38. Welcome

3.6K 200 15
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy reading🤍

🦋🦋

Delapan bulan kemudian...

Perusahaan Magnifico Regno akhirnya berhasil bangkit dari keterpurukan. Para investor juga mulai berdatangan kembali untuk melakukan kerja sama. Namun, perkembangannya tidak sepesat saat kepemimpinan Hugo dulu.

"Bagaimana dengan pasar saham hari ini?" tanya George pada Carl yang sedang berkutat dengan dokumennya.

Pria itu pun segera menghentikan aktivitasnya. Lalu, dia menatap ke arah pamannya seraya menghela napas berat. "Sebenarnya, perkembangan perusahaan kita sudah bagus. Hanya saja ..."

Carl menggantung ucapannya dan membuat George penasaran. "Hanya saja apa?" tanyanya.

"Hanya saja, perusahaan Couronne de Gloire sudah berada tepat di bawah kita," ungkap Carlton.

Mata hazel George membulat. Dia merasa terkejut bukan main. Bagaimana bisa, perusahaan yang sudah mati berpuluh-puluh tahun, perkembangannya bisa sangat sepesat itu? Apa ada rahasia besar yang tersembunyi?

"Carl, coba kau suruh orang untuk menyelidiki—" (ucapan George terpotong karena seseorang menyerobotnya).

"Aku sudah melakukan hal itu, Paman. Tapi, hasilnya tidak ada yang menarik. Pemilik perusahaannya juga tetap sama, yaitu Tuan Eric d'Orleans," potong Carl cepat.

Mendengar hal tersebut, George semakin curiga. Pria paruh baya itu tidak akan mudah percaya dengan semuanya, termasuk perkataan Carl tadi. Alhasil, pikirannya pun jadi terbesit untuk melakukan sesuatu.

Aku harus menyelidiki semuanya sendiri. Ada yang tak beres di sini, batinnya.

🦋🦋

"Dema, aku takut sekali."

Sudah seminggu ini, Bella terus mengadu pada Dema. Wanita itu takut sekali dengan kata 'melahirkan', apalagi hari ini usia kandungannya sudah mencapai 9 bulan tepat.

Sementara itu, Dema tersenyum penuh arti. Dia lantas meraih kedua tangan Bella dan menyentuhnya dengan lembut. Hal ini dilakukannya untuk menyalurkan implus penenang.

"Hei, dengarkan aku! Sebentar lagi, twins akan melihat ibunya yang cantik ini. Mereka akan merasa khawatir jika melihatmu yang ketakutan seperti ini," ujar Dema.

Sayangnya, kalimat tersebut tak membuat Bella tenang sama sekali. Dia malah jadi bertambah overthinking. Meski dirinya sudah melihat dan mempelajari cara untuk tetap tenang menjelang lahiran, tapi hal tersebut tetap saja tidak membuahkan hasil.

"Tapi, Dem. Ak–akhhh!"

Bella meringis tatkala merasakan ada hal yang aneh dalam perutnya. Tiba-tiba saja, rasa sakit yang luar biasa muncul dari sana. Dema pun menjadi khawatir sekaligus panik.

Gadis itu segera menghubungi Zack untuk meminta bantuan. Untungnya, pria itu sedang tidak ada jam kuliah. Akhirnya, dia segera melakukan perjalanan ke apartemen Dema dengan kecepatan kilat.

Sementara itu, Bella terus merintih seraya memegangi perutnya. Belum lagi, ada darah yang menetes dari pangkal pahanya.

"De ... Dem, itu darah! Aku takut ...," cicit Bella yang wajahnya sudah pucat. Oh, ayolah! Wanita itu takut dengan darah.

Dema langsung sigap menuntun Bella ke atas ranjang. Lalu, dia mengajari wanita itu untuk mengatur pernapasannya agar tetap tenang dan mengurangi rasa panik.

Howler [On Going]Where stories live. Discover now