Kekuatan sihir

95 18 0
                                    

Seonghwa terpental begitu jauh Saat tiba-tiba Keonhee membuat ribuan pohon yang ada di sana berjatuhan, angin dari pohon yang berjatuhan itu membuat Seonghwa, San dan Dojoon terpental begitu jauh.

"Kekuatanya begitu hebat, kita harus lebih waspada" San terus memegang dadanya yang terasa sesak. Walaupun luka di dadanya tidak terlalu parah, Dojoon tau kenapa San selalu memegang dadanya. Itu efek yang akan terjadi pada San saat dirinya akan kembali ke sikap awalnya.

"Menyerah?" Keonhee datang, di tanganya terdapat sebuah pedang yang siap untuk menikam. Seonghwa,  San serta Dojoon hanya bisa pasrah dan membiarkan takdir yang menentukan nasib mereka.

"Berhenti dasar kau iblis..!" Seorang Wanita dengan jubah yang menutupi seluruh tubuhnya datang dengan sebuah toangkat Panjang yang kedua sisi ujungnya terdapat sebuah kristal biru bercahaya.

"S.. Siapa kau..?" Dojoon langsung bertanya. Dia berdiri perlahan untuk menganalisi orang yang ada di depannya. 

"Aku adalah Lee Gahyeon, aku datang untuk membantu kalian" Nama yang sangat familiar di telinga Dojoon, nama yang sama seperti teman masa kecilnya yang hilang.

"G.. Gahyeon?" Dojoon memundurkan tubuhnya, Tiba-tiba terbayang di kepalanya tentang semua yang terjadi pada saat itu. Gahyeon yang telah di makan monster kini ada di depan matanya. Ntah Gahyeon temannya atau bukan dia tidak tau. Hanya saat mendegar nama itu dia langsung merasakan rasa bersalah yang sangat amat dalam.

"Iya ini aku, Teman semasa kecilmu dulu" Gahyeon tersenyum menatap Dojoon yang sekarang sedang tidak benar-benar ada dalam dirinya. Dia tenggelam dalam lamunan dan hanya ada kenangan suram dalam pikiranya.

"Kalian melupakan keberadaan ku ya..?" Keonhee menatap kearah mereka berada. Dirinya di selimuti oleh rasa benci saat melihat hal seperti ini.

"Kami tidak melupakanmu.........!" Ntah sejak kapan San berada di belakang Keonhee. Dia menghunuskan pedang panjangnya samping tembus keluar dari jantung Keonhee. San hanya tersenyum hambar dan langsung menyabut pedang yang baru saja ia tancapkan di dada Keonhee dari belakang "Jangan kau ganggu keharmonisan seseorang yang sudah lama tak bertemu!!"

Bruk......

Keonhee terjatuh, dia tertunduk sambil memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Baru kali ini dia merasakan hal ini. Hal yang sangat menyakitkan, Keonhee tidak tau jika di pedang yang San tancapkan di dadanya sudah terdapat sebuah racun yang akan menjalar cepat keseluruhan tubuh.

"K... Kau? BERANINYA KAU MELUKAI DIRIKU!!!" Keonhee memutar tubuhnya melihat kearah San. Tiba-tiba angin berhembus kencang dan pohon pohon di sana saling bertubrukan satu sama lain karena anginnya yang terlalu besar.

Seonghwa menggelengkan kepalanya dengan cepat dan langsung fokus dengan situasi sekarang. Walaupun dia sekarang sedang terkejut bahwa orang yang selama ini bersamanya adalah orang yang sangat ia rindukan, tapi dia harus mengurung rasa rindu itu karena saat ini yang terpenting adalah mengalahkan Keonhee dan kembali menjalankan misi mereka untuk pergi ke Wonderland.

"Kita harus fokus pada Keonhee sekarang...!" Tatapan tajam Seonghwa tunjukkan pada Gahyeon dan Dojoon yang berada di hadapannya.

"Baiklah, kita lanjutkan melepas rindu ini nanti..... Sekarang yang terpenting adalah monster itu" Gahyeon melepas jubahnya dan terlihat seluruh tubuhnya yang di penuhi oleh pisau-pisau yang sangat tajam.

"Sekarang. Atau tidak selamanya" Seonghwa hendak mengambil pedangnya. Tapi tidak ada, dia mencari di sekelilingnya sampai tatapan matanya tertuju pada San yang sedang membawa pedang. "Ternyata di situ"

Mereka mulai maju bersamaan dan pertarungan yang sangat menegangkan pun di mulai. Tidak ada suara angin dan burung yang berkicau. Hanya ada suara ledakan dan hantaman yang begitu Dasyat, mereka berempat tak terlalu yakin bisa menang. Karena, kekuatan Keonhee begitu hebat dan sangat sulit bagi mereka untuk Menyetuh tubuh Keonhee.

"Aku akan menggunakan sihir kali ini. Kalian waspadalah, ini akan sangat menegangkan" Gahyeon berucap. Walaupun jarak mereka satu sama lain jauh, tapi mereka memasang telinga mereka dengan tajam agar dapat mendengar suara teman maupun lawan.

"Kau yakin? Bagaima jika kita tidak selamat?" Seonghwa masih ragu. Dirinya tidak takut mati, tapi dia takut kehilangan orang yang dia cintai.

"Apa yang sedang terjadi pada mereka sekarang, aku sangat khwatir" Hongjoong tak berhenti mengucapkan hal yang sama setiap waktu. Dirinya memang terlalu takut jika hal yang tidak dia inginkan terjadi pada teman-temanya.

"Tenangkan dirimu, Hyung. Aku tau jika Seonghwa Hyung dan San bisa menghadapi Keonhee, aku tau mereka tidak akan menyerah begitu saja kepada orang seperti itu" Yunho menepuk bahu Hongjoong, dia berharap jika Hongjoong tidak terlalu memikirkan Seonghwa dan San, Walaupun dirinya sendiri juga khwatir.

"Benar apa kata Yunho, lagipula mereka memiliki sebuah kekuatan yang Iatimewa" Mingi berdiri dari duduknya. Dia menatap langit yang semakin Lama semakin gelap. Dia tidak habis pikir jika sesuatu yang buruk akan terjadi pada teman-temanya. Dia pasti akan sangat sedih jika itu benar terjadi.

"Bagaima bisa aku tenang di situasi seperti ini" Hongjoong menggaruk Kepalanya dengan kasar. Dia sangat bingung, dia ingin membuat Seonghwa dan San. Tapi di sisi lain dia bukan apa-apa, dia hanya akan menyerahkan hidupnya jika pergi kesana.

"Jongho kau kenapa?" Yunho yang melihat tingkah aneh Jongho langsung menghampiri adiknya, Jongho dari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata apun.

"Mungkin dia sedang memikirkan Seonghwa dan San, Jadi dia diam seperti itu. Benar kan?" Ucapan Mingi tak di balas oleh Jongho. Masih dengan posisinya yang sama. Jongho selalu menatap keatas langit yang sebentar lagi akan malam. Semakin gelap langit, semakin hancur perasaan Jongho.

"A... Aku takut jika kita tidak bisa menyelantkan dunia ini, aku takut jika akhirnya kita akan mati dengan keadaan yang mengenaskan" Tiba-tiba Hongjoong berhenti memikirkan Seonghwa dan San, dia melihat Jongho yang baru saja mengeluarkan sebuah kata-kata yang tidak pernah Hongjoong bayangkan selama ini. Bagaima bisa seorang Jongho yang pemberani kini telah berubah menjadi Jongho yang penakut.

"Itu tidak akan terjadi, kita akan mengubah dunia dengan tangan kita. Percayalah, kita tidak akan mati sia-sia" Hongjoong berjalan menghampiri Jongho dan duduk di sampingnya "Selama kita Bersama. Tidak akan ada yang namanya Kekalahan"

Mata dan mulut Keonhee mengeluarakan cahaya berwarna biru. Cahaya yang semakin Lama semakin menyebar keseluruh tubuhnya, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Keonhee merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumya.

"TIDAK!!" Suara triakan yang terdengengar di kuping mereka sangatlah mengerikan. Sebuah teriaksn yang sangat menyakitkan, tubuh Keonhee perlahan berubah menjadi abu dan menghilang di bawa angin.

"Kita berhasil" Seonghwa tertunduk. Senyum indah terukir di wajahnya. Walaupun dia tau ini bukanlah lawan mereka yang sesungguhnya, tapi dia sangat Bersyukur bisa mengalahkanya.

"Kerja bagus" Seonghwa membalik tubuhnya, dia menatap Dojoon yang sekarang sedang menatap dirinya. Seonghwa tersenyum dan perlahan berdiri, dirinya langsung memeluk tubuh Dojoon dengan erat. Orang yang selama ia rindukan ada di depanya.

"Lanjutkan nanti saja. Ayo cari yang lain" San berjalan terlebih dahulu dan di susul oleh yang lainya.

...

Pagi telah tiba. Ini adalah saat di mana Seonghwa harus kehilangan kakakanya untuk kedua kalinya. Dojoon akan pergi ke Utopia untuk menjaga warga yang tinggal di sana. Karena Utopia dalam bahaya dan melindungi Negri itu dari serangan monster-monster kiriman Maskman.

"Kembalilah dengan selamat" Ucap Dojoon pada keenam orang di depanya.

"Kau juga, Hyung. Jaga dirimu dan Tetaplah hidup" Seonghwa tersenyum. Dalam hati dia sudah menangis tapi dia tidak menunjukanya langsung kepada Dojoon.

TBC....

Mungkin beberapa bagian lagi book ini selesai. Oh iy Author belum bisa up untuk bagian selanjutnya karena kuotaku habis 😭 tapi tenang aja, Author bakal balik lagi kok 😄

Wonderland ATEEZ [ End ]Where stories live. Discover now