Ajakannya

189 28 5
                                    

Tembus 1251 Kata

°•°•°

Sebenarnya Jimin sudah mengelak, menghindar, berkata enggan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Jimin sudah mengelak, menghindar, berkata enggan. Tapi Taehyung bukan pribadi yang mudah dikalahkan. Kalau dihatinya sudah niat mengusik Jimin, mau dimaki bagaimanapun tidak mampu mengusir Taehyung menjauh. Ditambah lagi Ibunya Taehyung yang ikut beropini, wanita yang membuat Jimin makin gencar ditarik tarik oleh Taehyung.

Ia tidak mau kemana pun meski akhir pekan. Mau bergelung seperti kucing dibawah selimut hangatnya. Tapi dirinya malah berakhir didalam mobil Ibu tirinya. Memalingkan wajah, lebih memilih melihat suasana ramai jalanan daripada harus melihat Taehyung dan Ibunya yang pemaksa.

Jimin hampir merasa seperti diculik dan dijadikan tawanan. Atmosfer yang tidak membuatnya nyaman. Ingin cepat-cepat keluar, rasanya pengap sekali. Ditambah pengharum mobil wangi kopi, makin pening saja jadinya.

Tiba-tiba kaca jendela terbuka, cuma sedikit tidak sampai setengahnya tapi cukup membuat Jimin tersentak kaget. Ia mengalihkan atensi pada Ibu tirinya, yang tampak dari kaca spion tengah meski hanya matanya saja yang terlihat, "Padahal pewangi mobilnya sudah Ibu keluarkan tadi sebelum berangkat, tapi baunya masih ada. Jadi Ibu buka saja jendelanya, supaya ada udara baru."

"Pusing tidak Jim. Kita bisa turun dulu, kalau kau mual." Tangan Taehyung ingin menggapai Jimin yang duduk berjauhan darinya, tapi langsung ditepis begitu saja, "Kalau merasa tidak enak nanti bilang ya, jangan ditahan."

Jimin tidak menimpali ucapan Taehyung, ia kembali memaku pandang keluar. Kali ini jauh lebih baik saat angin dari luar masuk kedalam. Mengusir bau kopi yang membuat perut Jimin bergejolak.

Mobil mereka melaju kearah mana Jimin tidak tahu. Ia jarang keluar, jadi tidak mengetahui banyak jalan atau tempat. Tapi dari yang Jimin lihat, masihlah daerah perkotaan. Jadi pemikirannya kalau dirinya akan dihabisi kemudian dibuang ditengah hutan atau daerah antah berantah, sedikit berkurang. Meski ramainya kita juga tidak menjamin kejahatan menciut kemudian hilang.

Bunyi dari sensor lampu sen terdengar, mobil mereka berbelok kearah kanan. Memasuki parkiran dari sebuah tempat. Kalau dilihat-lihat, sepertinya tempat makan, "Ayo turun anak-anak."

Taehyung langsung melepas seatbelt-nya, hendak turun tapi urung saat melihat Jimin masih diam ditempatnya, memaku atensi keluar cukup lama, "Ayo turun Jimin."

"Aku tidak lapar. Kalian saja yang turun." Jimin membuka pintu mobilnya, hanya agar angin diluar bisa masuk kedalam sebab mobil mereka tidak dalam keadaan berjalan, jadi bau kopinya kembali tercium.

"Kau ingat, restoran ayam baru buka yang pernah aku katakan padamu. Ini tempatnya, Jim. Waktu itu kau belum sempat mencobanya'kan." Sebab keburu dilarikan ke rumah sakit, saat alergi Jimin hampir merenggut nyawanya sendiri, "Sekarang kau harus coba. Menunya banyak sekali, loh. Pokoknya menggiurkan semua."

Tanpa JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang