Part 6

10 3 2
                                    

Follow, vote dan komen
Dulu ya sebelum baca supaya gak lupa ❤️

Typo ! Tandai ya:)

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

_HAPPY READING _

*****

Setelah wajah dan rambut ku kering aku pun kembali untuk menemui Moza yang pasti nya sudah sangat lama menunggu ku.

Oh Tuhan, untung saja hari ini aku dan para siswa lain nya mendapatkan jamkos dikarenakan semua dewan guru yang sedang melaksanakan rapat sekaligus pertemuan dadakan dengan kepala dinas pendidikan, jadi kami semua bisa santai.

Tapi walaupun mendapat jamkos, tetap saja para siswa diwajibkan untuk stand by didalam kelas.

Mengingat perkataan Bu Teti tadi aku segera bergegas untuk menemui Moza dikantin dalam.

Kini ku cepat kan langkahku agar aku bisa cepat menemui Moza, sekitar 1 menit akhirnya aku pun sampai di area kantin.

Aku melihat Moza yang sedang asyik mengaduk-aduk makannya, kini langkahku berhenti tepat di belakang Moza.

Sampai sekarang Moza pun masih tak menyadari keberadaan ku, tapi feeling ku mengatakan bahwa kini aku sedang mendapatkan tatapan mata dari seseorang.

Sudahlah aku pun lebih tak mengindahkannya, buru-buru aku akan mengagetkan Moza tapi gerakan ku lebih dulu diketahui Moza.

"Aku udah tau Hil, udah deh gak usah pake mau ngagetin aku segala." Entah mengapa dari nada bicaranya, terdengar seperti orang yang kesal.

Yups bagaimana tak kesal aku sudah meninggalkan nya kurang lebih setengah jam, "Hehehe, maaf ya za lagian perut aku mules banget." Bullshit, kata yang tepat untuk tindakan ku sekarang.

Aku lebih memilih untuk merahasiakan kejadian tadi, aku yang tiba-tiba saja di labrak oleh tiga ratu bully itu.

Tanpa dosa aku hanya tersenyum-senyum, tanpa peduli mimik wajah Moza yang amat kesal.

"Eh-eh coba Lo pada lihat deh kearah sana." Tunjuk Huda.

Seraya mereka pun mengikuti arah yang Huda tunjuk, Ah tidak kini mereka benar-benar melihat kearah aku dan Moza.

"Ka lihat noh cewek yang lagi duduk sama si Moza, nah itu tuh anak baru yang sempat gue ceritain ke Lo." Ucapannya sukses membuat dia menatapku dengan tajam.

"Tuh cewek pernah nabrak gue." Tuhan apakah dia benar-benar sedang memperhatikan, lihat sajalah tatapan matanya sempat beberapa detik manik kita bertemu tapi lebih cepat ku putuskan.

"Bukan nabrak ka, tapi nyenggol doang lagian kan gue udah bilang tuh anak kagak sengaja, gimana si." Mawar pun membenarkan perkataan Azka, bisa saja perkataan Azka tadi mampu membuat masalah baru.

" Cek tau ah kepala gue pusing nih." Bertepatan dengan Azka yang ingin pergi, lebih dulu aku mengajak Moza untuk pergi dari sini.

" Za yuk ke kelas." Kata ku yang membawa tubuh Moza pergi dengan pasrah dari kantin ini.

"Eh, Da emang tuh anak baru kenapa ? Kaya nya Lo kepo banget deh sama tuh cewek, wah atau jangan-jangan Lo suka ya." Mawar pun mulai kepo dan mulai mengatakan hal yang aneh-aneh, apalagi kini ia mensuudzonkan bahwa katanya Huda menyukai ku.

Azka's ( He Is My Brother's Best Friend )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang