55. Look In

2.5K 136 5
                                    

Jangan lupa koreksi jika ada typo!

Happy reading❤️

🦋🦋

Grand William Hospital, London

"Ayo, sekali lagi! Tinggal satu suap."

Bella menyuapkan sup terakhir ke dalam mulut Xavier. Anak tersebut sudah kekenyangan sedari tadi. Namun, sang ibu terus memaksanya untuk membuka mulut. Ya, mau bagaimana lagi, Bella hanya mengikuti anjuran dari dokter.

"Setelah ini, dokter yang dikirim oleh daddymu akan datang. Ja--" (ucapan Bella terpotong karena seseorang tiba-tiba membuka pintu ruangan dengan paksa).

"Baby Xavier! Oh My God, kenapa keponakan tampanku bisa jadi seperti ini? Siapa yang melakukannya?" teriak Dema dengan heboh. Wanita itu baru saja pulang dari Belanda karena ada kerabatnya yang menikah. Sejak mendengar kabar Xavier kecelakaan, Dema jadi tidak tenang sama sekali. Bahkan, dia tak menikmati suasana pesta di sana.

"Dema, hati-hati! Kandunganmu bisa kenapa-kenapa nanti!" nasihat Bella. Ya, Dema telah menikah 2 tahun yang lalu dengan kekasihnya. Sekarang wanita itu tengah mengandung dan usianya sudah menginjak angka 7 bulan.

"Hehe, maafkan aku, Bel. Aku hanya khawatir pada Baby Xavierku ini," ucapnya dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat. Bella pun hanya bisa menggelengkan kepalanya kecil.

"Aunty, Xavier sudah besar. Jadi, sudah tidak cocok dipanggil Baby lagi," gerutu Xavier tak terima. Wajahnya bahkan sudah terlihat kesal.

Namun menurut Dema, ekspresi yang ditunjukkan Xavier sangat menggemaskan. "Oh, benarkah? Tapi, di mata Aunty kau tetap seperti bayi yang baru berusia 3 tahun," godanya.

"Aih, sudahlah! Kau suka sekali membuatnya kesal. Ngomong-ngomong, di mana suamimu?" tanya Bella sambil meletakkan wadah bekas makan Xavier ke atas meja. Wanita itu juga menaruh bingkisan yang dibawa oleh Dema.

Dema duduk di sofa terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari sahabatnya. Punggungnya sering pegal saat usia kandungannya mulai menginjak 6 bulan. "Dann pergi ke kantor. Dia tadi mengantarku sampai pintu depan ruangan inap ini. Lalu, langsung pergi karena ada meeting dadakan. Jadi maaf, ya, kalau dia tidak bisa menyapa dan menjenguk Xavier. Mungkin besok dia akan kuajak ke sini," sesal wanita itu.

Bella menanggapinya dengan senyum penuh arti. "Tidak masalah. Lagi pula, Xavier mungkin akan menetap di sini agak lama, mengingat luka dan patah tulangnya cukup parah," terangnya dengan raut wajah sendu.

Dema menghela napas pelan. Dia cukup prihatin dengan kondisi yang menimpa putra Bella. Baginya, Xavier sudah seperti keponakannya sendiri. Sedari lahir sampai sekarang, Dema terus ikut andil dalam tumbuh kembang kedua anak sahabatnya itu.

"Lalu, bagaimana pekerjaanmu? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Dema, lalu meneguk segelas air putih yang baru disajikan oleh Bella.

"Nyonya Catherina memberiku cuti sampai Xavier sembuh. Urusan pekerjaan, karyawan yang lain bisa menggantikannya untuk sementara waktu," balas Bella. Dema pun refleks mengangguk kecil.

Lantas, netra hijau wanita itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan inap Xavier. Seluruh interior rumah sakitnya sangatlah mewah. Fasilitas di sini juga lengkap. Bahkan, ada sebuah ranjang king size mewah khusus penjenguk.

"Rumah sakit Grand William memang luar biasa. Apakah seluruh ruangannya juga berfasilitas sama seperti ini?" tanya Dema penasaran.

Pandangan Bella yang awalnya menatap sang putra, kini kembali berpusat pada sahabatnya. "Mu-mungkin tidak. Ini adalah ruangan VVIP," ujar Bella berterus terang.

Howler [On Going]Where stories live. Discover now