02. Sebuah Pesan

806 68 5
                                    

Bugh!

Sebuah pukulan kuat mendarat di pipi Fang dengan sempurna hingga membuat wajahnya tertoleh kesamping.

Sang pelaku penamparan itu hanya berdecih menatap sang adik dengan tajam. Kaizo benar-benar akan memberikan pelajaran bagi pemuda itu agar tidak berlaku semena-mena lagi terhadapnya.

"Kau sudah berani kepadaku, Pang?!" Bentak Kaizo dengan amarah yang menggebu.

Fang hanya diam tak berkutik. Ia mendongakkan kepalanya hingga manik delima itu menatap ke arah yang lebih tua. Fang tersenyum miring.

"Perlu diingat bahwa aku adalah kaptenmu, kau harus bersikap sopan meskipun kita sedang tidak menjalankan misi." Tutur Kaizo lagi dengan tegas.

"Kenapa aku harus menghormati orang yang bahkan tidak menganggap ku sama sekali? Apakan aku harus bersikap sopan kepada orang yang tidak bisa mempedulikan adiknya sendiri? Apakah perlu aku ingatkan, Kapten, bahwa aku adalah adikmu!" Teriak Fang meluapkan semua perasaan yang ia pendam selama ini. Manik delima itu menatap sang kakak dengan datar. Tidak ada rasa takut ataupun rasa segan lagi, yang ada hanyalah tatapan datar tanpa ekspresi yang sangat dibenci oleh Kaizo.

"Kau..." Kaizo menggeram. Rahangnya mengeras dengan urat-urat lehernya yang timbul dengan jelas, menandakan bahwa pria itu sedang marah.

"Kau harus diberi pelajaran agar tidak membangkang!" Kaizo mengeluarkan pedangnya dari dalam sarung. Menudingkan pedangnya yang tajam itu kearah Fang secara horizontal. Manik delima itu menatap tajam yang lebih muda, menyiratkan kemarahan yang tidak biasa.

"Lawan aku jika memang kau ingin dihargai olehku. Kau saja tidak bisa membuatku terluka, kau ingin dianggap adik olehku?" Kaizo mendesis tidak suka, "Aku tidak ingin memiliki adik yang lemah sepertimu."
Ucapnya penuh penekanan disetiap kata.

Fang merasakan dadanya yang bergetar naik turun. Ia meremat tangannya sendiri mengontrol emosi yang tiba-tiba meluap tak tertahankan.

"Lawan aku! Tunjukkan padaku bahwa kau tidak lemah dan pantas untuk dihargai." Tantang Kaizo sembari memasang kuda-kuda. Bersiap untuk meluncurkan serangan pada adiknya.

Fang mengepalkan tangannya. Menciptakan sebuah bola bayang berwarna hitam pekat dari telapak tangan. Manik delimanya berubah menjadi hitam pekat, berkat kacamata penyamarnya manik hitam pekat itu tak diketahui oleh sang kapten. Fang tersenyum miring, ia membasahi bibirnya sendiri sebelum memulai pertarungan mereka.

"Baiklah jika kau ingin melawanku, kakak." Gumam Fang sembari mengeluarkan kekuatannya.

Pertarungan dahsyat pun tak terelakkan. Kakak beradik itu juga
tak mau mengalah diantara mereka. Meskipun berstatus saudara, keduanya tetap bertarung layaknya melawan musuh.

Kaizo yang begitu berambisi untuk menaklukkan adiknya, juga Fang yang sangat ingin membuktikan kepada kakaknya bahwa ia tidak lemah dan pantas dihargai. Keduanya sama-sama berambisi untuk membuat lawannya tumbang.

Fang menyerang Kaizo dengan tusukan bayangnya, namun langsung ditepis oleh Kaizo menggunakan tolakan tenaga. Fang kembali mengeluarkan pengikat bayangan dan menyerang Kaizo tanpa henti meskipun ia tau bahwa kakaknya itu akan menangkal serangannya dengan mudah. Karena dirinya bukanlah tandingan seorang pemberontak legendaris yang telah menjadi legenda di seluruh antero galaxy. Namun Fang ingin mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyerang Kaizo demi mencapai keinginannya.

I am Villain! [KaiFang] : BrotherShipWhere stories live. Discover now