PART DUA PULUH SATU

3.8K 145 8
                                    

Selamat datang dan selamat membaca ❤❤❤

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 😃😃😃

Angin pagi meniup telinga Zaigan membuatnya terbangun. Suasana tenang yang hangat dari kamar bernuansa cozy itu. Diantara objek-objek memanjakan mata yang bisa dia lihat, ada satu objek yang terlihat lebih tenang dari apapun. Ada Arzela yang tertidur dengan posisi duduk disebelahnya. Berbantal tangannya dan tanpa selimut yang menutupi tubuhnya.

Zaigan tersenyum, lalu membelai rambut Arzela lembut. Sungguh pemandangan yang luar biasa bisa melihat Arzela tidak pergi dari sisinya semalaman. Bahkan setelah apa yang terjadi dirumah itu, Arzela mampu menenangkan badainya.

"Pemandangan yang bagus," sebutnya asal. Dan pada akhirnya tak sengaja membangunkan Arzela.

Cewek itu langsung membelalak melihat Zaigan sudah terbangun. Tiba-tiba saja gencar memeriksa keadaan Zaigan dan memeriksa suhu tubuhnya. Karena sejak Zaigan tertidur, tubuhnya mendadak panas. Pagi ini, untung saja sudah tidak terlalu naik suhunya. Arzela bisa tenang sekarang.

"Istirahat aja disini. Gue buatin bubur dulu."

Arzela berdiri namun Zaigan langsung menahan tangannya dan menggeleng. "Gue belum laper."

"Lo harus makan. Semalaman badan lo panas dan habis mabuk. Lo sendiri yang bilang jangan lewatin makan. Gue nggak mau lo sakit."

Zaigan berdecak dan akhirnya mengangguk mengiyakan. "Habis itu berangkat sekolah bareng."

Arzela tidak menolak. Daripada berbuntut lama, sebaiknya iyakan saja. Cewek itu keluar dari kamar dan meracik bumbu untuk membuat bubur. Saat sudah selesai, Zaigan ternyata sudah duduk didepan meja granit dapurnya itu. Dan langsung menyantap bubur yang dia buat.

"Gimana perasaan lo sekarang?" tanya Arzela yang memperhatikan Zaigan makan.

"Lebih baik dari kemarin."

Arzela sempat ragu. Dia tahu Zaigan takkan suka dengan apa yang dikatakannya. Tapi seolah sudah menjadi kebiasaan, Arzela tidak bisa menunda untuk meminta maaf pada cowok itu. Lihat apa yang sudah Riandra lakukan. Arzela harus melihat sisi lemah yang Zaigan miliki tadi malam.

"Maaf ya, Zen. Lo terluka lagi karena dia."

Zaigan menurunkan sendoknya. "Gue bilang ini bukan salah lo."

"Tapi—"

Arzela seketika menghentikan kalimatnya ketika tiba-tiba saja Zaigan mengecup pipinya sekilas. Cewek itu terdiam dengan bibir yang terbuka. Matanya sedikit melebear seolah waktu berhenti disekitar mereka.

"Hari ini pipi. Besok gue nggak jamin bibir lo nggak bengkak setelah gue cium."

Arzela langsung menepuk jidat Zaigan keras. Lalu berlari masuk ke kamarnya untuk bersiap mandi. Sementara Zaigan tertawa. Juga memilih untuk menghabiskan bubur itu. Sebelum tiba-tiba terdengar gedoran dari pintu. Zaigan berjalan mendekati pintu dan membukanya tanpa melihat siapa yang datang.

ZENARZEL [SELESAI✔]Where stories live. Discover now