13

427 5 0
                                    

"Apa sayang?" Jawab Kai dengan mulut penuh dengan pancake. Kai mengamati benda yang tengah di pegang Lily.

Bukankah itu?

Merasa tak yakin dengan matanya Kai bangkit mendekati Lily. Tak salah lagi memang itu sebuah bra.

"Punya siapa itu sayang? Punya kamu?"

Lily berbalik menghadap Kai dengan raut wajah menuntut penjelasan dan mata yang memerah.

"Aku tanya ini punya siapa?"

"Mana aku tau sayang!" Jawab Kai dengan raut yang masih bingung.

"Mana mungkin gak tau, jelas jelas ini ada di bawah bantal kakak." Suara Lily meninggi, kontras sekali dengan Lily yang selalu tenang dan  lemah lembut.

"A apa?" Kai memandang bantal yang tergeletak di bed dan bra di tangan Lily bergantian.

Lily mengambil nafas panjang lalu duduk di matras. Prasangka buruk sudah memenuhi otaknya, Bayangan bayangan negativ mulai mondar mandir kesana kemari. Apa yang telah kekasihnya lakukan dengan pemilik bra hitam itu? Matanya terasa panas dan menggenang. Dia mendongakkan kepala untuk mencegah buliran buliran yang bisa terjatuh kapan saja.

Kai masih terpaku diam, apa yang bisa dia jelaskan? Dia bahkan tak tau milik siapa benda itu. Bagaimana bisa benda seperti itu bisa berada di bawah bantalnya. Kai berjongkok di depan Lily "Sayang kakak benar benar gak tau itu milik siapa." Kai menggengam kedua tangan Lily.

"Trus branya jalan sendiri kesini gitu?

Kai memejamkan mata sembari mengambil nafas panjang panjang.

Lily melempar bra yang ada di tangannya ke muka Kai lalu bangkit dan melangkah menuju pintu kamar.

Saat bra hitam itu mendarat di wajah Kai, samar aroma strawbery menyerempet hidung pemuda itu. Dia langsung teringat dengan Jenny. Semalam gadis itulah yang menempati ranjangnya, bisa jadi dia melepas branya sebelum tidur. Bukankah itu kebiasaan wanita?

Cekat Kai bangkit menyusul Lily yang sudah ada di luar kamar "Sayang tunggu, itu milik." Kai berfikir sejenak, lidahnya terasa kelu untuk menyebut nama adik sepupu "Itu milik."

"Siapa?"

Astaga haruskah aku mengatakanya.

Kai memandang Lily nanar, hatinya bimbang. Jika dia mengatakan itu milik Jenny akankah menyelesaikan masalah atau malah sebaliknya.

Lily mengambil nafas kasar lalu berbalik dan kembali melangkah meninggalkan Kai.

"Jenny!"

Lily berhenti lalu menoleh "Jenny?"

"Iya itu milik Jenny."

"Kenapa bra Jenny ada di bawah bantal kakak?"

"Tadi malam dia tidur sama kakak, maksutnya tidur di kamar kakak"

Tubuh Lily bergetar, gadis itu tak lagi bisa membendung air matanya "Jadi yang kakak maksut deadline kantor tadi malam ternyata sibuk sama Jenny?"

"Nggak kayak yang kamu fikirin sayang!" Kai melangkah mendekati Lily dan mencoba merengkuhnya tapi cekat Lily menepis dan kembali melangkah.

Dengan raut wajah putus asa dia mulai menyusul Lily menuruni tangga "Sayang dengerin dulu penjelasan aku, biar Jenny yang ngomong ke kamu nanti ok. Please jangan pergi kayak gini." Kai berusaha menggapai tangan Lily tapi gadis itu selalu menepisnya.

Lily memesan taxi online sembari terisak. Dia tak memperdulikan Kai yang terus berbicara omong kosong. Laki laki itu terlalu banyak berbohong hari ini dan itu yang membuat Lily muak.

TERJERAT PESONA SAUDARAWhere stories live. Discover now