12. Eksekusi

644 52 5
                                    

"Heh! Kau punya mulut tidak, sih? Jawab aku, bodoh! Dasar tidak berguna!"

"Jika kau tetap membungkam mulutmu seperti itu, maka aku tidak segan-segan menghunuskan bara api ini ke mulutmu sampai melepuh!"

Pemuda itu mengambil sebilah kayu yang ujungnya telah dimakan oleh bara api. Kemudian menghampiri seorang pria yang ia ikat pada pohon itu sembari menodongkan bara api didepan wajahnya.

Kaizo tertegun melihat pemandangan itu. Ia tidak menyangka jika adiknya bisa bersikap kejam juga.

Fang menatap seorang pria yang ia sekap itu dengan tajam. Ditangannya terdapat sebilah kayu dengan bara api yang membara, panasnya api tersebut bisa membuat kulit yang bersentuhan dengannya menjadi melepuh.

"Kau masih tidak mau buka mulut, huh?" Fang menudingkan bara api tersebut didepan wajah pria itu, hampir saja bara api panas itu menyentuh wajahnya karena jarak yang begitu dekat.

Si pria itu masih diam. Ia sebenarnya takut dengan ancaman Fang yang akan melukainya dengan bara api itu hingga melepuh, namun ia masih mempertahankan kesetiaannya pada sang Tuan untuk tidak membuka mulut.

"Aku tidak akan membuka mulutku. Percuma saja kau menginterogasiku sampai tengah malam seperti ini." Pria itu sedikit menaikkan nada bicaranya. Lelah juga karena bocah didepannya ini begitu bersikukuh untuk menyuruhnya buka mulut, bahkan tidak segan-segan memukulinya demi membuatnya bicara.

"Ahh! Kau memang keras kepala." Fang mendesah kesal.

"Pangeran, anda tidak tidur? Ini sudah lewat tengah malam, sebaiknya anda tidur dan saya akan menjaga orang ini selama anda beristirahat." Sailang berkata melewati telepati. Ia masih bersembunyi dalam dimensinya, belum menampakkan wujudnya secara nyata karena Fang tidak mengizinkannya.

Apalagi disini ada Kaizo. Berbahaya jika pria itu sampai tau hewan peliharaan Fang.

"Tidak, aku tidak akan tidur sebelum mendapatkan informasi darinya." Fang menjawab tanpa sadar, ia tidak berbicara melewati telepati nya dengan Sailang. Membuat Kaizo yang tak jauh darinya itu menaikkan alisnya karena bingung dengan Fang yang berbicara seorang diri.

"Dia bicara pada siapa?" Batin Kaizo terheran-heran.

Fang berdecih kesal. Ia melemparkan sebilah bara api tersebut ke sembarang arah. Hampir saja mengenai Kaizo kalau saja pria itu tidak menghindar dengan cepat.

Pemuda itu berjongkok didepan seorang pria yang tubuhnya penuh dengan luka yang diberikan oleh Fang. Wajahnya penuh dengan memar dan darah yang keluar dari pelipis dan sudut bibirnya.

Ditatapnya manik cokelat itu dengan tajam, Fang mencekik leher pria itu dengan kuat sembari menekannya ke pohon yang menjadi sandaran pria itu.

"Kau masih tidak menyerah? Katakan saja padaku siapa dirimu dan siapa yang menyuruhmu untuk memata-matai ku selama ini, maka aku akan meringankan hukumanmu." Fang menatap sang lawan bicara dengan bengis. Ia semakin mengeratkan cengkraman pada leher pria itu membuatnya terbatuk-batuk karena kesulitan bernafas.

"A-aku tidak akan memberitahumu meskipun...kau ingin mem-bunuhku saat in-ni..." pria bermanik cokelat itu terbata-bata karena lehernya dicekik dengan kuat. Ia sampai sulit untuk bernafas karena Fang sepertinya tidak mau mengendurkan cengkramannya sama sekali.

I am Villain! [KaiFang] : BrotherShipOnde histórias criam vida. Descubra agora