04. Perang

650 53 9
                                    

"Semuanya bersedia!" Seru Kaizo kepada seluruh pasukannya. Pria itu menatap seluruh anggotanya yang akan ikut berperang hari ini satu persatu. Memastikan bahwa mereka semua siap untuk ikut perang.

"Siap, Kapten!" Semuanya berseru dengan posisi siap sempurna.

Kaizo mengangguk singkat. Ia kembali memeriksa semua persediaan makanan, senjata, juga pasukan cadangan untuk berperang selama dua hari nanti. Mengingat perang ini adalah perang yang sangat penting, dan dirinya sebagai pemimpin perang ini yang berarti kemenangan perang adalah tanggung jawabnya. Kaizo harus memastikan bahwa semua persiapan matang dan sesuai dengan semua instruksinya.

Bagi Kaizo, kegagalan adalah suatu hal yang sangat ia benci. Selama lebih dari sepuluh tahun ia menjelajahi galaxy, ia tidak pernah kalah dalam berperang.

Kaizo akan memberantas seluruh kejahatan di medan perang, ia akan membawa kemenangan pada perang kali ini.

"Siapkan kapal angkasa! Kita berangkat sekarang!"

"Kali ini kau akan kalah, Kaizo!"

Orcius Ven, sebuah planet yang telah dikuasai oleh kegelapan. Sebuah planet yang kaya akan hasil tambang dan sumber daya pangan yang tinggi, membuat planet itu diincar oleh banyak para perampok untuk dikuasai.

Hari ini, dua kubu yang berlawanan itu akan saling berperang untuk memperebutkan Planet ini. Perjanjian telah ditulis, kedua belah pihak telah menyetujui semua syarat-syarat dan ketentuan sebelum dimulainya perang.

Yaya, Ying, dan Gopal sebagai pemasuk dan penjaga di bagian pekemah. Menyediakan obat-obatan, senjata, dan makanan untuk pasukan yang sedang berperang. Juga mendirikan tenda untuk semua pasukannya beristirahat ketika perang telah usai.

Sedangkan Kaizo, Fang, Boboiboy, Sai, Shielda, dan beberapa anggota lain memimpin perang. Para fighter maju ke barisan terdepan untuk berperang dan melawan musuh. Hanya yang terkuat saja yang terpilih untuk memimpin perang.

"Aku akan menumpas seluruh pasukanmu, ku pastikan kau tidak akan menang kali ini." Kaizo menatap tajam sang pemimpin kubu kejahatan. Sedangkan yang ditatap hanya tertawa renyah meremehkan Kaizo yang begitu yakin akan menang.

Si pemimpin kubu kejahatan—The Black Death— memandang Kaizo dengan manik hitam pekat miliknya. Wajahnya tertutup oleh topeng hingga batas hidung, memperlihatkan bentuk bibir seksi yang mencuat berwarna pucat.

Black Death mengenakan jubah hitam dengan tudung yang menutupi kepala hingga wajahnya, di lengannya terdapat simbol organisasi gelap yang dipimpinnya. Simbol dilengannya bergambar tengkorak dengan dua pedang yang menyilang berwarna silver, itu adalah ciri khas para penguasa kegelapan.

Pria yang disebut sebagai raja kegelapan itu menunjuk Kaizo dengan telunjuknya, dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya kala menatap manik delima yang membuatnya seketika teringat dengan seseorang.

"Kau akan kalah, Kaizo. Ku pastikan kau tidak akan bisa menang melawanku." Black Death tersenyum miring.

Peperangan yang sengit terjadi. Dua kubu yang berlawanan itu bertarung tanpa rasa takut. Pertumpahan darah tak terelakkan, Kaizo terus bertarung tanpa ekspresi. Pedangnya mengayun menebas apa saja yang ada didepannya, sudah puluhan orang tewas karenanya. Tak sedikitpun rasa bersalah ia rasakan, baginya musuh adalah musuh, yang harus ditumpaskan sebagaimana janjinya saat ia masuk menjadi bagian dari organisasi kebenaran.

I am Villain! [KaiFang] : BrotherShipWhere stories live. Discover now