Perihal Hidup

592 29 5
                                    

Aruna bolos sekolah tapi ia nggak izin ke orang tua untuk bolos, dari ia pakai seragam seperti sekolah biasanya padahal ia belok ke rumah sakit. Tujuannya buat jenguk Indra, sedari kemarin ia kepikiran terus sama Indra.

Aruna tau infomasi rumah sakit dan kamar rawat Indra dari Jayden lewat chat group semalam. Selayaknya ingin jenguk pasien, Aruna jalan pd menyelusuri lorong.

Saat memasuki ruangan, Aruna terkejut mendapati ada Vita di ruangan Indra.

"Tante?" Sapa Aruna.

"Eh, Una, kamu nggak sekolah nak?" Tanya Vita.

"Hehehe... Nggak Tan, lagian disekolah nggak belajar."

"Iya juga ya, udah selesai ujian juga. Sini duduk, kamu naik apa kesini?"

"Motor tan, Indra tidur?"

"Iya barusan aja, dia habis minum obat soalnya."

"Owalah, Tante disini terus Dedek Jeannette sama siapa?"

"Ada mbak si dirumah, Na. Kamu udah makan?"

"Udah Tan, tadi di rumah."

Aruna duduk disamping Vita menghadap Indra, "Kondisi Indra sekarang gimana Tan?"

Vita menggeleng pelan sembari tersenyum pahit, Aruna paham maksudnya dan memilih diam takut Indra dengar dan makin sedih.

Vita mengusap kepala Aruna, "Semua akan baik-baik saja, tetap semangat buat Indra." Bisiknya.

Aruna menganggukkan kepala. Pandangan nya terus menatap Indra yang tertidur damai diatas kasur rumah sakit. Selang dan Infus menjadi simbol penunjang hidup Indra.

Aruna mau nangis, biasanya Indra akan selalu berisik mengganggu nya hingga ia kesal dan berakhir bertengkar hebat kini Indra diam membisu, tak terdengar lagi gelak tawa ketika ia ngomel, tak ada lagi canda goda yang dilontarkan Indra.

Aruna nggak bisa pungkiri, dirinya takut sekali kehilangan sosok Indra yang kini lekat dihatinya. Indra yang membuat nya nyaman, Indra yang bikin Aruna sadar kalo hidup adalah perjuangan jatuh bangun.

"Na," Suara lemah menyadarkan Aruna dari lamunan, "Kenapa? Nangis?"

Aruna segera menyeka air matanya, "Nggak, gue nggak nangis, lo gimana? Apa yang lo rasain?"

"Sakit. Na. Nggak. Kuat." Ucap Indra terbata.

Isak tangis Aruna semakin deras, "Lo kuat Dra, lo kuat. Lo jangan tinggalin gue. Lo masih berjuang. Lo janji kan sama gue."

Indra tersenyum dalam masker oksigen nya, ia berusaha mengangguk. Tangan terinfusnya terjulur menyeka air mata di pipi Aruna.

"Semoga Tuhan dan semesta mengizinkan gue untuk melihat wajah lo lebih lama lagi. Gue masih ingin memandangi wajah lo, melihat senyum lo. Melihat lo marah ke gue, rasanya gue bahagia. Aneh ya gue."

"Dra..." Vita maju sembari mengusap pundak Aruna, Aruna memeluk Vita erat.

"Tante," Indra senyum, "Terimakasih."

"Indra kuat sayang, kamu kuat. Untuk Aruna, untuk Jayden, Untuk semuanya." Ucap Vita.

"Indra capek Tan."

"Istirahat, Dra. Bukan menyerah."

Indra menoleh ke Aruna yang menangis dipelukkan Vita, "Jaga Aruna ya Tante. Indra sayang sama Aruna. Rasanya, Indra mau tidur lama banget."

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Apr 15 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

My Sugar Mommy || Kim JunkyuUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum