5

940 5 0
                                    

Hari ini Kaisar ada janji dengan clientnya pada jam 10 di luar kantor, dia juga sudah membawa semua berkas berkas yang diperlukan jadi dia memiliki sedikit waktu untuk bersantai. Dia mengabaikan alarmnya yang sudah berbunyi sebanyak 5 kali. Sinar matahari pagi mulai menerobos masuk melalui celah celah tirai jendela dan Kai masih meringkuk dibawah selimut tebalnya.

"Kaiii, kaii bangun" Suara itu lebih nyaring dari suara alarm pagi sehingga mata Kai langsung terbuka tapi Kai tak menghiraukanya.

"Kaiiiii bangun!" Joana menarik selimut Kai.

Dengan mata yang masih mengriyip Kai menatap Joana "Apa sih ma? Kai nanti jam 10 kerjanya." Kai menarik kembali selimutnya lalu tidur membelakangi Joana.

"Kai kamu kan udah janji mau anterin Jenny ke kampus. Papa juga udah berangkat."

Kai hampir saja melupakan hal itu, dia langsung bangkit bersandar di headbord lalu mengambil hpnya. Jam sudah berada di angka 07.12.

"Mama aja gimana ma?" Kai mengucek ucek mata lalu menyibakkan rambutnya ke belakang.

"Astaga Kai, kamu udah nyanggupin mau antar pagi ini. Jangan plin plan kasian Jenny! Cepet bangun!"

"Iya, iya."

"Awas kamu kalau tidur lagi." Joana melangkah keluar meninggalkan Kai yang masih memungut satu persatu nyawanya.

Kai memeriksa notifikasi pada kayar hp. Dia mengulas senyum kala nama yang dia nanti ada disana.

00.13

Kakak, Lily ketiduran dari sore. Capek sama ngantuk banget.

Segera dia ketik balasan untuk wanitanya itu.

07.31

Selamat pagi sayangnya kakak.

Bangun belum?

I love you so much.

Kai menyibakkan selimut lalu bergegas menuju kamar mandi.

"Jenny mana ma?" Tanya Kai pada Joana yang tengah menikmati roti dan selai coklat di meja makan.

"Dia nunggu di depan, kamu gak sarapan dulu Kai?"

"Nanti beli di luar ma." Kai langsung berlalu mencari keberadaan Jenny.

Jenny tengah duduk di teras sembari memainkan hp. Gadis itu terlihat lebih segar pagi ini dengan sedikit polesan pada wajah. Bibir ranumnya bak strawbery yang siap untuk dipanen. Mahkota hitamnya yang panjang dibiarkan terurai. Jenny mengenakan atasan crop ketat, membuat bulatan dadanya yang diatas rata rata itu terlihat jelas. Dipadu dengan celana HW jeans longgar. Hanya lelaki tak normal yang akan melewatkan pesona dari seorang Jenny.

"Dek, maaf ya kesiangan, ayuk berangkat."

Jenny mengalihkan netranya menatap Kai "Gpp bang, maafin Jenny ya yang ngrepotin." Perlahan Jenny bangkit dari duduknya dan menghampiri Kai.

"Ngomong apa sih, tunggu sini ya." Kai beranjak menuju garasi mobil.

Kai menurunkan kaca mobil "yuk dek." Lalu membukakan pintu untuk Jenny dari dalam. Mata Kai tak lepas dari sepupunya yang melangkah menghampirinya. Tak menampik dia juga terpesona.

"Bang, ini kok sulit banget sih." Jenny menarik narik seatbelt.

Kai mencondongkan tubuhnya ke arah Jenny lalu mengambil alih seatbelt dari tangan sepupunya itu. Wangi strawberi yang lembut mulai menginfasi indra penciuman, Menahan siapapun untuk berlama lama menghirupnya. Kai melirik Jenny yang hanya terdiam menunggu seatbeltnya terpasang.

"Gampang kok kamu belum breakfast ya dek?" Goda Kai sembari menyalakan mesin mobil.

"Udah kok bang."

Mobil hitam itu mulai menembus jalanan yang sudah penuh dengan aktifitas. Sinar mentari yang mulai menyengat ditambah asap dari ratusan kendaraan bermotor membuat suasana di luar mobil semakin panas. Beruntungnya mereka berdua tidak merasakn semua itu. Kedua saudara itu duduk tenang tanpa topik yang dibicarakan. Sampai pada suara dering hp Jenny memecah keheningan. Jenny melihat layar hp dan panggilan dari mamanya tertera disana. Dia memasukkan hpnya ke dalam tas sampai benda pipih itu tak bersuara lagi.

"Kenapa gk di angkat dek?" Tanya Kai melirik Jenny.

"Gpp bang." Jawab Jenny dengan netra yang masih menatap ke luar jendela.

Kai tak lagi bertanya, dia tak ingin terlalu lancang dengan bertanya tentang sesuatu hal yang tak dia tau.

"Emang udah ada kelas ya dek di kampus?" Tanya kai sembari fokus dengan kemudinya.

"Belum bang, Jenny pingin lihat lihat aja dulu."

Kai menoleh ke arah Jenny "Emang kamu udah punya temen?"

"Udah bang, ada temen Jenny dari pulau K yang kuliah di situ juga."

"Ow bagus deh kamu gak sendirian."

Jenny mengangguk dan tersenyum kecil. Netranya fokus pada layar hp miliknya.

Kai menepikan mobil di samping gerbang universitas A "Udah sampai dek, hati hati ya."

Jenny melihat suasana luar lalu mengulurkan tangan kananya kearah Kai.

Kai memandang tangan Jenny "Kenapa dek? Minta uang saku?"

Jenny menautkan kedua alisnya mendengar pertanyaan Kai. Tanpa mejawab dia langsung meraih telapak tangan Kai lalu diciumnya.

"Da bang thanks ya."

Kai termangu dengan tangan yang masih mengulur. Ini adalah kali pertama ada orang yang mencium tanganya. Saat Jenny menutup pintu mobil barulah Kai tersadar. Kai beralih ke kursi samping lalu membuka jendela.

"Dek pulangnya gimana?" Kai memanggil Jenny yang tengah menghampiri seseorang.

Jenny menoleh "Naik gojek aja bang."

"Ok hati hati." Kai menaikkan kembali kaca mobil. Dia masih memperhatikan Jenny dengan tangan di atas kemudi. Sepertinya adik sepupunya itu menjadi tujuan setiap tatapan mata. Kai menyalakan mesin mobil kemudian berlalu meninggalkan Jenny.

"Caca , Emaaak." Jenny menghampiri 2 orang yang tengah berdiri di samping gerbang lalu memeluk mereka.

"Jenny." Ketiga sahabat itu melepas rindu karena hampir 1 bulan mereka tidak bertemu.

"Sama siapa kamu tadi Jen, cowok kamu ya? Kok gak bilang bilang kita sih jahat banget kamu ya! mana ganteng banget lagi uuuh." Laki laki berkacamata itu nyerocos dengan gaya feminimnya.

"Bukan mak, itu abang aku." Jawab Jenny sembari mencubit pipi Zaki gemes.

"Serius? Abang dari mana? Abang kamu ganteng ganteng banget sih nakk uhh." Ujar kiki manja sembari menangkup kedua pipinya.

"Itu abang keponakan, naksir ya mak?"

"Ow nggak nak Jen, aku tetap setia pada Kak Aroon ku sang dewa Yunani."

Bianca mendecih, gadis dengan tubuh bongsor dan kulit yang exotis itu lalu menggandeng tangan Jenny "Dasar ulet bulu! Gak bisa aja lihat yang bening bening yuk masuk Jen." Caca menarik Jenny melangkah pergi.

"Heiii kalian anak anak durhaka tunggu akyuuuuuh." Kiki berlari kecil menyusul.

Ketiga sahabat itu bersama masuk kedalam gerbang yang akan mengantar mereka pada pengalaman, tantangan dan cerita baru. Jenny dan Zaki mengambil fakultas ekonomi atas arahan orang tua, tentu karena mereka merupakan penerus bagi perusahaan kekuarga masing masing. Bianca sendiri sudah berkarir di dunia modeling sejak kecil sehingga dia mengambil jurusan entertain untuk lebih memperdalam ilmunya.

Mereka bertiga asik berjalan menikmati suasana kampus sembari bertukar cerita selama masa liburan. Mengabaikan setiap mata yang memandang.

TERJERAT PESONA SAUDARADove le storie prendono vita. Scoprilo ora