Keinginannya

116 16 0
                                    

Tembus 1077 kata

°•°•°

Tawa Jimin menguar waktu Dokter Mi-Seon menunjukan bolpoin kuning yang diatasnya ada miniatur bebek kuning

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tawa Jimin menguar waktu Dokter Mi-Seon menunjukan bolpoin kuning yang diatasnya ada miniatur bebek kuning. Tidak menyangka kalau Dokter itu masih menyimpan benda itu. Hadiah dari Jimin beberapa tahun lalu.

Jimin ingat persis waktunya, bertepatan saat Dokter Mi-Seon berulang tahun yang ke-23 tahun. Saat itu Jimin pikir, umur yang dilambangkan pakai anga itu keren. Jadi dewasa tampak menakjubkan dimata Jimin.

Tapi sekarang, masih remaja saja sudah penuh ketakutan, apalagi kalau hidup menyandang status sebagai orang dewasa. Dalam bayangan Jimin, malah lebih mengerikan dari apa yang di rasakan sekarang.

Kalau saja stunting bukan penyakit, Jimin tidak ingin tubuh besar dan jadi dewasa. Wajah asli dunia itu menyeramkan, cuma anak kecil yang tidak bisa melihatnya.

"Kalau ini Jimin ingat tidak?" Sequisy pertama Jimin. Waktu itu Dokter Mi-Seon yang memberikannya sebagai hadiah diakhir sesi konseling.

"Wah, bagaimana bisa ada pada Bibi?" Harusnya Jimin yang menyimpannya, itu'kan hadiah.

"Kau meninggalkannya di ruanganku waktu itu, dan tidak datang lagi. Kejam sekali, kasihan'kan cupcake blueberry-nya sendirian."

Jimin menunjukkan cengirannya. Merasa tidak enak sebab terkesan tidak menghargai pemberian orang lain, "Bukan meninggalkan, Bi. Tapi ketinggalan."

"Mau diambil lagi tidak? Nanti Bibi antarkan ke rumah." Dalam layar ponselnya, Jimin bisa melihat Dokter Mi-Seon asik sekali menekan nekan sequisy milik Jimin.

Membuat Jimin tidak terima, "Jangan ditekan-tekan terus Bibi. Nanti jadi bantat bagaimana."

"Mana ada begitu, ini bisa mengembang. Memangnya srpertimu, waktu kecil bulat dan pendek sekarang malah tinggi kurus." Berhenti bermain-main dengan sequisy, atensi Dokter Mi-Seon kembali terfokus pada Jimin, "Jimin masih punya gangguan makan ya?"

Kepala Jimin menggeleng. Ia masih makan saat ingin, bukannya tidak sama sekali, "Aku baik-baik saja, Bi."

"Sekolah bagaimana? Masih ada yang menjahili Jimin tidak?" Sedikitnya  Dokter Mi-Seon pernah mendengar cerita itu dari mulut Jimin kecil yang mengeluhkan sikap teman-temannya.

"Tidak ada." Karena Jimin memang tidak berteman. Ia dijauhi semua orang yang membuat dirinya menarik diri juga. Tidak ada yang mendekat, berarti tidak ada yang mau berurusan dengan Jimin. Tidak tertarik.

Dokter Mi-Seon mengangguk paham, "Hm, bagus kalau begitu. Berarti Jimin sudah mulai berteman ya. Ada berapa temannya? Satu, dua, atau se-geng."

Tanpa JedaWhere stories live. Discover now