SATU : A Untuk Aretta

18.7K 279 8
                                    

"Gila kamu, Aretta!"
Dari Aretta untuk Aretta

🔞🔞

Dari banyaknya manusia gangguan jiwa yang ada di RSJ. Aku bisa saja menjadi salah satu pasiennya ketika lama-lama langganan dipanggil sebagai Gadis Gila oleh orang terdekatku.

Siapa saja orang-orang tersebut?

Pertama, kedua orang tuaku. Katanya aku gila, karena dibuat tanpa hubungan yang sah alias anak haram, tapi mereka tetap mengizinkanku lahir hingga sekarang sudah berusia 17 tahun.

Memang, ya? Di awal mereka memaksa untuk bersama, tapi aktingnya tak seberapa saat aku berusia 16 belas tahun. Lagi pula, tak pernah sekali pun mereka menyayangiku, semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Hingga tepat setelah hari kelulusanku -di Sekolah Menengah Pertama, mereka berpisah dan menitipkanku ke tempat nenek.

Dan itu menjadi kali pertama aku bisa berteriak di padang sawah dengan kata-kata kasar, seperti : BABI!

Toh masalahnya, hubunganku dan Nenek juga tidak terlalu baik. Dia bukan seseorang yang menerima kelahiranku dengan lapang. Sehingga Nenek mengumumkan sesuatu kepada lima belas anaknya tentang : mana yang bersedia menampungku? Lalu salah satu anaknya yang bersedia adalah Tante Alana.

Tante Alana menjadi orang kedua yang sering menyebutku gila, tapi bukan karena benci, melainkan sebagai ungkapan kagum atas keunikan yang ada padaku. Mungkin? Ia menyatakan bahwa pesonaku begitu menawan, sepertinya hal tersebut dipengaruhi oleh hasratnya yang besar untuk memiliki anak, yang membuatku dianggap sebagai sosok kesayangan saat bersamanya.

Aku benar-benar merasa dicintai ketika bersama Tante Alana, hanya minusnya adalah, aku terlalu kurang ajar kepadanya secara sadar dan tak sadar. Hal ini belum bisa aku jelaskan sebab semua masih kujalani secara diam-diam.

Dan terakhir, ada satu orang lagi yang sering menyebutku gila. Mungkin ini jadi yang paling parah sebab kelakuanku memanglah segila itu. Namanya Om Laksmada, suami dari Tante Alana.

Aku ingat waktu pertama kali kami bertemu, dia memandangku dengan tatapan benci. Tapi tidak terlihat seperti benci-benci sekali karena bagiku wajahnya tampan.

Bahasa tidak sopannya, GANTENG BANGET YA ANJING!

Entah di mana Tante Alana bisa menemukan jenis manusia seperti Om Laksmada, tapi jujur aku senang melihatnya sejak kali pertama kami bertemu.

Dan ada hal yang tidak disuka Om Laksmada terhadapku setelah satu tahun kami hidup di satu atap yang sama adalah ....

"Ahhh!"

Aku berotak kotor.

Ada dua rangkuman kegiatan yang kuincar di waktu weekend. Pertama, berbaring; mengurung diri di kamar; main ponsel; makan, tidur; gulang-galing tak jelas; bersantai melupakan segala tugas sekolah.

Kedua, "Ahh Ahh Ahhhh!" Nonton orang ngentot.

"Ahhh ... eughh ...."

Di atas ranjang minimalis, di mana kamera sengaja mereka pasang di atas. Aku menyaksikan dua orang beradu dari layar ponselku, yang wanita mengangkang lebar, dan yang pria menindihnya sambil bergerak maju mundur.

"Ahhh shhhh ahhhh ahhh."

Gila, ini sih terdengarnya becek sekali.

Aku tiba-tiba menggigit bibir bawah, geli.

Rasanya mau juga, dimasukkan kontol.

"You want to try a safe game without losing the thrill of ...."

OM LAKSMADA Where stories live. Discover now