03. Hantu

720 58 21
                                    

Seorang pria yang sedang mengenakan jas putih menyerupai dokter itu awalnya sedang menikmati secangkir kopi hitam dengan damai. Sebelum akhirnya seorang pria mendobrak pintu lab tempatnya bekerja dengan kasar.

Ia sampai dibuat terkejut dan hampir menjatuhkan cangkir berisi kopi panas itu ke laptopnya kalau saja ia tidak hati-hati.

Ben mendengus menatap sang sahabat yang tidak merasa bersalah sama sekali. Pria itu berjalan lemah dengan penampilan tidak rapinya dan duduk dikursi tempat rawatan, menyenderkan punggungnya pada kursi berwarna putih itu tanpa menatap kearahnya sama sekali.

"Sialan, kau Kai! Bisa tidak si datang dengan baik-baik tidak perlu mendobrak pintunya? Aku tau kau pemilik kapal angkasa ini tapi setidaknya pikirkanlah lab ini adalah tempat kerjaku, kalau sampai rusak dan aku tidak bisa berkerja bagaimana? Kau tidak memikirkan itu, ya?!" Omel pria itu menatap Kaizo dengan kesal.

"Jangan banyak bicara, obati saja aku." Kaizo memejamkan matanya sembari duduk di kursi, mencari posisi yang nyaman untuknya berehat sejenak.

Ben menatap Kaizo dengan datar. Lalu segera mempersiapkan alat-alat untuk memeriksa sahabat sekaligus atasannya itu. Ben adalah sahabat Kaizo sejak belasan tahun silam, keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Kaizo yang memiliki karakter cuek dan angkuh, sedangkan Ben itu ramah dan ceria. Sungguh sebuah perbedaan yang mencolok.

Ben dengan telaten mengobati Kaizo yang terluka itu dengan pelan agar sahabatnya itu tidak mengamuk. Jarang ia mendapati Kaizo yang datang padanya dengan membawa luka seperti ini. Bisa disebut ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama sejak pertempuran memperebutkan galaxy lima tahun yang lalu. Itu adalah pertempuran pertama yang paling dahsyat dan mengerikan.

Kaizo memejamkan matanya dengan pakaian yang robek dibeberapa bagian, dengan darah segar yang keluar mengucur dari kain yang sobek, lengan dan lehernya terdapat luka gores yang tidak terlalu parah. Syukurlah wajah tampannya itu tidak terluka sedikitpun, kalau tidak para penggemar berat Kaizo akan kecewa karena ketampanannya tertutupi oleh luka.

"Kau habis bertempur dengan adikmu?" Tanya Ben disela-sela kegiatannya. Ia membersihkan luka itu dari kotoran sebelum memberinya antiseptic dan membalutnya dengan perban.

"Aku tau kau baru saja bertarung dengan Fang. Kalian terus berkelahi seperti anak kecil." Lanjut Ben karena Kaizo hanya diam tidak menanggapi dirinya.

"Kau pasti berpikir bukan, kenapa Fang bisa melukaimu sampai seperti ini? Padahal sebelumnya ia bahkan tidak bisa melukaimu seujung kuku pun." Ben menatap Kaizo yang masih memejamkan matanya. Tidak menanggapi ucapannya sama sekali, namun Ben tau bahwa pria itu sedang menyimaknya baik-baik.

"Sebenarnya Fang itu kuat, dia bisa saja melukaimu lebih parah dari ini. Namun, ia tidak setega itu untuk membuatmu terluka parah. Dia tidak sepertimu yang berdarah dingin dan bersikap apatis. Kau tidak ingat, kau pernah membuat Fang sekarat bahkan berada diambang kematiannya setelah bertarung denganmu lima hari yang lalu?" Ben menatap kelopak mata yang tertutup itu dengan lamat.

"Dia hampir menemui ajalnya kalau saja aku tidak bertindak cepat. Aku memberinya sebuah ramuan yang membuatnya meregenerasi lukanya dengan cepat, sehingga ia bisa bertarung denganmu hari ini. Kalau tidak dia tidak akan bisa bangkit dari ranjangnya sampai minggu depan." Ben berkata sembari terus mengoleskan obat merah pada leher pria itu yang terdapat beberapa goresan. Tidak terlalu parah, namun ia harus tetap mengobatinya.

"Dan sekarang dia bisa bertahan akibat obat yang aku beri. Dia juga mengalami perkembangan pesat karena berhasil melukaimu sampai seperti ini. Sebelumnya 'kan, tidak pernah ada orang yang bisa memberikan luka seperti apa yang Fang berikan padamu." Ben tersenyum kecil, membuka plester yang ia ambil dari dalam kotak P3K.

I am Villain! [KaiFang] : BrotherShipWhere stories live. Discover now