34. Jika Van marah

328 63 4
                                    

Alura menyerahkan uang sebelum menggeleng tatkala ibu kantin ingin memberikan kembaliannya.

"Buat ibu neng? Euleuh, si eneng meni bageur." Puji wanita paruh baya itu karena Alura hanya membeli sebotol air putih dengan selembar uang merah.

Alura hanya tersenyum sopan dan mengangguk sebelum mengerjap tatkala kedua bahunya terdorong kesana kemari membuat Alura sulit bahkan berjalan saja.

Hari ini kantin sangat ramai.

Garis bawahi sangat.

Padahal kantin itu ada dua, tapi kantin Mipa mendadak sangat penuh bahkan Alura tidak bisa hanya untuk keluar untuk kembali ke kelas.

Alura jadi mengerjap dari balik kacamatanya tatkala netranya mendapati Van dan teman-temannya tengah duduk di meja kantin tidak jauh dari dia berdiri.

"Mampus! Mampus!" Bisik Alura dengan bibir bergetar, sontak dia langsung membalikan badan.

Beruntung karena sangat sesak seperti nonton konser, Alura jadi terhalang dari pandangan badboy tantrum itu.

Alura jadi paham kenapa kantin Mipa bisa sepenuh ini.

Padahal Van jarang sekali ke kantin Mipa, tapi kenapa hari ini dia datang saat Alura sedang menghindar?!?!?

Karena kejadian Alura tidak sengaja menedang kaleng sampai mengenai badan Van dan malah tertawa, Alura takut setengah mati Van akan membantingnya ke lantai.

Alura jadi merutuk dan memukul bibirnya sendiri. "Kenapa gue harus ketawa si waktu itu?!" Pekik Alura kesal pada diri sendiri.

Habisnya wajah Van lucu saat terkejut, Alura jadi gemas dan akhirnya tertawa.

Apa jika Alura menjelaskan seperti itu Van akan memakluminya? Tidak! Yang ada Alura akan ditendang sampai ke luar angkasa.

Duh, dari kemarin Alura terus overthingking sambil gigit jari, dia ingin minta maaf tapi di satu sisi dia juga takut.

Alura menjerit pelan tatkala ponselnya berbunyi, sontak dia merogoh saku rok sebelum membuka roomchat.

Jonash : woy lur, lo di kelas kan?

Jonash : aman kalau gitu

Jonash : si Van ada di kantin mipa soalnya.

Alura sontak tersenyum namun dalam hati menangis.

Alura : boro-boro jir.

Alura : ini gue di kantin Mipa, lima meter di belakang lo.

Jonash : lah nyet?

Jonash yang duduk berhadapan dengan Van itu sontak membalikan badan, menyipitkan netra sebelum membelalak tatkala menangkap Alura tengah berdesakan dalam kerumunan sambil tersenyum segaris.

"Anjirlah," umpat Jonash, semakin menarik ke bawah topi yang dia pakai sambil menggeleng pelan.

Jonash jadi menunduk pada ponsel sambil mengetikan sesuatu.

Jonash : hayoloh

Jonash : Van ke kantin Mipa juga kayaknya mau berburu elo

Alura : emangnya gue mangsa?

Jonash : iya Van singanya

Jonash : hayolo

Jonash : udah, lo gak bisa lari ini

Jonash : dia udah terlanjur marah itu, mending lo minta maaf aja.

Jika Kamu Mati BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang