three teen

6 2 0
                                    

Naya mulai memasang sikap kuda kuda dan mengeluarkan jurusan silat yang ia bisa. Lalu diikuti dengan Gisel dan Hana.

SERANG!!!

Ke lima pria itu mulai menyerang mereka. Naya dan Gisel melawan 2 pria sekaligus dan Hana melawan 1 pria berbadan besar.

Plakkk

Plakkk

Plakkk

Naya berhasil mengalahkan kedua pria itu, setelah itu ia membantu Gisel mengalahkan dua pria lagi.

Gisel kehilangan konsentrasi sehingga satu tendangan berhasil mengenai perut nya dan akibatnya ia terjatuh.

Akhhhh sakit , Gisel memegangi perutnya.

Sekuat tenaga Gisel bangkit dari jatuhnya dan berkeinginan untuk membantu Naya yang sedang kesusahan melawan penjahat yang sangat sulit di kalahkan itu. Namun, Naya melarang keras Gisel ia tidak tega melihat Gisel yang sedang kesakitan.

Hana menghampiri Gisel yang sedang duduk tidak berdaya sambil memegangi perutnya.

" Lo gak papa sel, yang mana yang sakit?" Tanya Hana merasa kasihan melihat kondisi Gisel yang meringis kesakitan.

" Muka lo na, kenapa bisa lebam gitu" Gisel menunjuk ke arah muka Hana yang terdapat luka tonjokan.

" Aku gak papa kok, ini gak lebih dari rasa sakit yang kamu rasain" ujar Hana memejamkan matanya menahan rasa sakit yang ia rasakan.

Sedangkan Naya masih bergelut dengan satu pria lagi, menurutnya ini lawan paling sulit bukan karena tubuhnya yang besar namun ilmu yang dimilikinya sangat kuat sementara dirinya baru mempelajari sedikit ilmu tentang pencak silat.

Naya kewalahan melawan penjahat ini hingga ia oleng dan akhirnya

Brughhh

Pria itu mendorong Naya sekeras mungkin hingga kepala Naya menabrak batu besar.

Alhasil ia pingsan tak sadarkan diri, darah segar membasahi wajahnya.

ASTAGHFIRULLAH NAYAAAA

Teriak Hana histeris melihat kening Naya yang bercucuran darah. Ia menutup mulutnya berusaha untuk tidak berteriak dan menahan tangisnya.

Kini hanya Hana sendiri yang tersisa dua orang temannya telah pingsan.

Belum sempat penjahat itu melarikan diri, polisi dengan cepat datang dan menangkap semua penjahat itu di susul oleh Indah, syaqil, ibu ibu tadi dan warga satu komplek.

Indah dan syaqil hanya bisa berdiam pasrah melihat ke tiga temannya yang terluka. Bahkan hampir menangis saat mendekati Naya, ia melihat baju Naya yang sudah berlumuran darah.

Naya baru saja lo sembuh 1 bulan yang lalu, kini lo udah kayak gini lagi
( Batin indah)

" Dari pada tunggu lama, mending kita bawa aja ke rumah sakit biar ibu yang bertanggung jawab atas semua ini" ucap wanita paruh baya itu merasa ini semua adalah salah nya jika saja ia tadi lebih berhati hati saat membawa dompet mungkin ini tidak akan terjadi.

" Tidak bu, ini bukan salah ibu ini udah takdir Allah" ucap Syaqil sambil menghapus air mata di pipinya.

" Baiklah ibu antar kalian ke rumah sakit" ajak si ibu dengan membukakan pintu mobilnya.

Indah dan syaqil hanya mengangguk munuruti kata si ibu.

Sesampainya di rumah sakit Indah, syaqil dan si ibu menunggu di kursi sambil menenangkan pundak indah dan syaqil.

" Kalian tenang aja, semoga teman kalian baik baik aja" ucap si ibu sambil mengelus kepala indah dan syaqil.

" Iya Bu makasih doanya"
Ucap Indah.

" Nak, apakah ada yang bisa di hubungi dari pihak korban seperti orang tuanya atau saudaranya?" Tanya wanita paruh baya itu

"Ada Bu ,nanti Indah telpon Mereka" ucap indah.

"Kalian masih sekolah?" Tanya ibu itu untuk basa basi mengisi waktu.

Belum sempat menjawab, seseorang memanggil wanita paruh baya itu.

Mama

Ujar lelaki itu lalu berjalan menghampiri wanita itu yang diduga adalah ibunya.

" Loh Reyhan??" Ucap Indah dan syaqil bersama sama.

" Indah, syaqil kalian kok ada disini?" Ucap reyhan menunjuk kepada mereka dan saling bertatap tatapan.

" Loh kalian ini udah saling kenal toh" ucap ibu nya Reyhan yang bernama Anggi.

"Iya Bu kita satu sekolah sama Reyhan" ucap Indah.

"Satu kelas juga" sambung Syaqil.

Bersamaan dengan itu Anggi tersenyum tidak menyangka jika gadis yang menolongnya itu adalah teman dari anaknya.

" Mama gak papa kan, tadi Reyhan di kasih tau sama tetangga katanya mama kecopetan" ucap Reyhan dan langsung memeluk mamanya dengan erat.

" Mama gak papa, untung ada mereka yang udah nolongin mama" ucap Anggi mengusap punggung anaknya.

"Ada yang luka gak ma, coba sini Reyhan liat" ucap Reyhan yang mengecek tubuh mamanya.

"Alhamdulillah mama gak luka, tapi teman dari nak indah yang terluka" ucap Anggi ibunya Reyhan menunduk lesu.

" Hah siapa indah?" Tanya Reyhan dengan tatapan yang begitu mengkhawatirkan.

"Naya, Hana dan Gisel" ucap indah lalu menunduk sambil meneteskan air mata. Syaqil yang berada di sampingnya hanya bisa menenangkan Indah.

" Hana jadi korban?" Ucap Reyhan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.

"Bagaimana dengan kondisi mereka?" Ujar Reyhan.

" Naya mengalami pendarahan di kepalanya akibat terkena benturan, Gisel terkena tendangan pada perutnya dan Hana mengalami luka lebam di seluruh wajahnya" ucap syaqil.

Reyhan mengacak rambutnya frustasi.

Dokter pun keluar dan memberi tahukan kondisi pasien.

"Apakah ini keluarga dari pasien yang bernama Hana?" Ucap sang dokter.

" Bukan dok kami hanya temannya, bagaimana dengan kondisi Hana?" Tanya indah dengan penuh harapan semoga Hana bisa cepat pulih.

" Pasien atas nama Hana sudah  membaik kini hanya menunggu beberapa hari untuk proses perbaikan luka di wajah nya, sementara itu pasien atas nama Gisel hanya mengalami tendangan pada perutnya alhasil ia mengalami lemas pada seluruh tubuhnya dan proses penyembuhan nya pun tidak berlangsung lama.

Sedangkan pasien atas nama Naya keadaan nya sangat kritis akibat benturan yang sangat keras kepalanya dan kami akan segera membawanya ke ruang UGD." Ujar sang dokter.

" Dok tolong berikan yang terbaik untuk Naya" ucap indah memohon kepada sang dokter.

" Harap tenang, kami sebagai tim medis sudah menjadi kewajiban menyelamatkan nyawa pasien" sambung sang dokter.

" Dok boleh kami masuk untuk melihat keadaannya?" Tanya Syaqil.

"Boleh, tapi jika ada hal yang terjadi mohon hubungi dokter di sini atau perawat" ucap sang dokter lalu pergi.

Mereka melihat tubuh Hana yang terbaring di atas brankar rumah sakit.

"Hana bangun na, gue rindu lo" ucap Syaqil menepuk tangan dengan pelan.

Syaqil tidak menyangka jika hari bahagianya akan berakhir dengan insiden yang tidak terduga duga.

Sedangkan Reyhan yang berdiri di samping ranjang sangat sesak melihat keadaan Hana, rasanya ia ingin memeluknya.

Anggi yang sedari tadi memperhatikan tingkah anaknya di samping pintu, mengetahui apa yang dipikirkan sang anak.

Dari sorot matanya Anggi mengetahui jika anak bungsunya ini sedang jatuh cinta dengan sosok gadis cantik yang masih tertidur lelap.

Ya Reyhan menyukai Hana.

CINTA TAPI GENGSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang