Lembaran Delapan: Nathanael dan Harapanku

66 17 1
                                    

Suara alarm dari ponsel sudah berbunyi lima menit yang lalu, tapi aku masih belum ingin beranjak dari kasur. Ku tatap langit-langit kamar berwarna putih polos itu.

Gue suka sama lo, Catharina

Suara berat khas remaja puber milik Nathan lagi-lagi berhasil membuat perasaanku tidak karuan. Kalimat itu seolah-olah berdengung ribuan kali di kepala, membuatku tidak bisa tidur barang satu menit pun. Iya, semalaman aku hanya berbaring diatas kasur, berkali-kali mengganti posisi, tapi tidak bisa tidur. Suara Nathan mengusik, ditambah senyuman manisnya yang mendadak dapat mempercepat detak jantungku. Aku menghela napas, semuanya terasa baru. Perasaan-perasaan aneh ini tercipta setelah Nathan muncul secara langsung dalam hidupku. Aku tidak terbiasa. Tapi aku menyukai sensasinya.

Ting!

Nada dering ponsel mengalihkan perhatianku. Ada pesan masuk. Dari mama.

Mama

Karin, apa kabar?
Maaf, mama belum bisa pulang
Karin sehat, kan?
Jangan lupa minum obat
Istirahat yang cukup, jangan terlalu cape yaa
Mama mungkin baru bisa pulang bulan depan
Jaga diri baik-baik, sayang

Aku menghela napas lagi, lebih panjang dan berat. Aku segera meletakkan kembali ponsel di atas nakas samping kasur. Tidak merasa perlu repot-repot membalas, nanti sajalah, lagipula mama pasti tidak akan menunggu balasanku. Mama lebih tertarik mengurusi bisnisnya yang entah ada di belahan bumi bagian mana, ketimbang menelponku. Padahal apa susahnya, aku tidak pernah keberatan mama menelpon bahkan jika tengah malam sekalipun.

Ting!

Nath ganteng punya Catharina

Jangan berangkat duluan yaa, cantik
Tunggu Nath ganteng jemput😘

Aku mengernyit bingung saat melihat nama kontak pengirim pesan tersebut. Sejak kapan aku menamai kontak selebay itu? Dan apa-apaan emotnya?! Aku menggeleng, segera mengetikkan beberapa balasan untuk Nathan.

Ting!

Belum sempat balasanku terkirim, Nathan sudah lebih dulu muncul dengan pesan baru.

Jangan marah dong
Nath emang ganteng kok
Punya siapa dulu dong? Punya Catharina lahh

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Nathan. Bagaimana bisa dia mengklaim dirinya milikku? Kami bahkan tidak pernah meresmikan hubungan. Aku tidak menyangka Nathan seagresif ini. Dalam waktu beberapa minggu dia sudah menyatakan perasaannya, sehari kemudian dia mendadak seperti pacar. Aku benar-benar dibuat bingung oleh sikapnya.

Aku kembali meletakkan ponsel di atas nakas, urung membalas pesan Nathan. Ku tatap lagi langit-langit kamar, sejenak ucapan Winter kemarin terngiang di kepalaku.

Winter menyukai Nathan. Aku tahu fakta itu, tapi dengan jahatnya aku malah juga menaruh hati pada seseorang yang disukai Winter.

Apakah aku jahat?

Apakah aku egois?

Aku menghembuskan napas berat. Betapa cepatnya moodku berubah. Dari berbunga-bunga memikirkan sikap Nathan kemarin, hingga hancur berkeping-keping mengingat Winter juga menyukai Nathan. Aku menenggelamkan diri di bawah selimut, berharap semua pikiran berisik itu hilang sesaat.

☘️

"Kan aku bilang gak usah dijemput. Kenapa sih ngeyelan banget?! Tuh kan kita jadi telat." Omelku sebal karena harus mendorong motor bersama Nathan.

How Can You Love Me || JaemrinaWhere stories live. Discover now