Lembah Kematian [ Il ]

206 33 0
                                    

"Setidaknya aku dan Mingi sudah punya rencana"

Mereka menatap bingung ke arah Yunho dan Mingi, mereka sudah memiliki rencana itu adalah hak yang bagus. Namun, mereka tidak terlalu yakin dengan rencana Yunho.

GRUDAK

Hal yang tak terduga pun terjadi, naga yang awalnya hanya menatap mereka kini mulai mengepakkan sayapnya. Yang membuat Kapal yang mereka naiki berguncang hebat. Seonghwa memerintahkan teman-temannya untuk segera masuk kedalam Deck kapal. walaupun itu sangat berbahaya, Tapi hanya itu yang bisa mereka lakukan. Tidak sampai di situ saja, Makhluk-makhluk mengerikan yang mengelilingi mereka sekarang sedang tertawa nyaring membuat telinga mereka sakit. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menerima takdir yang akan terjadi pada mereka.

"Kita akan mati" Jongho terduduk. Tubuhnya Begitu lemas, dia putus asa dan hanya bisa meneteskan air matanya yang perlahan mulai jatuh. Yeosang datang dan mengelus tubuh besar Jongho, dia menenangkan temannya itu dengan setulus hati agar dia tidak terlalu takut.

"Kita harus segera pergi dari sini" Hongjoong membuka percakapan, dia berdiri seraya mengepalkan kedua tangannya. Rasa takut menyelimutinya, tapi dia yakin jika mereka berkerjasama dan saling mengerti satu Sama lain, takdir yang mengerikan ini dapat di ubah.

"Bagaimana caranya?" Seonghwa tau, keluar dari tempat ini sangatlah mustahil. Jikapun mereka bisa keluar dari tempat mengerikan ini, apa yang akan  mereka lakukan? Kembali ke tempat tinggal mereka dan bersembunyi di balik selimut? Dunia dalam keadaan yang terancam dengan hancurnya jam pasir yang selama ini menjaga kestabilan dunia.

"Aku dan Mingi sudah punya rencana, kalian lupa itu?" Yunho menatap teman-temannya satu persatu. Teman-temannya tau jika Yunho memiliki rencana. Tapi, mereka tidak tau jika rencananya akan berhasil ataupun tidak. Yunho memanglah anak yang pintar dalam berfikir. Namun, di lain sisi dia juga memiliki kelemahan dalam berfikir jika dalam keadaan yang menegangkan.

"Apa rencanannya?" Yeosang menghampiri Yunho dengan langkah Gontai, tatapan lirih dan penuh harapan dia tunjukkan kepada Yunho. Setidaknya dia bisa membantu jika rencananya itu sulit.

"Huh, beri tahu kami rencana mu" Hongjoong menghela nafas berat. dia menatap Yunho dan Mingi bergantian, setidaknya mereka bisa mencobanya kan?.

"Aku tau ini bodoh, tapi Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menjinakkan naga itu" Mendengar penjelasan dari Mingi, tentu saja semua yang ada di sana menganggap bahwa ini adalah rencana yang tidak di pikirkan dengan matang.

"Kau bodoh? Menjinakkan naga itu sama sama saja Seperti mengorbankan diri kita untuk makanannya. Dasar Bodoh" perkataan yang tak terduga keluar begitu saja dari mulut San. Teman-teman yang lain juga menyetujui perkataan San,  Mereka menganggap bahwa Yunho memang sedang tidak baik-baik saja dengan pemikirannya.

"Setidaknya kita bisa mencobanya bukan? Aku yang akan maju paling depan! Setidaknya aku bisa mati terlebih dahulu jika rencana ini gagal" Yunho mengelak, dia sudah memikirkan rencana ini dengan matang. Namun, kenapa semua temannya malah menganggap dirinya sedang ketakutan dan sulit berfikir.

"Tapi sama saja! Kami semua juga akan ikut mati!!" San menarik kerah baju Yunho dengan tatapan tajam yang terus mengarah ke pemuda jakung tersebut. Yunho melepaskan cengkraman tangan San dengan paksa, dia membalas tatapan itu.

"Berhenti bertengkar!" Hongjoong melerai keduanya, mereka terlalu sibuk berkelahi sampai lupa jika mereka sedang di ambang kematian.

"Setidaknya kita mati bersama" Wooyoung menyela, dia menatap ragu satu persatu temannya.

"Kau juga sudah tidak waras ya!?" San menggaruk tengkuknya yang tak kadal. Tangannya mengepal, wajahnya memerah menandakan dia sedang marah. San adalah tipe anak yang suka marah jika hal yang tak masuk akal mengganggu pikirannya.

"Berhentilah bertengkar! Kita sudah berada di ambang kematian!" Jongho mengepalkan kedua Tangannya. Dia terisak, tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut yang menyelimutinya. Di dalam keadaan seperti ini mereka masih sempat berkelahi sampai tak sadar bahwa hal buruk akan terjadi pada mereka.

"Kita bisa mengubah takdir ini. Yang Kita perlukan hanyalah kerja sama satu sama lain, setidaknya kita bisa mencoba rencana Yunho dan Mingi karena itu adalah satu-satunya jalan keluar dari sini—

— Yang perlu kita lakukan hanya satu, Bekerja sama dan saling menolong" Yeosang bicara. Dia  menepuk punggung San untuk meredakan emosi yang telah menguap-uap.

"Kau benar Yeo. Apa salahnya kita mencobanya. meskipun  mati, setidaknya Kita mati bersama bukan?" Hongjoong yang awalnya tak percaya pada Yunho sekarang berbalik, jika tidak mencobanya kita tidak akan tau hasilnya.

"Tapi....."

Semua tatapan tertuju pada Sang oknum yang bicara. Ya, San dialah orang yang Baru saja bicara. Dengan lirih dia menghela nafas berat dan menggelengkan kepalanya kasar. Tidak ini semua tidak mungkin terjadi kan? Mereka bekerja sama dan tidak mungkin ada yang buruk terjadi.

"Ada apa?" Yunho menatap San  penuh tanda tanya, dia takut jika San masih belum setuju untuk melakukan hal ini. Karena itu akan sangat berbahaya dan berdampak buruk bagi mereka tentunya.

"T-tidak, aku hanya sedang memikirkan hal yang tidak penting saja" Dia menggeleng pelan. Hatinya masih kacau dan pikirannya masih bertengkar dengan kenyataan.

"Jadi bagaimana? Kalian siap!?" Hongjoong memajukan tangannya, dia menatap satu persatu orang di depannya. Mereka mengangguk sembari mengulurkan tangan mereka dan menumpuknya menjadi satu.

"Kita bisa, ayo!!" Seonghwa menyemangati teman-temannya. Dia adalah yang paling tua di antara mereka. maka dari itu, dia harus menjaga dan melindungi orang yang sekarang sedang bersama mereka.

"AYOO!!" Mereka semua bersorak dan mulai mengangmbil perlengkapan senjata yang akan mereka gunakan, setelah selesai Bersiap. Mereka bersama keluar dari Deck Dan menuju takdir mereka.

Sesampainya mereka di luar, berapa terkejutnya mereka dengan pemandangan di depan mereka sekarang, lautan yang awalnya biru kini berubah menjadi lautan lahar yang sangat panas. Naga yang awalnya mereka lihat berwarna hitam pekat kini berubah menjadi mereka dengan api panas di sekujur tubuhnya. Para mahluk yang mereka temui juga berubah menjadi monster besar yang amat menyeramkan.

"Aku tidak takut!" Jongho berlari dengan cepat dan segera melompat dari kapal. Awalnya mereka panik dengan Jongho yang tiba-tiba terjun, tapi untungnya Jongho terjatuh tepat di sebuah batu besar yang di mana batu itu hampir hancur karena panasnya api.

"Tunggu apa lagi? Ayo kita mulai pertarungan ini" Hongjoong menyusul langkah Jongho, dia melompat kesebuah kayu yang ia yakini itu adalah bagian dari kapal mereka yang mulai retak karena tidak dapat menahan lahar yang panas.

Satu persatu dari mereka juga ikut turun dan dengan cepat mereka semua melawan makhluk mengerikan di depan mereka. Seketika rasa takut mereka hilang, mereka bertarung dengan lihay dan dengan mudah berpindah dari satu batu ke batu yang lain.

"Kalian adalah anak-anak terpilih" Ucapan yang jelas terdengar di telinga Hongjoong, dan dia tau siapa sosok yang baru saja mengucapakan kalimat tersebut.

Bisakah mereka melawan makhluk mengerikan tersebut? Atau malah sebaliknya?

TBC.....

Wonderland ATEEZ [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang