja. Dua centang itu masih berwarna abu-abu, seperti warna awan yang menggantung di kepala Bunga.

Bunga mengusap pipinya yang basah. Isak tangisnya muncul begitu saja. Akhir-akhir ini, dia mudah sekali menangis, mudah sekali rapuh. Bila di luar, Bunga masih bisa memasang wajah cerianya, seolah hidupnya sempurna. Namun, di sini, di empat dinding yang memerangkapnya, ketika tidak ada lagi sandiwara yang perlu ia lakonkan, Bunga bisa menjadi dirinya yang seutuhnya.

Dirinya, yang sebenarnya, sungguh terluka.

Bunga: Elang .... Hari ini ... aku ulang tahun

Bunga: Kamu lupa, kah?

Bunga: Apa kamu bisa ucapin 'selamat ulang tahun, Bunga'?

Bunga: Itu pun udah cukup buat aku, Lang

Bunga menunggu pesan balasan Elang. Bunga menunggu dengan membaca novel. Bunga menunggu dengan merajut amigurumi. Bunga menunggu dengan menulis sesuatu di jurnalnya. Bunga menunggu, namun hingga jam dua dini hari, pesan itu tak juga terbalaskan. Tersisa Bunga yang kini tak sanggup lagi menahan bendungan air matanya setelah tadi berhasil menenangkan diri. Bunga kembali menangis pelan, memeluk dirinya, seraya hatinya seperti ditusuk seribu jarum kecil yang Bunga sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk mencabutnya satu persatu tanpa melukai hatinya.

Dunia Elang memang bukan hanya tentang Bunga. Namun, apakah Bunga masih masuk ke dalam dunia Elang?

***

Bunga tidak tahu dimulai dari mana salahnya. Bunga sudah berusaha mengingat-ingat. Adakah kata-katanya yang menyakiti Elang. Mungkin Bunga salah bicara, salah bersikap. Elang memang tipe orang yang menyimpan semuanya sendiri. Dia tidak akan mengatakan apa yang ingin ia katakan, sehingga Bunga selalu berusaha menebak-nebak. Bunga tidak pernah tahu apakah tebakannya tepat, karena Elang tidak pernah protes terhadap apa pun padanya. Elang ... selalu menerimanya ... dulu.

Elang yang dulu selalu menyanggupi semua rengekan Bunga. Elang yang dulu tahu bagaimana meredakan amarah Bunga dan membuat hati Bunga kembali bersemi. Elang yang dulu tahu cara memeluk sedih Bunga. Elang yang dulu ... melintasi gunung dan laut hanya untuk membuat bibir Bunga melengkungkan senyum.

Elang yang sekarang begitu pendiam. Begitu berbeda. Begitu tiba-tiba.

"Udah berapa bulan ... begini, Ung?"

Pertanyaan Una itu dihadiahi senyum kecil oleh Bunga. Pasti, wajah kecewa Bunga tercetak jelas ketika ia mengecek pesan dan tidak menemukan angka satu di kotak arsip. Betul. Saking Bunga berusaha tidak mengharapkan notifikasi dari Elang, ia menaruh Elang di kotak arsip. Hanya Elang satu-satunya yang berada di sana. Dengan menaruh Elang di sana, Bunga akan tahu semua notifikasi yang mampir di ponselnya bukan dari Elang dan ia bisa ... lebih tenang. Walau sebenarnya, ia juga bolak-balik mengecek apakah angka satu itu muncul di kotak arsip. Dan lama-lama ... Bunga rasa ia bisa gila.

DaydreamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora