Tatapannya

153 26 2
                                    

Hanya Tembus 409 Kata

°•°•°

Kebohongan, tidak ada yang benar dari Taehyung dimata Jimin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kebohongan, tidak ada yang benar dari Taehyung dimata Jimin. Bagaimanapun raut wajahnya, sesedih apapun tatapannya, Jimin tahu itu hanya pencitraan. Saudara tirinya itu senang mencari perhatian, berlakon sebagai remaja baik hati yang menjalani hidupnya dengan penuh kepedulian terhadap sekitarnya. Kepekaan sebagai tahta tertinggi sanubari.

Jimin bilang itu bohong, Taehyung sedang berlakon dihadapan Ayah sekarang. Membuat drama persaudaraan yang menyentuh perasaan. Hingga Jimin-lah yang akan tersudutkan sebagai orang tidak tahu diri. Sebagai penjahat yang tidak pandai berterimakasih, selalu merasa kurang dan tidak bersyukur.

"Kenapa tidak sekalian iris saja urat nadimu." Selancar itu Ayah bicara, tidak ada beban yang memberatkan tuturnya untuk bicara segamblang itu pada Jimin yang baru satu jam lalu sadar, "Harus berapa kali Ayah bilang, yang dilakukan Bundamu itu salah Jimin. Salah!"

"Kau mau mengikuti jejaknya? Kau mau dibakar dikuali Tuhan. Bunuh diri itu tidak dibenarkan, bagaimanapun caranya."

"Kau dengar Ayah, Jim. Hal seperti ini tidak boleh terulang lagi. Meskipun dia itu Bundamu, kalau salah jangan ditiru."

Dahi Jimin mengerut, matanya ikut terpejam saat suara Ayah masuk dengan begitu kasar ke telinganya. Masuk ke kiri, Jimin tidak lantas mengeluarkannya ke kanan. Justru meluncur kencang kedalam hatinya, menikam tajam dan dalam. Jemarinya ikut menunjukan kegelisahan, memilin ujung baju dibawah selimutnya.

Ketegangan yang tidak bisa dibiarkan, maka Ibu ikut bertindak sebagai penengah yang masih menggunakan akal sehatnya, "Sudah Yah, Jimin baru juga bangun, jangan dimarahi begitu." Ibu mengusap bahu Ayah secara konstan. Kelihatan begitu sejahtera.

"Tidak semua orang dewasa bisa jadi contoh Jim. Misalnya Bundamu, Tolong buang jauh-jauh pikiran itu."

Suara Ayah kembali masuk, Jimin makin kencang memilin bajunya. Menunduk merasakan denyutan yang menggerayangi hatinya. Ia bisa dengar suara Ibu tirinya yang mengajak Ayah keluar. Lalu suara pintu yang tertutup terdengar kemudian.

Sudah, semuanya sudah berakhir.

Jimin pikir, tidak ada siapapun lagi. Dan ia ingin meluapkan residu menyakitkan hatinya. Namun saat matanya terbuka, ia malah mendapati Taehyung masih ada didalam ruang rawatnya.

Jimin langsung memalingkan wajahnya. Meski begitu, Taehyung sudah sempat lihat mata Jimin yang memerah dan berkaca-kaca, "Menangis saja, Jim. Jangan ditahan. Aku akan keluar."

Taehyung memang benar-benar memenuhi ucapannya. Ia keluar dari ruang rawat Jimin, tapi tidak untuk pergi. Ia masih berdiri didepan pintu, dan mendengarkan suara Jimin yang tengah meluapkan perasaan emosionalnya.



"Kau benar, Jim. Aku egois. Aku tidak ingin kau membenciku, dan itu menyakitimu."


"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selamat malam Senin, :)

Typo dan kesalahan lainnya, bisa kita bicarakan baik-baik di ruang kotak. Paling bawah, adanya ditengah.

Terimakacii, 🐣


°•°•°


Written by
Minminki.

Tanpa JedaWhere stories live. Discover now