-5-

760 135 48
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Jeffri juga sudah tidur tanpa rasa bersalah setelah menyakiti anaknya itu. Ck, benar benar bapak yang cukup kejam!

Sementara Rosie, dia masih terisak kecil dengan bajunya yang sudah robek dibahagian punggungnya sehingga luka cambukannya kelihatan dengan jelas.

"Hiks Mommy" isaknya yang masih setia memeluk foto sang Mommy.

Sudah tidak tahan lagi, Rosie akhirnya memutuskan untuk segera kabur. Dia akan mencari keberadaan sang Mommy agar dirinya bisa menjauh dari sang Daddy yang cukup kejam.

Dengan langkah perlahan lahan, Rosie berganjak keluar dari mansion. Dia tidak ingin mengeluarkan suara yang bisa membangunkan Jeffri bahkan dia tidak membawa apa apa kecuali foto sang Mommy yang sudah tersimpan di saku celananya.

"Mommy ada dimana?" Gumamnya berlari pergi meninggalkan area perumahannya sebelum dikejar oleh sang Daddy.

*

Disisi lain, terlihatlah Limario yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Pria ini bahkan sudah bersiap siap untuk pulang sebelum notif dari ponselnya menghentikan langkahnya.

J🐻♡

-Hon, kamu masih kerja?-

-Pekerjaan aku baru saja selesai kok. Kamu tidur saja duluan-

-Aku tidak bisa tidur. Lagian sekarang Lalice juga lagi menunggu kamu pulang loh-

-Loh, Lalice kok belum tidur?-

-Katanya belum mengantuk. Besok juga dia libur jadi tidak apa apa deh-

-Besok Jisoo bakalan kemansion untuk menjemput Lalice-

-Terus kamu biarin?-

-J, dia itu Mama kandung Lalice. Dia juga berhak keatas Lalice-

-Terserah-

-Sudah, jangan ngambek. Aku otw pulang nih-

-Hati hati Hon. Love you-

-Love you too❤-

Limario tersenyum sebelum bergegas keluar dari perusahannya itu.



Dengan menahan rasa kantuknya, Limario berusaha fokus mengendarai mobilnya. Jalanan yang sepi itu pula membuat dirinya mengendarai mobil dengan laju sehingga dia tidak sadar kalau ada sosok yang ada ditengah jalan.

Ckitttt

Namun beruntung sekali dia sempat menghentikan mobilnya sebelum menabrak sosok itu.

Terburu buru dia melepaskan seatbelt dan berganjak keluar dari mobil.

"Kamu tidak apa apa?" Paniknya.

Sosok itu mendongak menatap Limario "Hiks jangan pukul Rosie" isaknya ketakutan.

"Hey, tenanglah" Limario berjongkok menyamakan tingginya dengan Rosie "Om tidak akan memukul kamu kok. Kamu kenapa sendirian malam malam begini? Dimana orang tua kamu?"

"Hiks Rosie tidak mau pulang, Daddy jahat" isak Rosie lagi.

Limario menelan ludahnya dengan kasar "A-Apa Daddy kamu yang memukul kamu?"

Rosie mengangguk "Tadi Daddy mencabuk Rosie" adunya.

"Ya Tuhan" Limario mengusap wajahnya dengan kasar. Tidak dapat dia bayangkan kalau anaknya sendiri yang menerima perlakuan kasar seperti itu.

"Sekarang kamu mau kemana?"

"Rosie tidak tahu. Rosie kabur dari rumah soalnya Rosie tidak mau ketemu Daddy lagi"

Limario melihat jam dipergelangan tangannya "Sudah hampir jam 11 malam" dia melepaskan jas yang dipakainya itu dan memakaikannya kepada Rosie "Ayo ikut Om pulang"

"Apa Om jahat?" Polos Rosie.

Limario tersenyum "Om baik kok. Om juga punya anak, mungkin dia seumuran sama kamu" bujuknya.

Melihat ketulusan Limario, bocah itu akhirnya mengangguk. Sekarang dia hanya pasrah dan membiarkan Limario membawanya pergi jauh dari sang Daddy.

*

"Mommy, dimana Daddy?" Tanya Lalice mengucek matanya.

"Lalice sudah mengantuk hurm?" Tanya Jennie mengelus kepala sang anak.

Lalice mengangguk "Eung"

"Sebentar ya. Daddy sudah on the way pulang kok"

Ceklekk

Bersamaan dengan itu, pintu mansion dibuka dan masuklah sosok Limario yang menggendong Rosie.

"Hon, itu siapa?" Bingung Jennie.

Limario menurunkan Rosie dari gendongnya "Rosie, kenalkan diri kamu" ujarnya.

Rosie tersenyum malu malu bahkan dia menunduk "A-Annyeonghasaeyo. Nama aku Rosie Skyler Jung. Umur Rosie 6 tahun"

"Halo Rosie, aku Lalice" balas Lalice dengan ramah.

"Rosie, ini istri Om. Kamu bisa memanggil dia Tante Jennie" Limario memperkenalkan Jennie.

Dengan segera Rosie mendongak menatap Jennie.

Deg

"Mommy" gumamnya pelan.

Sementara Jennie, dia menatap Rosie dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mulai hari ini, Rosie akan menjadi anak angkat kita" ujar Limario membuat Jennie reflek menatapnya.

"Maksud kamu apa Hon!" Sentak Jennie marah.

"Kita bicarakan nanti" setelah itu, Limario berjongkok menyamakan tingginya dengan Rosie.

"Rosie, Om akan menjadi Daddy kamu"

"Om serius!?" Kaget Rosie.

Limario mengangguk "Iya. Kamu bisa memanggil Daddy sama Mommy. Anggap saja Om sama Tante Jennie ini orang tua kamu. Dan Lalice, anggap saja dia seperti kembaran kamu"

"Yeayy akhirnya Lalice punya saudara!" Antuasis Lalice.

Limario mengelus kepala Lalice "Lalice bawa Rosie kekamar terus bantu Rosie ganti baju ya. Nanti Bibi Han akan membantu kalian"

"Okay Daddy" sahut Lalice "Rosie, ayo kekamar Lalice" bocah itu dengan antuasisnya menggandeng tangan Rosie untuk menuju kekamarnya.

"Kamu tidak bisa seperti itu dong!" Marah Jennie.

Limario menjelaskan semuanya kepada Jennie dan berharap agar istrinya itu ikut merasa kasian namun sepertinya dia salah. Jennie sama sekali tidak menunjukkan rasa kasiannya.

"Aku tidak suka sama bocah itu!" Balas Jennie.

"Kamu tidak kasian sama Rosie?" Tanya Limario.

"Tidak!" Sambar Jennie dengan cepat "Aku tidak suka sama orang asing" lanjutnya.

Limario mengusap wajahnya dengan kasar "Terserah kamu saja. Rosie akan tetap tinggal disini sebagai anak angkat kita!" Tegasnya bergegas kekamar sebelum mendengarkan omelan sang istri.

Jennie menggeram "Lihat saja Rosie. Gue akan bikin lo tidak betah tinggal disini!" Gumamnya.












  Tekan
    👇

Rumah ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt