PART DUA PULUH LIMA

3.7K 135 3
                                    

Selamat datang dan selamat membaca ❤❤❤

Semoga suka 😭😭🌼

Bangsal rawat tempat dimana Chiko ditempatkan hampir ricuh saat Zaigan memburu masuk kedalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bangsal rawat tempat dimana Chiko ditempatkan hampir ricuh saat Zaigan memburu masuk kedalam. Semua orang yang ada disana seketika kaget. Dikira seseorang yang ingin menyerang dan Zaigan hampir saja kena pukul jika mereka tidak segera mengenalinya.

Diatas ranjang, ada Chiko yang sedang duduk sambil mengunyah apel merekah ditangannya. Sialan Naven. Padahal tadi ditelepon cowok itu mengatakan luka tembaknya parah, tapi sekarang Chiko malah terlihat baik-baik saja.

"Kak Chiko!" ucap Zaigan sedikit khawatir.

Chiko tampak tertawa menatap kedatangan Zaigan yang tergesa-gesa. Bukan hanya itu, tapi juga keberadaan cewek yang tangannya belum lepas dari genggaman Zaigan sama sekali. Diantara mereka, bergabung Arzela yang tampak sangat lelah. Mungkin karena cemas, Zaigan sampai tak sadar jika dia sudah membuat Arzela ngos-ngosan.

"Gue kayaknya aman-aman aja. Tapi cewek lo kayaknya sesak napas tuh," ejek Chiko yang membuat Zaigan langsung menoleh.

Dia membelalak melihat Arzela sudah kelelahan. "Gue panik banget denger kakak masuk rumah sakit karena ditembak," kata Zaigan kemudian. "Siapa yang nembak?"

"Siapa lagi. Ramos lah!" jawab Fikri, salah satu anggota yang bersama Chiko dilokasi kejadian.

Zaigan berdecak sambil menutup matanya sekilas. "Ramos sialan," ucap Zaigan kesal.

Chiko memperhatikan perubahan sikap yang terjadi pada Zaigan. Jika tidak dicegah, cowok itu akan langsung berbuat nekat seperti hari kemarin.

"Untuk sekarang biarin dulu aja. Kita tunggu waktu yang tepat buat balas semua yang dia lakukan."

Andes menggeleng. "Sampai kapan, bro? Sampai jatuh korban lagi baru kita bisa melawan?"

Chiko juga menggeleng. "Emang sekarang kalian tahu dia dimana? Setelah nembak gue, nggak mungkin Ramos nggak sembunyi."

Semua orang didalam sana tampak mengangguk setuju. Emosi Zaigan masih tertahan diujung tinjunya. Karena saat ini, ada pereda amarah yang sedang bersama menemaninya. Tangan Arzela terasa beberapa kali meremas tangan Zaigan agar cowok itu merasa lebih baik.

Zaigan sempat menoleh pada Arzela. Sedikit menganggukkan kepalanya agar Arzela tahu dia sudah lebih tenang sekarang. Tiba-tiba saja ponsel yang Arzela genggam berdering. Sebuah panggilan telepon masuk dan itu dari Erik. Melihat nama ketua basket sekolah menelponnya merupakan sesuatu yang aneh baginya. Mengingat beberapa waktu yang lalu cowok itu sudah mengusirnya karena malu.

Panggilannya berlangsung lama dan selama itu pula Arzela hanya mendiamkannya. Sampai sebuah notifikasi pesan masuk keponselnya dari pengirim yang sama.

Erik KEBAS
Zel, dimana? Tim butuh lo sekarang!

*****

Motor yang dikendarai Zaigan tak berhenti di parkiran seperti biasa. Melainkan didepan lobi sekolah dan Arzela turun dari sama dengan tergesa. Bahkan cewek itu sampai melupakan helm yang masih menutupi kepalanya jika Zaigan tidak menarik dan melepaskan helm itu.

ZENARZEL [SELESAI✔]Where stories live. Discover now