Part 9

8 3 2
                                    


Follow, vote dan komen
Dulu ya sebelum baca supaya gak lupa ❤️

Typo ! Tandai ya:)

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

_HAPPY READING _

*****


Berjalan beriringan dengan mulut yang saling melontarkan percakapan, sepanjang keduanya berjalan di koridor sekolah untuk kembali menuju kelas.

Dua-dua nya saling bersikukuh satu sama lain, Hilya yang terus menghindar setiap pertanyaan yang Moza lontarkan dan Moza yang terus mendesak Hilya agar bisa menjelaskan.

Melihat Moza yang amat protektif seperti ini membuat Hilya senang, sengaja ia tak menjawab pertanyaan Moza, semakin dia menyanggah semakin amat protektif sikap yang Moza tunjukkan.

"Hil, ayo ihhh jelasin ke aku maksud kak Azka tadi tuh apa ?" Desaknya terus menerus, hingga kini keduanya sampai di dalam kelas.

"Ihhh Hilya ayo dong." Rengek Moza, bak anak kucing yang meminta diberikan susu oleh ibunya.

"Bukan apa-apa kok Za." Ujarnya, mendengar perkataan Hilya yang terdengar seperti sedang menutupi sesuatu pun membuat nya pasrah.

Beberapa Minggu berteman dekat dengan Hilya membuat Moza bisa lebih mudah mengenal sifatnya.

Keras kepala.

Ya, sikap keras kepala itu lah salah satu sifat menyebalkan Hilya.

Hingga kini Moza pun pasrah, lagian ia faham dan tak mau membuat Hilya ilfil terhadap dirinya.

"Oke, tapi kamu janji ya kalo ada apa-apa langsung kasih tau aku." Ucapannya yang Hilya patuhi.

Hilya termasuk salah satu anak yang penurut.

Tepat kini jam pelajaran terakhir sudah berakhir, Hilya dan Moza bersamaan untuk membereskan alat tulisnya.

Mata pelajaran terakhir tadi sungguh membuat kepala Hilya pening sebab tadi adalah pelajaran matematika, sungguh sangat menyebalkan.

Dan tak lupa juga ia harus kembali belajar di rumah, sebab buk Beti selaku guru mata pelajaran tersebut tak absen untuk memberikan pekerjaan rumah,PR.

"Za kita kerjain PR nya bareng yuk." Tawar nya dengan suara parau.

"Boleh." Moza pun langsung menyetujui tawaran yang Hilya berikan.

Dengan senang hati.

"Tapi dirumah aku ya." Imbuhnya, seraya diangguki oleh Moza.

"Yuk." Ajak Moza yang sudah beres dengan barang-barangnya, lalu diikuti Hilya.

Ketika keduanya sampai didepan pintu ada tiga jurig putih yang tiba-tiba mengagetkan nya.

"Woy...." Sentak Tesa.

"Astagfirullah..." Kaget Moza, Hilya sama sekali tak berekspresi sebab ia sudah tahu pasti tiga cewek kutu kupret itu akan menggangu mereka seperti biasanya.

Apalagi ketika guru mata pelajaran memberikan kepada semua siswa pekerjaan rumah.

Pasti ketiga nya akan meminta Hilya dan Moza mengerjakan tugas miliknya.

Begitu pun untuk sekarang, sudah sangat ketara sekali dari gelagat mereka, mengganggu lalu menyerahkan buku tugasnya.

"Gue denger ada gosip baru nih." Kata salsa

"Iya sal emang beritanya lagi hot banget, buming loh satu sekolah." Imbuh Tesa.

"Upsss guys orang nya ada disini." Kata Nazma, seketika ketiga manusia tak punya hati itu pun tertawa bersamaan.

Azka's ( He Is My Brother's Best Friend )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang