Part 5

8 4 0
                                    

Follow, vote dan komen
Dulu ya sebelum baca supaya gak lupa ❤️

Typo ! Tandai :)

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

_HAPPY READING _

*****

Kring..... Suara alarm berbunyi.

Dengan gesit aku pun bangun, tepat pukul 04. 25 bertepatan dengan masuknya waktu adzan subuh.

Dengan mata yang sedikit berat, aku pun berjalan kearah kamar mandi. 1 jam sudah aku bersiap-siap, lalu aku pun pergi kebawah untuk sarapan.

Disana ternyata ada ayah, tapi kemana Bunda ? Huftt agaknya bunda masih dikamar. Dengan, langkah yang riyang aku pun berjalan mendekati ayah.

Tapi entah mengapa ketika aku datang ayah malah pergi. Oh tuhan aku baru ingat tentang kejadian semalam, apakah bunda cerita kepada ayah sehingga ayah bersikap dingin kepadaku, tuhan lagi dan lagi aku sudah membuat orang yang paling aku sayangi marah.

Dengan perasaan berat dihati aku pun memberanikan diri untuk memanggilnya. "Ayah !" Seruku

"Ayah makannya kenapa gak di habisin." Tanya ku kepadanya.

"Ayah sudah kenyang." Ujarnya dingin, tidak benar saja dugaan ku ayah seperti nya tahu dan ayah kini sedang marah kepadaku.

"Ayah kenapa pagi ini cuek banget sama Hilya ? Hilya punya salah apa ? Atau ayah marah gara-gara kejadian semalam ? Ayah kecewa ya sama Hilya ? Apakah ayah bakal benci sama Hilya ? Hilya minta maa_____" belom sempat aku selesai melontarkan banyak pertanyaan ku, tapi ayah sudah dulu memotong nya.

"Ya, ayah benci sama kamu, ayah kecewa, ayah merasa gagal dalam mendidik kamu, kamu tahu betapa khawatirnya bunda kamu waktu semalam sampai-sampai ia tak bisa tidur, itu semua karena kamu." Jelas ayah seraya pergi.

Jika boleh aku memberi tahu ayah, semalam suntuk pun aku tak bisa tidur, aku amat merasa bersalah, aku tahu aku salah yah tapi tidak kah bisa ayah mengerti sedikit perasaan aku.

Kini tanpa ku tahan lagi sebutir air mata lolos dengan sendirinya, perkataan ayah sungguh menusuk, membuat ku berpikir apakah aku anak yang hanya mampu membuat kalian terbebani.

Huft__ yasudah lah, semakin aku menangis semakin membuat aku merasa sedih. Kini dengan langkah yang berat aku niat kan untuk berangkat sekolah, tapi sebelum itu tangan ku tertahan "Non kalau tidak mau sarapan, nih bawa ajah nanti bisa non makan disekolahan ya." Katanya yang ketika itu pula memberikan bekal sarapan untuk ku.

Aku pun tersenyum, aku patut bersyukur karena masih ada bi Marni yang selalu ada untuk ku.

Kini aku pun berjalan kearah bagasi entah dorongan dari mana lagi aku ingin sekali berangkat sekolah dengan menggunakan motor kak Angga.

"Pak agung hari ini Hilya berangkat sekolah pake motor ya." Tanpa mendapat persetujuan dari nya aku pun segera melenggang pergi.

"Non Hilya tunggu _____"

Samar-samar aku mendengar pak agung meneriaki namaku.

Azka's ( He Is My Brother's Best Friend )Where stories live. Discover now