Amora 44

1.8K 56 4
                                    

Amora tidak berhenti tersenyum saat dirinya sudah resmi menjalin kasih bersama Alvin. Satu keinginan yang sedari dulu Amora harapkan, kini gadis itu berhasil mendapatkannya meski sebelumnya dia gagal dan memilih untuk menyerah.

Seragam sekolah yang melekat di tubuhnya serta rambut terurai indah, senyum manis yang belum luntur membuat gadis itu terlihat sangat cantik meski wajahnya tidak memakai makeup.

Setelah selesai, Amora keluar dari kamar dan menunggu Alvin yang katanya ingin menjemput.

Tidak lama menunggu, motor sport berwarna hitam berhenti di depan kontrakannya.

"Selamat pagi!" ucap Alvin tersenyum melihat Amora berjalan ke arahnya.

"Pagi"

Alvin memakaikan Amora helm. "Cantik banget sih" Alvin menyentuh hidung Amora singkat.

"Biasanya juga gitu kan?"

Alvin tertawa kecil.

Mereka menikmati perjalanan kesekolah dengan santai. Terpaan angin semilir serta cahaya matahari yang mulai memberi kesan panas ke bumi.

"Loh, kok berhenti?" heran Amora.

"Tunggu disini sebentar" ucap Alvin dan di angguki Amora.

Amora hanya menatap kepergian Alvin, entah apa yang Laki-laki itu lakukan.

Setelah beberapa saat, Alvin kembali dengan membawa setangkai bunga mawar merah yang menjadi bunga kesukaan Amora.

"Bunga cantik, untuk pacar yang cantik"

"Apaan sih, gombal deh"

Amora menerima bunga tersebut, menciumnya aroma wangi yang menjadi candunya.

Sedangkan di sekolah, Zian menunggu Amora di parkiran. Laki-laki itu seperti tidak sabar untuk bertemu dengan Amora.

Deruman motor membuat Zian menoleh, mengerutkan keningnya saat melihat Alvin datang bersama Amora.

Amora turun dari motor, melepas helm dan kembali memberi helmnya ke Alvin.

"Kalian kok bisa barengan?" tanya Zian.

"Sekarang Amora pacar gue" jawab Alvin membuat Zian cengo.

"Biasa aja kali, sampe melongo gitu" ujar Amora.

"Coba ulang sekali lagi!"

"Gue, sama Amora udah jadian" ucap Alvin penuh penekanan.

Zian tersenyum getir, berusaha terlihat bahagia meski hatinya sangat sakit. Padahal Zian menyiapkan kejutan untuk Amora, tapi semua itu gagal dan tidak mungkin Zian melanjutkan rencananya.

"What? Mereka jadian. Gak, gak bisa!" batin Meyra yang sengaja menguping di balik pohon tidak jauh dari sana.

"Gue duluan" ucap Alvin seraya menggandeng telapak tangan Amora.

Hanya dapat menatap kepergian dua sejoli itu, Zian akan berusaha ikhlas asalkan Amora bahagia seperti yang selama ini gadis itu harapkan.

"Semoga lo bahagia, Ra." batin Zian.

......

Kenyataan yang baru saja Meyra ketahui membuat dirinya kesal dan bertekad akan meretakkan hubungan keduanya bagaimanapun caranya.

Menatap wajahnya lewat pantulan cermin di atas wastafel, Meyra akan memulai rencananya saat ini juga.

Sepertinya dewi fortuna berpihak kepadanya. Meyra menoleh saat ada yang membuka pintu.

Dia PenyelamatWhere stories live. Discover now