-6-

723 142 33
                                    

Lalice meringis kecil ketika melihat Bibi Han mengobati punggung Rosie yang dipenuhi oleh luka cambukan.

"Bibi, jangan menangis. Rosie tidak apa apa" ujar Rosie kepada Bibi Han yang sudah meneteskan air matanya.

"Ini pasti sakit" lirih Bibi Han.

Rosie tersenyum "Rosie sudah terbiasa kok" sahutnya.

"Rosie dipukul sama siapa?" Tanya Lalice polos.

"Rosie dipukul sama Daddy. Daddy Rosie jahat" sahut Rosie.

"Sekarang Rosie akan tinggal disini. Jangan khawatir, Daddy nya Lalice baik loh" ujar Lalice.

"Bibi keluar dulu ya" pamit Bibi Han setelah selesai mengobati Rosie.

"Terima kasih Bi" ujar Rosie.

Bibi Han tersenyum sebelum berganjak pergi dari sana.

"Lice, apa Mommy itu Mommy Lalice?" Tanya Rosie penasaran.

Lalice mengangguk "Tapi Daddy bilang kalau Mommy hanya Mommy tiri Lalice. Lalice punya Mama kandung, namanya Mama Jisoo" jelasnya.

"Jadi Mommy tidak punya anak kandung selain Rosie" batin Rosie merasa lega.

"Apa nama Mommy itu Jenniefer Ruby?" Tanya Rosie untuk memastikan.

"Iya. Apa Rosie penggemar Mommy? Mommy itu seorang penyanyi solo loh. Mommy juga model. Sering banget muncul di tv"

Rosie tersenyum dan mengangguk "Eung! Rosie penggemar Mommy" dia memutuskan untuk tidak memberitahu identitas aslinya kepada Lalice karena dia ingin melihat reaksi sang Mommy duluan.

Tok tok tok

Ceklekk

"Kalian belum tidur?" Tanya Limario berjalan memasuki kamar.

"Belum Daddy" sahut Lalice.

Limario mengelus kepala Lalice "Besok pagi Mama bakalan kesini untuk menjemput Lalice. Lalice bisa keluar jalan jalan seharian sama Mama. Tapi ingat, jangan bikin Mama kerepotan ya"

"Horey!!" Pekik Lalice antuasis.

"Sekarang Lalice tidur. Rosie, kamu juga tidur ya" ujar Limario.

"Baiklah D-Daddy" kaku Rosie.

Kedua bocah itu membaringkan diri mereka diatas kasur lalu Limario lantas menyelimuti keduanya.

"Lalice sudah tidur?" Jennie berjalan menghampiri mereka.

"Mommy!" Sahut Lalice.

Jennie mengelus kepala Lalice "Selamat malam Sayang" dikecupnya dahi Lalice dengan lembut tanpa mempedulikan Rosie yang menatapnya dengan sendu.

"Ya sudah. Ayo keluar" Limario menggandeng Jennie keluar dari sana meninggalkan Lalice yang sudah tidur sementara Rosie hanya terdiam dengan perasaan yang sulit diartikan.

Rosie bahagia karena bisa bertemu Jennie namun ketika melihat reaksi Jennie, dia seakan sadar kalau Jennie tidak menyukai dirinya.

"Mommy pasti membenci Daddy jadi Mommy juga pasti membenci Rosie" batin Rosie menahan sesak dihatinya.

*

Pagi harinya setelah selesai sarapan, Jisoo datang kemansion untuk menjemput Lalice.

"Itu siapa?" Tanya Jisoo menatap Rosie yang berada diruang tamu bersama Lalice. 

"Namanya Rosie. Dia akan menjadi anak angkat aku sama Jennie" sahut Limario.

Dahi Jisoo mengernyit "Anak angkat? Memangnya kenapa? Apa istri kamu tidak bisa hamil?" Sarkasnya diakhir.

"Kata siapa hah!?" Sambar Jennie ketus.

Jisoo hanya menggedikkan bahunya dengan acuh lalu menatap Limario untuk meminta penjelasan.

"Aku ketemu Rosie yang lagi sendirian tadi malam. Dia kabur dari rumah gara gara sudah tidak tahan dipukul sama Daddynya" jelas Limario.

"Jadi maksud kamu Rosie itu anak yang mendapat kekerasan dari orang tuanya?"

"Iya makanya aku memutuskan untuk mengadopsi Rosie"

Jisoo mengangguk faham lalu beralih menatap Lalice yang menghampirinya diikuti oleh Rosie.

"Mama, ini Rosie, saudara baru Lalice" ujar Lalice menarik Rosie agar berdiri disampingnya.

Dengan malu malu Rosie menatap Jisoo "A-Annyeonghasaeyo Tante"

"Kamu imut sekali" puji Jisoo mencubit pipi gembul Rosie dengan gemes.

Namun sedetik kemudian Jisoo seakan menyadari sesuatu. Dia menatap Rosie dan Jennie secara bergantian "Kalian kelihatan persis sama" komentarnya.

"Jangan ngadi ngadi kamu!" Sambar Jennie dengan cepat.

"Ck, sensi amat" gerutu Jisoo.

"Mendingan kalian berangkat sekarang" timpal Limario sebelum istri dan mantan istrinya itu kembali berdebat.

"Rosie, Tante bawa Lalice keluar duluan ya" pamit Jisoo.

"Baiklah Tante" sahut Rosie menampilkan senyumannya.

"Bye bye Rosie" pamit Lalice sebelum berganjak pergi bersama sang Mama.

"Rosie, Daddy juga harus berangkat kerja nih. Kamu baik baik saja di rumah bersama Mommy ya" Limario ikut berpamitan.

"Baiklah Daddy" sahut Rosie dengan patuh.

"Aku mau keluar" ujar Jennie menatap sang suami.

"Bukannya hari ini kamu libur?" Bingung Limario.

Jennie memutar bola matanya dengan malas "Mendingan aku keluar jalan jalan daripada aku harus mengurus bocah ini"

"Jen, jaga omongan kamu ya" tegur Limario merasa tidak enak sama Rosie.

"Dia bukan anak aku jadi untuk apa aku menjaga dia!?" Balas Jennie sedikit marah.

Sudah pasti kata katanya itu membuat Rosie tersentak "Ternyata Mommy benaran sudah membuang aku" batinnya.

"Jenniefer!" Sentak Limario.

"Daddy" panggil Rosie memegang tangan Limario "Jangan marahin Mommy. Rosie yang salah" lanjutnya.

"Ck, drama" Jennie mendengus sebal lalu berganjak kekamarnya.

Sementara Limario, dia sudah mengusap wajahnya dengan kasar. Huft! Tingkah istrinya benar benar memancing emosinya "Mommy lagi banyak fikiran. Rosie jangan dengarin omongan Mommy tadi ya" ujarnya.

Seperti biasa, Rosie menampilkan senyuman palsunya "Eung! Rosie mengerti!"

"Good girl"












  Tekan
    👇

Rumah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang