Amora 36

1.9K 63 7
                                    

Amora merasa ada yang aneh di dirinya. Gadis itu menatap seluruh isi kelas yang sepertinya dia pernah berasa di sana sebelum ini.

Mengarahkan atensinya ke penjuru, menatap teman satu kelas yang dengan ramah tersenyum dan menyapanya meski Amora hanya cuek karna dia tidak mengenal mereka.

"Hai!" sapa Zizi duduk di kursi depan Amora.

"Kalian siapa sih? Jangan sok kenal deh sama aku" Amora menatap mereka tidak suka.

"Kenalin, Gue Zizi dan ini kembaran gue, Vivi" Mereka mengulurkan tangannya.

Amora mengangguk paham menerima uluran tangan mereka.

"Mulai sekarang kita berteman ya!" ujar Vivi.

"Gak mau" tolak Amora.

"Kenapa?"

"Aku cuman mau temenan sama Zian dan Alvin"

Gadis kembar itu saling tatap. Ingin rasanya mereka mengatakan kalau mereka adalah sahabat Amora dan selalu membolos bersama, tapi karna larangan dari Alvin membuat mereka harus bungkam.

"Yaudah deh. Tapi kalau lo butuh apa-apa jangan sungkan sama kita"

"Iya" jawab Amora.

.....

Mana mungkin Zero bisa fokus kerja jika fikirannya terus saja mengarah ke Amora. Dia masih belum yakin Amora bisa mengatasi ketakutannya terhadap lingkungan baru, tapi meskipun begitu Zero harus melepaskan Amora agar gadis itu tidak merasa terkekang seperti dulu.

"Permisi, Pak Zero!" ucap sekretarisnya yang kini berdiri di depan Zero.

"Ada apa?" tanya Zero.

"Ada seorang wanita yang ingin bertemu bapak"

"Siapa?"

"Alvia, Pak"

Zero memperbaiki duduknya. "Suruh dia masuk"

"Baik, Pak"

"Mari bermain-main Alvia, sudah cukup aku membiarkan kamu bebas setelah menyakiti Amora" batin Zero.

Tidak lama, masuk Alvia dengan pakaian seksi serta gaya sombongnya bak sosialita.

Tanpa di suruh dudukpun wanita itu duduk di depan Zero, menatap mantan suaminya yang kini bersedekap dada menatapnya.

"Ada urusan apa kamu datang kesini?" tanya Zero datar.

"Aku tidak mau basa-basi, aku hanya ingin bertanya dimana Amora?"

"Untuk apa kamu mencari Amora?"

"Tentu saja membuatnya menderita seperti kamu buat aku menderita"

"Kamu denger baik-baik, Amora tidak ada hubungannya dengan masalah kita. Dan kalau kamu berani menyentuh Amora seujung kukupun, aku akan buat kamu menyesal" keringat Zero.

Alvia tertawa kencang, wanita itu berdiri dan berjalan di belakang Zero.

"Kamu fikir aku takut?"

Alvia mengambil sesuatu di dalam tasnya, lalu meletakkan benda kecil di atas meja tepat di hadapan Zero.

"Aku hamil, dan ini adalah anak kamu"

Dia PenyelamatWhere stories live. Discover now