16. Hilang

34 4 7
                                    

16. Hilang

"J pasti suka," gumam Hems penuh harap sembari memandang sebuah mahkota di tangannya.

Hems baru saja kembali dari ruang penyimpanan barang berharga milik Alam Peri. Dia terbang menuju aula dengan senyum yang tak pudar dari wajahnya. Dia membayangkan wajah J ketika melihatnya memberikan benda berharga ini.

Dari kejauhan, Hems sekilas melihat sayap hitam mencurigakan yang terbang ke arah aula yang sama.

"Sayap hitam? Siapa yang punya sayap hitam di sini?" Hems segera mempercepat laju sayapnya.

Hems mempertajam penglihatannya, dia melihat tubuh pria itu. Rasanya asing.

"Berhenti!" teriak Hems. Sosok itu seolah tak mendengar, dia terus melaju kencang, membuat Hems kewalahan.

Hems mengambil jalan lain, dia terbang lewat bawah dengan kecepatan tinggi. Mendapati posisinya dengan makhluk itu agak dekat, dia segera terbang ke atas untuk menghadangnya.

"Siapa kau?" Hems berhasil menghadangnya. Dia kini melayang di depan makhluk itu dengan gagah berani. Berbeda dengan Hems ketika berhadapan dengan J.

Makhluk itu tertawa sinis. "Siapa kau berani menghalangiku?"

Dia adalah Rahoo, dia sengaja menunjukkan bola besi yang berisi batu cahaya pada Hems. Membuatnya memekik tak biasa.

"Bagaimana kau bisa mengambil benda itu?" Hems marah, wajahnya merah padam, memandang Rahoo dengan berapi-api.

"Aina Kaca yang mengambilkannya," jawab Rahoo enteng.

Hems semakin marah. Tentu saja dia tidak percaya. Tidak mungkin Aina Kaca yang tidak memiliki kekuatan sihir apapun bisa menembus sihir pelindung batu cahaya? Rasanya tidak mungkin.

Hems tak berkata apapun lagi, dia langsung mengeluarkan sihirnya dan diarahkan ke Rahoo. Sayang sekali, pria itu dengan sigap langsung menghindar.

"Oho ... bidikan yang bagus," sindir Rahoo.

Detik berikutnya, Rahoo membalas tanpa aba-aba. Sialnya, bidikan Rahoo tepat mengenai dada bidang Hems, membuatnya terhuyung kesakitan. Untung saja sayapnya masih kuat menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Brengsek!" Hems kembali membalas, begitu juga dengan Rahoo. Mereka adu sihir sekarang.

🌼🌼🌼

Aina Kaca berlari di antara semak-semak dengan perasaan bingung. Kenyataan mengenai masa lalunya sulit dia terima.

Aina Kaca tak tahu dia berlari ke arah mana, pikirannya benar-benar kacau sekarang. "Mereka benar ... aku penjahatnya di sini, aku adalah penyebab Alam Peri kehilangan raja dan ratunya," gerutunya dalam hati.

Aina Kaca menghentikan langkahnya, ia baru menyadari keberadaannya saat ini.

"Gua apa ini?" gumamnya.

Aina Kaca sering sekali berkeliling seluruh Alam Peri, tapi dia merasa belum pernah ke gua ini.

Aina Kaca berjalan mendekat ke arah pintu yang dipenuhi tanaman rambat. Sangat gelap.

"Aaa!"

Teriakan seorang pria terdengar nyaring dari dalam. Aina Kaca terkejut, dia mengenali suara itu. Dia segera berlari masuk tanpa pikir panjang.

"Ovie!" panggil Aina Kaca.

Ovie berbalik, dia lega melihat Aina Kaca. Dia segera menghampiri peri itu dan menceritakan semua yang ia alami tanpa pikir panjang.

"Gue yakin kalau dia adalah sosok yang sama dengan yang gue lihat di danau waktu itu," kata Ovie menutup ceritanya dengan napas terengah-engah.

Aina Kaca mengedarkan pandangannya, tak menemukan siapa pun di sana. "Aku tidak melihat siapa-siapa," katanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AINA KACA (The Light's Stone)Where stories live. Discover now