Part 16

7 3 0
                                    


Follow, vote dan komen
Dulu ya sebelum baca supaya gak lupa ❤️

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

_HAPPY READING _

*****

"Hil maafin gue ya." Ucapnya sebelum menutup mata nya.

***

Seorang pria bertubuh jangkung itu mulai tersadar dari alam mimpinya karena sebuah alarm yang tak henti-hentinya terus berbunyi, asal suara itu terdengar dari benda pipih yang sudah menjadi dunia nya.

Suasana pagi yang sangat begitu sepi, hawa yang dingin serta cuaca yang begitu muram. Tak satu pun terdengar suara kicauan burung ataupun kokok ayam jantan sebagai tanda hari sudah pagi.

Cuaca yang seperti ini membuat siapa pun enggan untuk membuka matanya, seperti halnya seorang pria yang kini malah kembali tertidur, tapi niatnya terhenti karena sebuah notifikasi pesan yang ia dapat.

Terbangun dan segera meraih benda pipih itu, lalu ia membuka aplikasi chat _ WhatsApp _ disana ia melihat banyak sekali chat pesan masuk.

Dari banyaknya chat yang ia terima, terlebih dahulu ia segera membuka chat dari kontak yang bernamakan 'Bi Marni'.

Ya dia Marni asisten rumah tangga keluarga Hilya, malam tadi sebelum ia kembali pulang ke rumah terlebih dahulu dirinya meminta nomor ART tersebut, agar bisa lebih leluasa menanyakan kondisi Hilya.

Dan tepatnya pagi ini ia telah mendapatkan pesan terbaru mengenai Hilya sendiri, tapi entah mengapa setelah membuka pesan itu ia malah kembali murung.

Kini ia pun berniat Pergi kekamar mandi untuk menjalankan ritual pembersihan diri.

Tak begitu lama akhirnya ia pun selesai, " huftttt dingin...." Gumamnya setelah keluar dari kamar mandi.

"Pantes aja dingin banget, diluar hujan." Monolog nya.

Yups pagi ini memang sangat berbeda dari pagi-pagi biasanya, entah kenapa pagi ini hujan turun dan dari pukul berapa langit menurunkan hujan.

"Pantes banget tidur gue lelap."

Melihat awan mendung itu seperti mewakili perasaan pria bertubuh kekar yang kini tengah menghadap sang khalik itu.

Lama tak pernah mengadu, di pagi yang penuh keberkahan ini pria itu kembali memanjatkan doanya, tak henti-henti ia selalu menyebut nama seorang gadis dalam setiap untaian doanya, menangis sendu, air mata yang tak ada habisnya itu selalu saja jatuh, sampai ia mengakhiri permohonan doa nya itu.

Waktu masih menunjukkan pukul 05.15 tapi pria itu sudah rapih dengan seragam sekolah nya, merasa sudah siap dengan penampilan nya ia pun berniat untuk segera turun kelantai dasar dan niat pergi ke kediaman keluarga Kusuma.

Pagi yang mendung dengan deras hujan yang sangat lebat tak memungkinkan untuk nya mengendarai motor, ia pun meraih kunci mobilnya dan tak lupa handphone sebagai alat komunikasi nya.

Lantai dasar, tak nampak tanda-tanda ada nya satu pun manusia. Ia pikir semua nya masih terlelap tidur dan enggan untuk bangun karena cuaca yang memungkinkan untuk mager_malas gerak.

Azka's ( He Is My Brother's Best Friend )Where stories live. Discover now