01. Berubah

1.4K 89 9
                                    

"Pang!" Suara bariton milik pria dewasa itu menggema di ruangan gelap nan sunyi ini. Alien bermanik delima itu berdiri diambang pintu yang kini terbuka lebar, ia menatap sang adik dengan tajam sebelum melangkah mendekati alien muda itu.

Yang dipanggil menoleh dengan raut datarnya. Fang menghentikan sejenak aktivitasnya dan memutar kurisnya agar berhadapan dengan pria yang mengganggunya tengah malam begini.

"Kenapa kau masih terjaga ditengah malam seperti ini?" Kaizo menatap laptop Fang yang masih menyala, memancarkan sinar dari layar laptop itu yang menyala ditengah kegelapan.

Fang masih diam tak berkutik. Alien berusia enam belas tahun itu menarik sudut bibirnya seraya menatap sang kakak yang berdiri sembari menatapnya tajam.

"Kapten juga, kenapa masih berjaga selarut ini?" tanya Fang melempar pertanyaan itu kepada yang lebih tua.

"Bukan urusanmu." Kaizo mendesis. Iris merah delimanya terlihat menawan di tengah kegelapan yang menyelimuti.

"Kenapa kau belum tidur dan masih berkutat dengan laptop? Ini sudah lewat tengah malam, Fang!" tanya Kaizo lagi, netranya bersitatap dengan adiknya, manik merah delima itu bertemu dalam sebuah kontak mata yang cukup lama.

Fang memutuskan pandangannya dan membuang muka. Ia menatap laptopnya yang masih menyala, menampilkan laporan yang sedang ia kerjakan belum selesai sepenuhnya.

"Aku sedang mengerjakan laporan."
jawab Fang sembari melihat kearah lain.

Kaizo menggeram. "Tatap aku jika sedang berbicara padaku."

"Kenapa? Bukankah anda paling benci dengan manik delima milikku? Bahkan anda tidak suka ketika aku menatap anda terlalu lama." tukas Fang membuat Kaizo termangu.

Kaizo melihat jelas wajah adiknya itu yang menatapnya dengan tajam, tidak ada sorot ketakutan atau rasa segan disana. Hanya ada tatapan datar yang ditunjukkan kepadanya.

"Jangan lupa jika anda sendiri yang menegaskan kepada saya, bahwa manik delima ini hanya membawa kesialan pada hidup anda, Kapten." tekan Fang seolah mengingatkan Kaizo tentang ucapannya sendiri beberapa hari yang lalu.

"Anda juga membenci fakta bahwa...

...kita adalah saudara."

Fang menatap pria dewasa dengan status kakaknya itu dengan datar. Tidak ada ketakutan sama sekali baginya melontarkan ucapan yang sebelumnya tidak pernah ia berani ucapkan.

Kaizo mengeraskan rahangnya. Ia berlalu pergi dari kamar Fang tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Dirinya tidak menyangka adik yang selama ini ia anggap lemah dan manja itu bisa mengatakan hal yang seperti itu. Rasanya ia tak pernah melihat tatapan tanpa ekspresi dari adiknya, Fang adalah orang yang pendiam namun selalu mencari perhatiannya dengan cara apapun.

Baru kali ini ia melihat Fang yang berani melawannya. Bahkan melempar kembali ucapannya beberapa hari silam yang bahkan Kaizo sudah lupa.

Kecurigaan nya terhadap sang adik menjadi lebih besar. Ia yakin bahwa sesuatu telah terjadi pada Fang.

Akhir-akhir ini saudaranya itu bersikap aneh. Tidak biasanya Fang mengacuhkannya dan terlihat seperti tidak peduli padanya, bahkan ketika sedang berdua Fang selalu memanggilnya kapten, setiap waktu.

Dulu Kaizo sampai lelah mengingatkan Fang agar memanggilnya kapten saat sedang bertugas. Namun kini adiknya itu selalu memanggilnya kapten meskipun sedang tidak dalam misi. Seolah-olah panggilan itu sudah melekat dalam otaknya.

Kaizo mempercepat langkahnya menuju ruangannya yang ada di kapal angkasanya. Ia menggeram kesal dengan rasa aneh yang menyelubungi hatinya. Kaizo meremat tangannya sendiri hingga buku-buku tangannya memutih.

I am Villain! [KaiFang] : BrotherShipWhere stories live. Discover now