Pertempuran akhir II

89 13 8
                                    

Semua sudah tidak ada artinya lagi, Maskman sudah menang. Tidak akan ada kebahagiaan lagi di seluruh penjuru dunia ini. Hanya akan ada penderitaan yang mendalam dalam seluruh dunia.

"Mingi, kau baik-baik saja?" Wooyoung berusaha menggenggam tangan Mingi yang sudah tak berdaya. Darah berceceran dimana-mana, Wooyoung sangat menyesal karena melibatkan mereka semua dalam hal seperti ini. Seharusnya dia tidak pernah mengajak mereka. Dan seharusnya dia memberi tau mereka semua kalau jam pasir yang dia bilang hancur satu hari pada saat itu Karena sebenarnya jam itu hancur dari seribu tahun yang lalu karena Maskman.

"Manusia memang lemah, seharusnya Kalian tidak pernah ada!!" Maskman dengan kejam menendang Wooyoung hingga terpental jauh dan tak sadarkan diri.

"Maafkan aku" Wooyoung menutup matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya menyusul teman-temannya yang lain.

Tersisa Hongjoong bersama dengan Jihoon yang tersisa. Mereka tak bisa berbuat apapun, Jihoon sebenarnya ingin menghampiri Kakaknya. Tapi apalah daya dirinya sekarang. Dia tidak menjamin kemampuan apapun, begitupun dengan Hongjoong, mereka berdua hanya bisa bersembunyi di balik reruntuhan gedung.

"Aku harus menolong mereka!" Hongjoong hendak berlari kearah teman-temannya yang sudah tak berdaya lagi. Namun, pergerakannya di tahan oleh Jihoon yang langsung menggenggam erat tangan Hongjoong. "Apa yang kau lakukan? Aku harus menolong teman-temanku!"

"Percuma saja! Mereka sudah tiada" Jihoon masih berusaha menahan Hongjoong yang semakin menggebu-gebu amarahnya.

"Tiada? Termaksud kakakmu kan? Kenapa kau diam saja di saat kakakmu seperti itu?" Jihoon terdiam, benar apa kata Hongjoong. Tidak seharusnya dia diam saja dalam situasi seperti ini. Tapi di lain sisi, dia harus mendengarkan perkataan kakaknya yang tak memperbolehkannya ikut campur.

"TIDAK! Kau tidak boleh pergi ke sana, apapun yang terjadi"  Jihoon sedikit membentak Hongjoong. Hongjoong yang mendengar itu hanya diam tak bersuara. Seharusnya ini tak pernah terjadi, seharusnya tidak pernah ada hal seperti ini di dunia ini! Rasa penyesalan Hongjoong begitu dalam sampai tak sadar sedikit demi sedikit air matanya jatuh menetes.

"Jika memang pilihanmu itu, maaf" Hongjoong terdiam sejenak membuat  Jihoon juga ikut terdiam dengan sikap Hongjoong yang mendadak berubah. "Maaf karena aku tidak bisa tetap di sini, MEREKA TEMANKU!! JIKA MEREKA PERGI AKU HARUS MEMPERTAHANKAN PERSAHABATAN KAMI DAN TIDAK MUNGKIN AKU PERGI MEMBIARKAN PERJUANGAN MEREKA...!!"

Hongjoong langsung pergi berlali dengan cepat meninggalkan Jihoon yang sedang terdiam. Bukan karena tidak paham, Jihoon terdiam karena perkataan Hongjoong yang sangat menyentuh hati. Begitu benar apa yang di katakan oleh Hongjoong. Seharusnya dia tidak diam saja ketika melihat kakaknya yang sudah tak bernyawa karena Maskman.

"Aku tidak bisa seperti ini"

"Lebih baik mereka menjadi orang-orang yang gagal tapi memiliki usaha, daripada seseorang yang berhasil tapi tidak ada usaha" Ucap Hyunjae dengan tegas. Pasukan THE BOYZ sekarang sedang berada di sebuah ruangan yang besar dan megah.

"Haruskah kita melakukan ini? Bukankah ini terlalu kejam untuk mereka semua? Mereka masih anak-anak" Balas Sangyeon tak kalah tegasnya.

Sekarang pasukan THE BOYZ sedang membahas soal delapan pemuda yang sedang dalam bahaya besar, atau lebih tepatnya hanya satu karena yang lainya sudah tidak ada. Sebuah bola bening besar menjadi sumber di mana mereka dapat melihat semua pergerakan Hongjoong dan juga teman-temannya, bukan hanya itu saja, mereka juga dapat melihat pergerakan para Dewi yang sedang berperang.

"Kau pikir hanya mereka yang muda? Aku juga muda di sini" Sahut Eric yang mendapatkan tatapan sinis dari seluruh kelompok THE BOYZ yang ada di sana.

"Seratus tahun kau bilang muda? Dasar payah" Sunwoo mengejek Eric. Yang di ejek malah berdiri dan siap untuk menghapiri Sunwoo dan mengajaknya berkelahi.

"Duduk! Kita sekarang dalam masa yang genting. Tidak seharusnya kalian bertengkar seperti ini di sini" Ucap Jacob yang membuat Sunwoo dan Eric berhenti dan duduk diam di tempat mereka masing-masing.

"Jadi bagaimana sekarang? Haruskah kita memberinya hal istimewa itu? Atau tidak?" Kevin yang awalnya diam saja kini ikut buka Suara. Sebenarnya dia juga bingung dengan kepribadian Hongjoong, Hongjoong adalah Orang yang penuh ambisi dan semangat seperti kakaknya. Tapi di lain sisi dia takut jika Hongjoong akan membahayakan dirinya seperti kakaknya dulu.

"Aku sudah memutuskannya" Semua tatapan mata tertuju pada New, orang yang penuh dengan kejutan istimewa. Dan tebakannya tidak pernah meleset.

"Apa yang sudah kau putuskan?" Tanya Hwall dengan memicingkan sebelah alisnya.

"Kita tidak akan memberikannya pada anak itu. Dia tidak akan kuat menahannya" New melipat kedua tangannya di atas meja. Dia perlahan memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya.

"Aku takut kita salah dalam memilih keputusan ini" Batin seseorang yang sedari tadi terdiam menyimak semua pembicaraan.

Flashback

Dengan kondisi sekarat, Bumjoong masih menahan rasa sakit di dadanya. Dia tidak tau mengapa rasa sakit ini begitu dalam sampai menusuk ke seluruh tubuhnya.

"Argh.... Seharusnya aku mendengar perkataan mereka" Ucapnya perlahan dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Bagaimana? Apakah kau yakin bisa mengalahkanku? Kau itu lemah, Sama seperti manusia lainya" Tawa Kyung Soo pecah. Dia menunjukkan senyum yang mematikan.

"Kau!" Bumjoong perlahan mulai berdiri dan mengambil pedangnya yang berada di sebelah Kyung Soo, saat hendak mengambil pedang itu. Tiba-tiba saja Kyung Soo menghunuskan pedangnya tepat di perut Bumjoong.

"Ha.. kau itu lemah! Kau hanya menghadapi diriku dan hasilnya seperti ini, bagaimana jika kau menghadapi Tuan Mask..." Belum sempat selesai berbicara, tiba-tiba sebuah portal terbentuk tepat di belakang Bumjoong dan keluar tangan dari dalam portal tersebut. Portal itu menarik kaki Bumjoong hingga tertarik kedalam portal tersebut dan menghilang.

"DASAR!! BERANINYA KAU!!" Teriak Kyung Soo dengan nada tinggi, dia benar-benar marah.

Flashback off

"Kita sudahi rapat ini" Sangyeon berdiri dari duduknya dan pergi di susul yang lainnya kecuali Satu orang yaitu Changmin. Dia tidak pergi dan hanya duduk diam di tempatnya.

"Aku yakin mereka bisa di andalkan" Setelah mengucapkan kalimat itu tiba-tiba pintu ruangan kembali terbuka dan terlihat sosok Younghoon yang sedang tersenyum menatapnya. Changmin heran dengan tatapan serta senyuman dari Younghoon yang aneh. "Kau kenapa?"

"Aku tau rencana itu. Dan aku akan membantumu" Ucap Younghoon setelah itu pergi dan tak lupa kembali menutup pintu ruangan yang mereka gunakan untuk rapat.

"Argh! Hentikan" Hongjoong sudah tidak kuasa menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia masih tak menyangka bahwa kekuatan Maskman begitu hebat.

"Bertahanlah, Hyung" Hongjoong menatap kebelakang yang terdapat Jihoon dengan sebuah pedang yang siap dia gunakan untuk melawan Maskman.

"A... Apa yang kau lak....." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Dia di tendang sampi terpental jauh.

Jihoon menghampirinya dan membantu Hongjoong untuk berdiri. Dia perlahan mendudukkan tubuh Hongjoong di sebuah reruntuhan. "Kau benar, aku salah menilai dirimu. Jiwa persahabatan kalian sangat hebat, aku akan menghadapinya sekarang dan kau istirahatlah di sini"

"J... Jihoon" Senyum terukir di wajah Hongjoong.

TBC....

Udah mau end nih.... 🤧 Next di tunggu bagian selanjutnya.

Wonderland ATEEZ [ End ]Where stories live. Discover now