Naya menatap sendu kepada Arzan yang berdiri agak jauh dari tempat saat ini ia berada.
Sekarang hari terakhir bisa melihat dirinya, entah besok apakah dirinya bisa bertemu dengannya lagi.
Terimakasih atas semua hal yang pernah kau berikan baik itu luka maupun cerita. Meskipun akhirnya kau tidak bisa ku miliki namun pada awalnya kamu yang bisa bikin aku bahagia.
Aku tidak tau harus senang atau sedih karena aku senang aku bisa terlepas dari lingkungan yang menyakitkan ini tapi disisi lain aku tidak akan bisa melihat mu lagi.
Selamat tinggal Arzan, semua tentang mu akan ku tutup hari ini.
****
Pagi itu Naya sedang berkemas karena dirinya hari ini akan pindah ke Depok untuk melanjutkan pendidikan.
Di bantu oleh mama nya membereskan baju ke dalam koper lalu memasukkan nya ke dalam mobil.
"Mama kalau suatu saat Naya kangen mama gimana?" Tanya Naya kepada mamanya yang sedang bersiap untuk pergi.
"Kan sekarang ada handphone, jadi bisa video call" ujar Gita.
Naya memeluk mama nya erat.
"Mama baik baik ya disini, jaga papah dan kesehatan mama sendiri, Naya gak mau kehilangan mama untuk yang kedua kalinya.""Naya gak boleh bilang begitu, mama baik baik aja kok" ucap Gita mengusap usap punggung Naya.
Naya berangkat menaiki mobil diantar oleh mama dan papah nya.
Naya menatap keluar jendela dengan tatapan sedih karena sekarang ia akan meninggalkan kota tercinta, kota berjuta kenangan bahkan sampai bertahun tahun.Sekitar pukul 9 malam ia dan keluarga sampai di sebuah perumahan yang akan ditempatinya.
Perumahan itu tidak terlalu besar seperti rumahnya, namun ia bersyukur di beri tempat tinggal.
Setelah membantu Naya membereskan baju dan barang, keluarga Naya pamit pulang karena besok sudah mulai masuk kerja.
"Naya yang betah di sini oke" ucap Gita kepada putri nya.
"Siap mah, dadah papa" Naya melambaikan tangannya kepada kedua orang tua nya.
Naya tidak melihat mobil milik papah nya, itu menandakan bahwa mereka sudah pergi jauh.
Sebisa mungkin Naya menahan agar air matanya tidak keluar, ia harus kuat dan mandiri dari sekarang karena dirinya sudah bukan anak kecil lagi.
***
Pagi itu Naya terbangun, ia dengan cepat mandi lalu sholat subuh. Setelah itu ia memasak makanan untuk sarapan dan bersiap untuk berangkat kampus.
Dengan style kemeja dilengkapi jas putih khas laboratorium dan memakai celana hitam beserta sepatu putihnya membuat ia percaya diri pergi ngampus pertama kalinya.
" Hai kamu Naya kan, kenalin aku Aisyah anak fakultas kedokteran baru masuk tahun ini" ucap perempuan itu yang bernama Aisyah tiba tiba menepuk pundak nya.
"Hai juga aku Naya" ucap Naya dengan menjabat tangan Aisyah.
" Kamu tinggal dimana?" Tanya Aisyah sambil berjalan.
"Aku tinggal di perumahan anggrek" ucap Naya yang fokus pada jalanan.
"Wah sama dong aku juga tinggal di situ, tapi kok aku gak liat kamu ya" ujar Aisyah.
"Baru kemarin malam pindah" ucap Naya.
"Oh iya kenalin ini temen aku, mereka 1 SMA dengan ku" Aisyah memperkenalkan Naya kepada temannya 3 orang perempuan dan 2 orang laki laki.
Hai aku Lutfi
Saya Alvin
Saya Hera
Saya Yola
Dan saya kaila
Ucap mereka memperkenalkan diri.
"Halo semua nama aku Naya, anak baru disini"
"Kamu ambil jurusan apa Naya?" Ucap Yola
"Fakultas kedokteran" ucap Naya.
"Wah sama dong, sekarang kita temenan ya" ucap Yola sangat ramah.
Mereka bertujuh masuk ke dalam ruangan kelas ber AC itu.
Seorang dosen memasuki ruangan kelas dan menciptakan keheningan di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAPI GENGSI
Teen FictionKisah ini bermula saat dirinya bersekolah di SMA. Awalnya ia belum pernah jatuh cinta dengan laki-laki manapun, lalu Tuhan mendatangkan seseorang yang sangat berharga tapi bukannya bahagia ia malah menderita dalam artian mencintai terlalu dalam. Key...