PART 6

1.3K 175 83
                                    

Bukannya bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat, Mew justru lari begitu saja menuju kamarnya.

Gulf yang masih berdiri di tepi westafel hanya terdiam menatap anak remaja itu sambil tersenyum, kembali ia menatap jam tangannya yang menunjukkan jika dirinya sudah terlambat menuju pertemuan.

Buru-buru Gulf mencuci tangannya yang masih terdapat sisa gelembung dan langsung pergi tanpa berpamitan pada si pemilik rumah.

Sedangkan Mew yang ada di kamar atas duduk di kursi meja belajar sambil menggigiti kuku jarinya.

"Sebenarnya apa yang sudah ku lakukan." Mew jelas panik karena ini pertama kali jiwa mudanya bergejolak, tapi kenapa harus di depan teman mamanya.

Padahal teman sekelasnya juga banyak yang cantik dan tampan bahkan mungkin masih perawan. Mew tidak mengelak jika Gulf begitu mempesona, dari bentuk badannya bahkan wajahnya yang begitu manis sekaligus cantik padahal dia seorang pria.

Mew menelan Saliva nya pelan membayangkan lagi bibir Gulf yang begitu lembut hingga tanpa sadar menyentuh bibirnya sambil tersenyum.

"Jangan tersenyum tolol, kau itu bukan gay." Makinya pada dirinya sendiri lalu fokus kembali pada buku yang ada di hadapannya.

Selama ini mew tidak pernah pacaran atau pun tertarik pada lawan jenis karena baginya masa depan untuk mengejar cita-cita nya itu lebih penting.

Sejujurnya Mew ingin masuk ke fakultas ke dokteran tahun depan, tapi masih ragu apakah orang tuanya akan memberi dukungan, kalau masalah nilai sudah jelas terpenuhi karena Mew selalu berada di urutan pertama di sekolahnya.

Mew masih melamun dan terbayang bibir Gulf, ia ingin menyentuhnya secara lebih karena Gulf selalu memiliki aroma yang begitu khas di tubuhnya.

Beberapa kali ia menampar pipinya karena baru kali ini Mew tidak fokus pada mata pelajaran yang ia pelajari dan justru terganggu dengan hal lain.

"Awas saja jika nilai pelajaran ku jelek." Gumamnya kembali fokus pada bukunya.

❤️~~~❤️~~~❤️

Gulf kini sedang duduk di ruang kerja sambil fokus pada laptopnya, namun manik matanya tiba-tiba teralihkan pada ponsel yang tergeletak di sampingnya.

"Aku menunggumu di bawah." Begitulah pesan itu tertulis di ponsel Gulf.

Buru-buru ia turun ke bawah sambil membawa tas dan juga map yang berisi semua pekerjaannya yang belum selesai.

Pria manis itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari mobil yang tak asing baginya.

"Phi ada apa? Tumben phi datang menjemput ku?." Ucap Gulf saat keluar dari gedung kantornya.

"Aku baru kembali dari luar negeri dan baru pulang hari ini, jadi sengaja datang menjemput mu." Jawab Kao.

Gulf tersenyum dan masuk kedalam mobil, tak lupa ia juga memasang sabuk pengaman miliknya saat duduk sambil menatap Kao penuh dengan senyum kegembiraan.

"Apa pekerjaan mu masih banyak?."

"Lumayan, tapi aku senang phi sudah pulang ke rumah."

"Jangan tersenyum terlalu manis, malam ini aku tidak bisa pulang ke rumah karena harus menemui ibu."

"Apa ibu sakit lagi?."

"Iya, makanya aku buru-buru pulang." Jawab Kao mengelus lembut kepala Gulf.

"Phi akan menemui ayah dulu kan di rumah?."

MY MOM FRIENDWhere stories live. Discover now